Goresan Hikmah Part 2

Goresan Hikmah  Part 2
Tetap semangat untuk bisa menjadi pemenang itu perlu...
Walau, di "lapangan" masih menderita kekalahan.......


Untuk bisa memenangkan persaingan...
Harus ada upaya dan doa yang "lebih" dari 'lawan'....


Kalau "mereka" bisa.........
Kenapa kita tidak........????!!!!
Bukankah waktu yang dimiliki sama, yaitu 24 jam......


Bersaing itu penting.....
Berlomba dalam kebaikan itu perlu....
Barangsiapa berani bersaing, maka dia CALON PEMENANG...
barangsiapa takut berlomba, maka dia KALAH sebelum bertanding....
Sekarang keputusan ada di tangan kita. Pilih yang mana?????

Tulisan Abdul Munir Mulkhan yang Perlu Dikritisi

Tulisan Abdul Munir Mulkhan yang Perlu Dikritisi
Pada hari ini, saya membaca satu buku yang menarik. Judulnya adalah "jejak pembaruan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan". Pembicaranya adalah sosok yang cukup terkenal dalam dunia pendidikan dan pemikiran Islam di Indonesia, yaitu Abdul Munir Mulkhan. Ia adalah salah satu guru besar di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Ia juga pernah menjadi Wakil Sekjen (sekretaris) PP Muhammadiyah (2000-2005) dan anggota Majelis Dikti (Pendidikan Tinggi) PP Muhammadiyah (2005-2010).

Dari buku yang diterbitkan Kompas pada Juni 2010 ini, saya semakin mengetahui lebih dalam adanya "desas-desus" bahwa di tubuh Muhammadiyah telah ada "tanda-tanda"  pemikiran-pemikiran liberal.  Dalam catatan saya, ada beberapa ungkapan/tulisan Abdul Munir Mulkhan yang bernada liberal dan perlu dikritisi. Namun dalam tulisan ini, saya tidak (belum?) memberi jawaban yang komprehensif atas ungkapan-ungkapan tersebut. Hal ini dikarenakan, ilmu saya masih sedikit. Saya hanya 'membeberkan' ungkapan-ungkapannya tanpa memberi komentar. Namun tidak menutup kemungkinan hal ini bisa saya jawab di masa mendatang. :)

Inilah beberapa ungkapannya yang perlu dikritisi dari buku tersebut:

1. "Di masa lalu, kegiatan seperti itu (tidak menolak sekolah modern, berobat ke rumah sakit, khutbah memakai bahasa lokal, dll-red) dipandang sekuler dan  tidak islami yang hanya dikenai sebagai praktek hidup keagamaan pengikut Muhammadiyah". (hal.22)

2. "Puritanisme dan Wahabisme yang syariahistik yang saya sebut sebagai ideologisasi itu dikenal luas oleh aktivis gerakan ini, dan diterima secara taken for garanted". (hal. 24)

3. "Sekularisasi, bukan pemisahan agama dari wilayah publik, tapi fungsionalisasi nilai-nilai etika kemanusiaan dalam kerja iptek, peradaban sekuler, dan negara nasional". (hal. 24)

4. "Gagasan terpenting Kiai Ahmad Dahlan, yang sayangnya tak banyak dikenal oleh aktivis Muhammadiyah sendiri, ialah penempatan iptek modern dan pengalaman bangsa Barat sebagai pengalaman universal yang cocok dengan tafsir Al-Quran dan praksis ajaran Islam. Kiai Ahmad Dahlan berpendapat, semua orang Islam harus menjalankan dua fungsi, yaitu; murid dan


Pahala Ilmu

Pahala Ilmu

Pada suatu hari, Rasulullah Saw masuk ke dalam masjid. Beliau mengajak berbicara dengan para sahabat yang berada dii masjid. Beliau bersabda: “Maukah kalian pergi menuju Buthan atau ‘Aqiq (nama tempat), kemudian kalian diberi dua unta yang sangat bagus, tidak cacat lagi subur”.

Para sahabat merasa takjub atas tawaran Rasul ini. Mereka menjawab: “Wahai Rasulullah, setiap kita tentu menyukai hal itu”.

