Inilah Keutamaan membaca dan Menghatamkan Al-Quran; Tidak Tertarikkah Kita?

Inilah Keutamaan membaca dan Menghatamkan Al-Quran; Tidak Tertarikkah Kita?


Saudaraku, bulan Ramadhan yang penuh berkah sudah datang menemui kita. Bagaimana perasaan kita ketika ia datang? Apakah hati kita riang dan wajah kita ceria saat ‘menatap’-nya? Ataukah kita anggap ia sebagai tamu rutin, sama dengan tamu-tamu yang lain? Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senang dalam menyambutnya. Senang karena banyak sekali janji-janji menggiurkan yang Allah persiapkan untuk kita; seperti pahala yang berlipat ganda, ampunan yang dibuka seluas-luasnya, dan sebagainya.

Saudaraku, bulan Ramadhan juga disebut-sebut sebagai bulan Al-Quran (Syahrul Quran). Mengapa? Karena ayat Al-Quran yang pertama kali turun ke bumi diturunkan pada bulan yang mulia ini. Maka tidak mengherankan jika para sahabat nabi dan ulama-ulama kita terdahulu berlomba-lomba dalam membaca Al-Quran. Bahkan, kalau kita lihat di Indonesia, banyak orang yang juga terlihat aktif melantunkan kalam ilahi ini di bulan yang suci ini. Banyak di antara mereka yang menargetkan untuk bisa menghatamkan Al-Quran sebanyak yang mereka bisa.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan kita? Apakah kita termasuk yang semangat dalam membaca Al-Quran? Apakah kita juga sudah menargetkan agar bisa hatam Al-Quran?



Saudaraku, menurut para trainer, agar kita bisa semangat dalam melakukan suatu pekerjaan maka kita hendaknya tahu apa manfaat dari pekerjaan itu. Maka dari itulah, agar kita semangat dalam membaca dan menghatamkan Al-Quran, hendaknya kita mengetahui apa saja keutamaan membaca dan  mengahatamkan Al-Quran.

Al-Khumaini dan Tuduhannya terhadap Rasulullah

Al-Khumaini dan Tuduhannya terhadap Rasulullah

Imam Khumaini adalah tokoh yang dikenal sebagai pemimpin revolusi Iran. Ia dipuja-puji oleh sebagian orang lantaran dianggap berhasil mendirikan “Negara Islam” Iran serta berani menentang Amerika Serikat.

Namun, banyak yang kurang memperhatikan, bahwa selain pemimpian spritual iran, Al-Khumaini adalah tokoh besar dalam syiah Imamiyah Itsna Asyariyah. Syiah Imamiyah itsna Asyariyah (sebagaimana syiah di Sampang, Madura) adalah jenis syiah  di mana  para ulama telah menetapkan bahwa mereka bermasalah dan menyimpang.

Prof. Dr. Ahmad bin Sa’ad Al-Ghamidi dalam bukunya “Hiwar Hadi’ Ma’a ad-Duktur al-Qazwini asy-syi’i al-Itsnai Asyari” yang kemudian diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia oleh penerbit Darul Haq judulnya menjadi “ Siapa Bilang Sunni Syiah tidak Bisa Bersatu, Debat Terkini dua Guru Besar Prof. Ahmad al-Ghamidi dan Prof. Dr. Muhammad al-Qazwini” mengupas beberapa pernyataan Al-Khumaini yang bermasalah dan meyimpang. 

Mimpi yang Baik

Mimpi yang Baik
Nabi Saw mengajari para sahabat adab-adab tidur. Beliau memberitahu mereka bahwa barangsiapa yang memiliki mimpi yang baik, hendaknya dia menceritakan hal itu kepada orang lain.

Suatu ketika, beliau tidur di rumah Ummu Haram binti Malhan. Selang beberapa lama kemudian beliau bangun dan tersenyum. Ummu Haram bertanya kepada beliau, "Mengapa engkau tersenyum wahai Rasulullah?"

Beliau menjawab, "Telah ditampakkan segolongan umatku yang berperang di jalan Allah. Mereka mengendarai kapala seperti seorang raja yang memimpin pasukannya".

Tidur di depan Manusia

Tidur di depan Manusia

Seorang raja menikahi putri raja lainnya. Putri tersebut memiliki akhlak yang baik serta wajah yang sangat cantik.


Pada suatu malam, sang Raja ngobrol dengan istrinya sampai larut malam hingga tertidur. Istrinya meninggalkannya dalam keadaan tidur. Ia keluar dengan hati-hati agar suaminya tidak bangun.


Ketika raja itu bangun, ia tak mendapati istrinya di sampingnya. Mengetahui itu, ia sangat marah. Ia memanggil istrinya dan berkata, "Kenapa kamu meninggalkan saya sewaktu tidur?"

