Oleh: Luqman Hakim
Program Televisi yang mengungkap kehidupan selebritis, infotainment, meresahkan (sebagian) masyarakat. Acara itu dinilai telah “menjajah” pikiran penonton dengan berbagai hal yang tidak semestinya. Misal, mengungkap pertengkaran, peceraian, serta berbagai sisi kehidupan hedonistik selebritis.
Program Televisi yang mengungkap kehidupan selebritis, infotainment, meresahkan (sebagian) masyarakat. Acara itu dinilai telah “menjajah” pikiran penonton dengan berbagai hal yang tidak semestinya. Misal, mengungkap pertengkaran, peceraian, serta berbagai sisi kehidupan hedonistik selebritis.
Tapi, di sisi lain, infotainment telah menjadi acara favorit bagi sebagian (besar) masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga. Dengan realita seperti itu, wajar jika produser televisi berlomba-lomba mengeruk berita seputar selebritis. Dalam “perlombaan” tersebut, para produser tidak lagi memerhatikan dampak dari apa yang mereka tayangka, positif atau negatifkah?
Bagi banyak produser, layak-tidaknya sebuah produksi bukan terletak pada nilai, tapi lebih pada pencapaian rating. Padahal, untuk menciptakan masyarakat yang beradab, seyogyanya, nilai/normalah yang seharusnya menjadi tolak ukur utama.