Pada
suatu hari, nabi Saw mengunjungi pekuburan al-Baqi’. Beliau berdoa,
“Keselamatan atas kalian wahai penghuni rumah kaum mukminin. Sesungguhnya
insyaAllah kami akan menyusul kalin”.
Beliau
Saw kemudian bersabda, “Saya berharap saya bisa melihat saudara-saudara kita”.
Para
sahabat berkata, “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”
Rasulullah
bersabda, “Kalian adalah sahabat-sahabatku. Saudara-saudara kita adalah
orang-orang yang hidup setelah kita”.
Mereka
bertanya, “Bagaimana engkau dapat mengetahui orang-orang yang hidup setelah
kita adalah ummatmu wahai Rasulullah?
Rasulullah
Saw menjawab, “Bagaimana pendapatmu sekiranya seorang laki-laki yang memiliki
tanda putih yang dikenal (dia memiliki cahaya putih pada wajahnya) di antara
tanda hitam dan samar. Bukankah tanda itu akan mudah dikenali?
Para
sahabat menjawab, “Benar wahai Rasulullah”.
Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya mereka akan datang menemuiku dengan tanda putih melalui
perantara wudhu’. Dan saya akan memimpin mereka untuk memasuki surga” (HR.
Muslim).
Wudhu’
adalah bagian dari ketinggian Islam. Ia akan menjaga pemiliknya. Karena wudhu’
akan dikenal di dunia dengan wajah yang bersinar. Adapun di akhirat wudhu’ akan
menjadi cahaya pada wajah pemilik wudhu’ itu, yaitu pada hari bertemu dengan
nabi Saw.
NB: terjemahan dari kitab silsilatul
adab pada bab “Adab dalam Bersuci ” dengan
sub judul “Aatsarul Wudhu’”
Surabaya, 13 Januari 2016
0 Response to "Cahaya Wudhu’ di Akhirat"
Posting Komentar
Jangan lupa komen di sini ya :-)