Sekolah yang Baik adalah Yang Kuat Ruhiyah-nya

   Banyak orang yang mempermasalahkan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Indonesia. Namun bagi penulis buku-buku parenting, Mohammad Fauzil Adhim, yang bermasalah bukanlah UN-nya. Malahan, UN bisa membuka mata bahwa pendidikan di negeri ini sedang “sakit keras”. Salah satu contoh nya adalah banyak siswa yang nyontek, tidak jujur dalam mengerjakan ujian.

     Pernyataan pemerhati masalah psikologi ini disampaikan saat mengisi “Seminar Parenting” yang diadakan oleh Komite Sekolah SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya di Aula Serbaguna Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya pada Jum’at (22/4).

        Menurutnya, kegiatan menyontek bukan sekedar pelanggaran, namun sudah bentuk kejahatan. Oleh karena itu, pelakunya harus ditindak tegas. Kalau perlu, pihak sekolah harus berani mengeluarkannya dari sekolah.

        “Sekolah harus berani tegas terhadap siswa yang nyontek. Dikeluarkan dari sekolah, misalnya. Karena nyontek sama dengan menipu. Ini biang kejahatan di masa-masa berikutnya,” kata salah satu kolumnis di Majalah Hidayatullah ini.
     Selain itu menurutnya, siswa yang suka mencontek menunjukkan bahwa dia memiliki integritas yang jelek. Padahal dengan adanya siswa yang memiliki integritas jelek menunjukkan pendidikan belum dikatakan berhasil.

     Dia melanjutkan, ada tiga komponen pendidikan bisa dikatakan berhasil, yaitu memiliki integritas yang baik, motivasi yang tinggi, dan kompetensi yang unggul.

      Seorang siswa dikatakan memiliki integritas yang baik, ketika dia berbuat jujur dalam segala perilakunya. Oleh karena itu, seorang guru haruslah berupaya sekuat tenaga menjadikan siswa jujur.Sedangkan untuk menjadikan siswa memiliki motivasi yang tinggi, seorang guru haruslah pandai memotivasi dan menggembleng mentalnya. Selain itu harus dipastikan, bahwa sang guru senang dengan aktivitas mengajar.

        Sementara itu untuk masalah kompetensi, Fauzil menjelaskan, kompetensi yang harus dimiliki siswa tidak hanya kompetensi akademik, melainkan juga kompetensi hidup (life competence). Kompetensi hidup pun masih dibagi dua, yaitu kompetensi diri (self competence) dan kompetensi sosial (social competence).

        “Seseorang tanpa memiliki kompetensi hidup tidak akan bisa survive dalam hidup ini, sekalipun dia memiliki kompetensi akademik yang bagus sewaktu duduk di bangku sekolah.”

       Dalam seminar yang sebagian besar dihadiri oleh orantua wali siswa juga diberikan trik jitu mencari sekolah yang pas untuk para buah hati. Menurutnya, sekolah yang baik bukanlah dinilai karena negeri atau swastanya, melainkan dinilai seberapa kuat ruhiyah (spritual) yang dimiliki oleh sekolah tersebut.*/Luqman Hakim

Foto: kegiatan siswa saat ujian
Rep: Administrator
Red: Cholis Akbar

Dimuat di hidayatullah.com pada 23 April 2011

0 Response to "Sekolah yang Baik adalah Yang Kuat Ruhiyah-nya"

Posting Komentar

Jangan lupa komen di sini ya :-)