Tidur di atas Unta

Tidur di atas Unta
Nabi Saw berjalan bersama sahabat beliau. Sesudah berjalan sekian lamanya, Nabi Saw berkutbah di hadapan para sahabat. Beliau juga memberi kabar gembira bahwa mereka akan shalat di tempat yang ada airnya setelah melakukan perjalanan selama sehari semalam.

Para sahabat pun mempercepat langkah mereka dan berpencar. Rasulullah Saw sendiri berjalan hingga tengah malam. Di samping beliau ada Abu Qatadah. Nabi Saw mengantuk dan badan beliau doyong dari kendaraannya (unta). Kemudian Abu Qatadah memasang badannya agar Nabi bisa bersandar sehingga  badan beliau lurus kembali.

 Nabi Saw berjalan lagi hingga berlalu sebagian malam. Tubuh beliau doyong kembali di atas kendaraannya. Maka Abu Qatadah kembali memasang badannya agar Nabi bisa bersandar.

Allah Bersamaku

Allah Bersamaku
Sahl bin Abdullah At-Tustari berkata, "Saya dan.....bangun malam. Saya melihat shalat pamanku Muhammad bin Siwar. 
Pada suatu hari ia berkata kepadaku, "Tidakkah kamu mengingat Allah yang telah menciptakanmu"? Saya bertanya, "bagaimana cara saya mengingatnya"?

Ia menjawab, "katakanlah di hatimu ketika kamu di atas kasur hendak tidur  tanpa menggerakkan lidahmu: 'Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku, Allah mengetahui apa yang aku perbuat,"

Perempuan yang Begadang

Perempuan yang Begadang
Nabi Saw memasuki kamar Aisyah RA. Di sisinya  ada seorang perempuan. Nabi bertanya kepada Aisyah tentang perempuan itu. Aisyah menjawab, "Dia adalah Haula' binti Tuwait. Dia beazzam untuk tidak tidur (yaitu menghabiskan seluruh waktu malamnya untuk shalat).

Nabi Saw sangat membenci atas keinginan itu, karena Islam adalah agama yang seimbang dan adil. Jikalau setiap manusia begadang sepanjang malam, siapa yang akan bekerja di bumi dan memakmurkannya serta menyingkap segala kebaikan yang ada di dalamnya.

Tidur yang Dibenci Allah

Tidur yang Dibenci Allah
Para sahabat Rasulullah Saw bersabda, "Masjid adalah masjid bagi setiap orang yang bertakwa". Mereka pun menghabiskan waktu-waktu mereka di masjid, hingga sebagian mereka tidur di masjid. Nabi membolehkan mereka tidur di masjid, akan tetapi harus menjaga kebersihan dan kehormatannya.
Pada waktu itu para sahabat RA beri'tikaf di majid pada bulan ramadhan.

Pada suatu hari, nabi Saw memasuki masjid. Beliau mendapati seorang laki-laki tidur di atas perutnya (tengkurap) pada salah satu sisi masjid. Maka beliau mendekatinya dan menggerak-gerakkannya menggunakan kakinya agar memperbaiki tidurnya. Beliau bersabda, "Cara tidur apa ini. Ini adalah tidur yang dibenci oleh Allah". (HR. Ibnu Majah)

NB: Terjemahan dari Kitab Silsilatul Adab, Bab Qashashu adaabin Nauum sub judul Naumatun Yukrihuhallah


Panceng Gresik, 8 Juli 2013

Kata-kata Penuh Berkah

Kata-kata Penuh Berkah

 Barra’ bin ‘Aazib menemui nabi Saw. 

Nabi Saw bersabda, “Maukah kamu saya beritahu beberapa kata yang jika kamu baca tatkala mau tidur, jika kamu mati pada malam itu maka matimu dalam keadaan fitrah dan jika masih hidup di pagi hari maka kamu mendapatkan kebaikan?"

Saya Tidak akan Pernah Tidur

Saya Tidak akan Pernah Tidur
Beberapa sahabat Rasulullah Saw dari kaum Anshar  bertanya tentang ibadah  Rasulullah Saw. Ummul Mukminin, Aisyah RA pun memberitahu bagaimana Rasulullah beribadah. Akan tetapi mereka berpikiran bahwa ibadah beliau sedikit. Mereka berkata kepada mereka sendiri, “Ini adalah Rasulullah Saw. Allah Swt telah mengampuni dosa-dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang”.

Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh saya akan qiyaamul lail dan tidak akan tidur selama hidupku”.

Orang kedua juga berkata, “Saya akan berpuasa setiap hari dan tidak akan berbuka”