Rasulullah Saw bersabda: “Hendaklah kalian pergi ke masjid lalu mengajar atau membaca dua ayat dari kitabullah yang lebih bak dari dua unta. Tiga ayat lebih baik dari tiga unta. Empat ayat lebih baik dari empat unta. Dan seterusnya.  (HR. Muslim)



NB: Terjemahan dari Kitab Silsilatul Adab, Bab Qashashu adaabi Thalabil 'Ilmi, sub judul At-Tawaddhu'


Surabaya, 27 Januari  2013

Tawadhu'

Tawadhu'
Nabi Allah Musa 'alaihissalam menyangka bahwa tidak ada seorang pun di dunia yang lebih pandai darinya. Allah kemudian mewahyukan kepadanya bahwa di suatu tempat  ada seseorang yang lebih pandai darinya. Allah pun menunjukkan kepada nabi Musa tempat nabi Khidir  berada dan memerintahkannya agar  membawa ikan ketika hendak menemuinya. Allah juga menginformasikan kepada nabi Musa bahwa laki-laki shalih lagi alim itu berada di tempat di mana ikan yang dibawanya menghilang.

Nabi Musa pun mengerjakan perintah Allah tersebut. Ia berjalan menuju tempat yang ditentukan melewati tepi lautan.

Sesudah sekian lama melakukan perjalanan, nabi Musa bertanya kepada pembantunya tentang ikan yang dia bawa.

About Me


    Muhammad Luqmanul Hakim yang memiliki panggilan “Luqman” lahir di Sumenep, 5 Februari 1990. Lulus sebagai Sarjana S1 di Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan predikat tidak mengecewakan dari Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) Surabaya, Indonesia.

“Muhammad” adalah nama nabi terakhir umat Islam dan merupakan sosok teladan utama bagi kaum muslimin.  “Luqman” merupakan nama salah satu hamba sholeh yang disebutkan dalam surat ke 31 Al-Quran, yaitu surat Luqman. Sedangkan “Hakim” adalah sebuah julukan yang diberikan kepada hamba sholeh tersebut karena ucapan dan perbuatannya yang penuh hikmah.

Luqman menjalani pendidikan dasar di SD Negeri Guluk-Guluk IV, Sumenep, Madura, lalu dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Guluk-Guluk dan menyelesaikan pendidikan wajib 12 tahunnya di SMA Negeri 1 Sumenep. Selama di SMA, Luqman sudah belajar mandiri dengan tidak tinggal di rumah orang tuanya, melainkan tinggal di Pondok Pesantren Hidayatullah Sumenep. Di Pesantren Hidayatullah Sumenep inilah Luqman mempelajari ilmu-ilmu keislaman disamping belajar ilmu-ilmu umum di SMA. Waktu itu ia  bisa merasakan dua "dunia" yang berbeda, dunia sekolah umum dan dunia pondok. Hal itu menjadi pengalaman sangat berharga baginya.

Dunia kampus menjadi wahana pembelajaran yang sangat berharga bagi Luqman.Tidak puas dengan hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), Luqman bergelut dengan dunia organisasi kampus. Organisasi yang pernah ia ikuti adalah English Club (‘09-‘10), Buletin Jum’at “embun” milik Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Dakwah (‘09-‘10), Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIL (’09-’10),  Asosiasi Penulis Islam (API) STAIL (’10-’11), dan Ikatan Mahasiswa Hidayatullah Indonesia (IMHI) (’10-’11). Luqman merasa perlu menyibukkan diri di organisasi kemahasiswaan karena baginya, masa-masa tersebut adalah masa-masa keemasan yang tidak boleh dilewatkan. 

Lulus dari kampus tercintanya, Luqman ditugaskan untuk mengikuti Program Kaderisasi Ulama (PKU) di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor, Ponorogo yang diprogramkan selama 6 bulan. Ia bersama 25 peserta lainnya yang berasal dari berbagai daerah dididik untuk menghadapi tantangan pemikiran Islam kontemporer. Tugas akhirnya adalah membuat makalah dengan judul "Kritik atas Teologi Kesetaraan Gender Riffat Hasan".

     Adapun saat ini, sambil menjalani masa penugasan di almamater kampusnya (STAIL Surabaya) dengan ikut membantu menyebarkan sedikit ilmu yang ia miliki, Luqman melanjutkan studinya dengan mengambil  jurusan Ekonomi Syariah di UINSA Surabaya.

Menjadi penulis dan penerjemah adalah cita-citanya. Untuk mendukung cita-citanya tersebut, Luqman membuat blog dengan alamat luqman-online.blogspot.com yang sampai saat ini  menghasilkan kurang lebih 260 postingan.

 Luqman sangat senang untuk saling bertukar informasi dan berdiskusi. Bagi yang mau menghubunginya bisa melalui email: hakimluqman49@gmail.com, akun facebook: facebook.com/luqmanh1, atau melalui handphone dengan nomor 087 753 425 951.

Salam sukses :)