Adab Mencari Ilmu

Adab Mencari Ilmu
Ilmu adalah keutamaan dari Allah. Allah akan memberi ilmu kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dalam mencari ilmu, terdapat adab-adab yang Rasulullah Saw sangat menginginkan kita mengetahuinya, sehingga kita bisa mengambil manfaat dari ilmu yang kita pelajari, serta agar ilmu tersebut bermanfaat bagi masyarakat kita.

Hendaknya para pencari ilmu memahami dengan baik ilmu yang dipelajari, menghormati pengajarnya, dan berusaha keras agar menjadi qudwah (teladan) atas apa-apa yang telah dia ketahui.

Selain itu, hendaknya para pencari ilmu juga berusaha menjadikan ilmu yang Allah telah karuniakan dan titipkan  kepadanya bermanfaat bagi orang lain.

Di bawah ini adalah cerita-cerita yang menjelaskan sebagian adab-adab yang wajib dilakukaan oleh penuntut ilmu. Sehingga, Allah akan memberkan berkah atas ilmu yang telah ia punya. Selain itu, agar ia bisa memperoleh kebaikan di dunia maupn di akhirat.






NB: Terjemahan dari Kitab Silsilatul Adab, Bab Qashashu adaabi Thalabil 'Ilmi, pada bagian pendahuluan (tamhiidun)


Panceng, Gresik, 30 Desember 2012 


Hiasan pada Pesta Pernikahan

Hiasan pada Pesta Pernikahan
Pada hari pesta pernikahan Aisyah RA dengan rasulullah Saw, ia bermain-main dengan shabat-sahabatnya. Ibunya, Ummu Ruuman, kemudian memanggilnya. Aisyah pun bersegera  pergi menemui ibunya.Ibunya mem biarkannya berdiri di depan pintu sampai ia merasa tenang. Setelah tenang, Aisyah dibolehkan masuk ke dalam rumah.

Saat itu, perempuan-perempuan dari kaum Anshar menemuinya dan menyambutnya. Mereka berkata kepada Aisyah, "Semoga kamu berada dalam kebaikan dan keberkahan. Dan semoga berada dalam sebaik-baik keberkahan"

Nyanyian Kaum Anshar

Nyanyian Kaum Anshar
Pada suatu hari,  Aisyah RA kembali dari pesta pernikahan seorang perempuan dengan laki-laki Anshar. Nabi bertanya kepadanya, "Apa yang telah kalian ucapkan wahai Aisyah?"
Aisyah menjawab,  "Kami mendoakan keselamatan dan keberkahan, lalu kami pulang" (HR. Abu Syaikh)

Nabi Saw kemudian mengabarkan kepada Aisyah bahwa kaum Anshar adalah  kaum yang memiliki permainan yang menakjubkan. Beliau bertanya, "Apakah tidak diutus bersamanya seorang hamba sahaya yang memukul rebana dan bernyanyi?

Pertemuan Pertama

Pertemuan Pertama
Abu Sa'id RA adalah hamba sahaya dari Abu Usaid RA.

Pada suatu hari, Abu Sa'id menikah. Turut hadir pada acara tersebut ibnu Mas'ud, Abu Dzar, Hudzaifah, dan para sahabat lainnya selain mereka, untuk menyenangkannya dan turut serta dalam kebahagiaan.

Di tengah-tengah acara, waktu shalat tiba. Para sahabat pun meminta Abu Sa'id yang merupakan hamba sahaya jadi imam shalat. Ia pun shalat bersama mereka.

Hadiah Pesta Pernikahan

Hadiah Pesta Pernikahan
Ketika nabi Saw menikahi Zainab binti Jahsyin RA, Ummu Sulaim  mengatakan kepada Anas bin Malik bahwa dia ingin mengirim hadiah kepada Rasul Saw.

Anas berkata, "Lakukanlah".   Maka Ummu Sulaim pun menyiapkan kurma, mentega, dan susu. Beliau juga membuat makanan untuk Rasul. Setelah itu, ia meminta tolong Anas bin Malik agar membawanya ke hadapan nabi.

1/4 Dinar

1/4 Dinar
Ketika Abdurrahman bin Auf hijrah ke Madinah, saudaranya dari kaum Anshar memberikan tawaran-tawaran yang banyak. Akan tetapi, dia menolak untuk menerima itu semua. Dia lebih memilih pergi ke pasar dan bekerja di sana mencari penghasilan.

Pada suatu hari, nabi Saw menemuinya. Beliau melihat pada diri Abdurrahman terdapat bekas warna kuning (bekas warna kunyit atau selainnya). Pada waktu itu, nabi belum mengetahui bahwa Abdurrahman bin 'Auf telah menikah. Beliau bertanya, "Apa ini?"

Waktu Menyembelih Hewan Kurban

Waktu Menyembelih Hewan Kurban
Pada Hari Raya Idul Adha, Nabi Saw melaksanakan shalat 'ied, kemudian berkhutbah setelah shalat usai. Beliau pun menjelaskan bahwa menyembelih hewan kurban dilaksanakan setelah shalat. Barangsiapa yang melakukan seperti itu, dia telah mengikuti sunnah. Dan barangsiapa yang menyembelih hewan kurban sebelum shalat 'ied, maka dia tidak memperoleh pahala kurban.

2 Hari Raya dalam 1 hari

2 Hari Raya dalam 1 hari
Abdullah bin Zubair RA adalah gubernur Makkah Al-Mukarramah. Saat hari raya yang bertepatan dengan hari Jum'at, ia tidak keluar pada pagi hari untuk melaksanakan shalat 'ied. Ia menunggu sampai  siang, baru kemudian kemudian keluar dan  naik ke atas mimbar. Lantas dia berkhutbah dengan khutbah yang panjang dan dilanjutkan dengan shalat 2 rakaat. Pada hari itu, ia tidak melaksanakan shalat Jum'at. Sebagian manusia mencelanya atas tindakannya ini.