Khutbah Hari Raya

Khutbah Hari Raya

Pada suatu hari, Abu Sa'id Al-Khudri keluar bersama gubernur Madinah, Marwan bin Hikam untuk melaksanakan shalat 'ied. Marwan ingin menaiki mimbar dan melaksanakn khutbah 'ied sebelum shalat. Abu Sa'id Al-Khudri menarik bajunya hendak melarang, namun Marwan melepaskan tarikan baju dari sa'id dan naik ke mimbar, lalu berkhutbah sebelum shalat.

Sedekah Wanita

Sedekah Wanita
Pada salah satu hari raya, Nabi Saw Shalat 'ied bersama para sahabat. Beliau memulai shalat sebeum khutbah dilakukan, dengan tanpa didahului adzan dan iqamah.

Tatkala selesai shalat 'ied, nabi Saw berdiri untuk berkhutbah. Beliau memerintahkan para jamaah yang hadir agar bertakwa kepada Allah, taat kepada perintah-Nya, memberi tausiah kepada orang lain, serta mengingatkan mereka jika berbua salah.

Setelah menyelesaikan khutbahnya, Rasulullah Saw pergi ke sebuah tempat yang di sana banyak wanita berkumpul. beliapun memberi tausiah mereka dengan bersabda, "Perbanyaklah kalian bersedekah, sesungguhnya kalian adalah penghuni neraka terbanyak"

Makan Sebelum Shalat

Makan Sebelum Shalat
Pada malam idul fitri, seorang laki-laki bernama Abu Khaldah mengunjungi serang Ulama', yaitu Abu 'Aliyah. Tatkala Abu Khaldah mengetuk pintu, Abu 'Aliyah membuka pintu dan menyambutnya. Mereka berdua pun duduk dan ngobrol. Pada waku itu, Abu 'Aliyah meminta Abu Khaldah agar melewati rumahnya tatkala hendak pergi melaksanakan shalat 'ied pada keesokan paginya.

Keesokan paginya, Abu Khaldah melewati rumah Abu 'Aliyah, sedang dia hendak menuju tempat shalat 'ied.

Tatkala Abu 'Aliyah keluar, ia bertanya kepada Abu Khaldah, "Apakah kamu sudah makan?". "Iya, sudah" , jawabnya. 

Panggilan Orang Beriman [Takbir]

Panggilan  Orang Beriman [Takbir]
Hafshah binti Sirin melarang anak gadisnya keluar pada hari raya. Pada suatu hari, ada seorang wanita yang tinggal di kampungnya dan hidup di antara kabilahnya. Hafshah kemudian menemuinya dan mengabarkan perihal kaumnya yang melarang gadis keluar pada hari  raya.

Tatkala wanita tersebut mendengar hal itu, ia memberitahu Hafshah bahwa saudara perempuannya telah bertanya kepada Rasul, "Wahai Rasulullah, apakah tidak apa-apa salah seorang dari kami keluar rumah tanpa memakai jilbab?"

Rasulullah menjawab, "Hendaklah perempuan itu memakai jilbabnya, lalu saksikanlah hal-hal yang baik dan mendengarkan panggilan orang beriman [takbir]".

Baju Baru

Baju Baru
Pada suatu hari, Umar bin Khattab pergi ke pasar. Tatkala ia melihat barang-barang dagangannya, ia terpukau dengan jubah yang terbuat dari kain sutera yang tebal. Umar pun membelinya.

Kemudian Umar membawa jubah tersebut ke hadapan nabi Saw untuk dihadiahkan kepada beliau. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, berhiaslah dengan jubah ini pada hari raya".

Akan tetapi, nabi Saw menolak untuk mengambilnya, dan berkata kepada Umar, "Sesungguhnya jubah ini adalah pakaian orang yang tidak memiliki akhlaq".

Hiburan yang Diperbolehkan

Hiburan yang Diperbolehkan

Di salah satu hari raya, di sisi Aisyah RA terdapat 2 pemudi menyanyikan syair-syair yang digunakan dalam perang bu'ats, yaitu salah satu perang yang terjadi di zaman jahiliah. Lalu Rasulullah Saw masuk menemuinya dan duduk di atas kasur. Beliau tidak melihat kepada 2 pemudi tersebut.

Dan pada suatu hari, Abu Bakar Ash-shiddiq RA masuk menemui Aisyah dan mendapatinya mendengarkan nyanyian 2 pemudi tersebut. Abu Bakar pun berkata kepada Aisyah dengan nada yang keras dan mengingkari apa yang dilakukan Aisyah, "Seruling setan ada di sisi Rasul"?

Rasul pun berdiri menenangkan Abu Bakar seraya bersabda kepadanya, "Biarkanlah mereka".

Hari Nairuz

Hari Nairuz
Tatkala nabi Saw hijrah ke Madinah, beliau mendapati penduduk di sana merayakan 2 hari raya. Mereka bermain-main dan bersukaria pada hari tersebut. Kemudian ada yang menjelaskan kepada beliau bahwasanya kedua hari itu adalah hari Nairuz dan hari Muhirjan. Nabi pun bertanya lebih mendalam tentang 2 hari tersebut. Lalu mereka menjawab, " Kami bermain pada 2 hari tersebut ketika masih jahiliah".

Rasulullah Saw kemudian bersabda, "Sungguh Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik, yaitu hari Idul Adha dan Idul Fitri [HR. Abu Daud dan Nasa'i]

Karakteristik Pengajar Ala Rasul

Karakteristik Pengajar Ala Rasul
Rasulullah Saw adalah seorang guru terbaik di dunia yang selalu mengajar ummatnya dengan berbagai macam pelajaran.  Dengan sifat-sifat mulia, beliau mampu mengajarkan dengan sangat baik, sehingga bisa menjadikan murid-murid beliau menjadi manusia terbaik sepanjang sejarah. Kita selaku ummat beliau hendaknya memiliki sifat-sifat tertentu yang dimiliki dan diajarkan oleh beliau. Lantas, apa saja sifat-sifat beliau yang seyogyanya diamalkan oleh pengajar?

1. Ikhlas

Dengan memiliki keikhlasan dalam mengajar, seorang pengajar akan mampu menembus hati sanubari murid sehingga akan mudah menyerap ilmu yang disampaikan. Pengajar yang mengajar dengan ikhlas, berbeda rasanya dengan pengajar yang hanya  mengajar karena tuntutan kerja ataupun karena sebab lainnya. Sang murid akan tenang dan nyaman karena merasakan bahwa sang guru betul-betul ingin menstransfer ilmunya.

Adab Hari Raya dan Hari Bahagia

 Adab Hari Raya dan Hari Bahagia

Bismillahirrahmaanirrahim

Hari Raya adalah hadiah dari Allah SWT untuk hamba-hamba-Nya yang taat. Ia juga hari bergembira bagi mereka. Ia dirayakan 2 kali dalam setahun, setelah sebelumnya kaum muslimin melaksanakan ibadah berupa puasa di bulan Ramadhan dan Haji di Baitul Haram dalam rangka mengharap ridha Allah SWT. 

Seorang muslim yang taat akan merasa gembira pada 2 hari ini, karena ia merasa bahwa Allah SWT telah memberinya hadiah/balasan atas ketaatan yang dilakukan.

Pada hari raya, orang-orang saling bersilaturrahim, saling mencintai, saling bersalam-salaman, saling memperbarui hubungan yang baik di antara mereka, dan saling menguatkan ikatan di antara mereka.

Shalat Abu Mu'allaq

Shalat Abu Mu'allaq
Salah satu sahabat Rasul yang bernama Abu Mu'allaq melakukan perjalanan dengan membawa harta dagangan. Tiba-tiba ada perampok yang hendak membunuh dan hendak mengambil hartanya.

Abu Mu'allaq kemudian berkata, "Izinkan saya untuk shalat". 

Perampok itu menjawab, "Shalatlah sesuka hatimu".

Abu Mu'allaq pun mengambil wudhu' dan shalat. Ia berdoa, "Wahai Zat yang dicintai, wahai pemilik 'Arsy yang agung, wahai Zat yang berbuat atas kehendak-Nya, saya memohon kepada-Mu dengan kemulian-Mu yang tidak...dan kerajaan-Mu yang tidak lalim, dan dengan cahaya-Mu yang memenuhi kemuliaan Arsy-Mu, agar Engkau menghentikan kejahatan perampok ini. Wahai Zat yang Maha Penolong, Tolonglah saya."

Ia mengulangi doa ini hingga 3 kali.

Harta Benda Arsy

Harta Benda Arsy
Malaikat Jibril turun menemui nabi Saw dengan sebaik-baik bentuk dan tidak pernah seperti itu sebelumnya. ia datang dengan tersenyum dan membawa kabar gembira.

Ia berkata, "Semoga keselamatan tercurahkan untukmu wahai Muhammad". Rasul menjawab, "Semoga keselamatan juga tercurahkan untukmu wahai Jibril".

Jibril berkata, "Sesungguhnya Allah mengutusku untuk  menemuimu dengan membawa hidayah. Dengan hidayah itu, Allah hendak memuliakanmu dengan harta benda arsy".

Rasul Saw bertanya, " Hidayah seperti apa yang kamu maksud wahai Jibril?"

Ketika Orientalis Jujur Menilai Nabi

Ketika Orientalis Jujur Menilai Nabi
Mungkin kita pernah mendengar orientalis (sarjana Barat yang mendalami dunia Timur) menyatakan  bahwa  banyak orang-orang muslim yang kurang objektif ketika berkarya. Namun kalau melihat di lapangan, justru banyak sekali dari orientalis yang memiliki subjektifitas tinggi, terutama ketika menilai nabi Muhammad Saw. Dalam tulisan saya terdahulu yang berjudul "Nabi Muhammad di mata Orientalis", telah saya paparkan pandangan-pandangan sinis dan penuh kebencian kaum orientalis terhadap nabi. 

Nama-nama yang saya sebutkan di antaranya adalah, John of Damascus, Pastor Bede, Martin Luther, Voltaire, Snouck Hurgronje, dan Klimovich. Sebenarnya masih banyak lagi orientalis yang menghina nabi. Mereka yang belum saya sebut dalam tulisan tersebut di antaranya adalah Josep Schat, Ignaz Goldziher, Wensick, Washington Irving, Hamilton Gibb, D' Herbelot, dan Dante Alighieri.

Kalau menyimak pemaparan mereka, maka akan tersingkap dengan jelas  sikap tidak objektif dan ketidak ilmiahan karya-karya mereka. Apalagi, tidak sedikit pula orientalis yang benar-benar bersikap objektif memiliki penilaian sangat bertentangan dengan para orientalis yang disebut di atas.  

Hak Pembantu

Hak Pembantu
Ada 3 orang laki-laki yang berada dalam perjalanan. Ketika langit sudah gelap, mereka masuk ke dalam gua untuk istirahat di sana. Tiba-tiba batu besar yang ada di atas gunung jatuh dan berhenti tepat di pintu gua. Mereka pun tidak bisa keluar dari gua itu. Maka mereka berdoa kepada Allah dengan perantaraan amal sholeh mereka.

Orang pertama dan orang kedua berdoa. Berkat doa mereka berdua, tergeserlah batu itu hingga langit terlihat. Akan tetapi, mereka belum bisa keluar.