Berikut ini adalah terjemahan dari kitab Silsilatul
Adab dengan judul “Al-Qoshru Al-Abyadu", Istana Putih. Tulisan ini merupakan bagian ke-4 dari sub judul "Adaabu Ad-Du'aa", Adab Berdoa. Semoga bermanfaat. :-)
Istana
Putih
Abdullah bin Mughfil Radhiyallaahu ‘anhu mendengar anaknya
berdoa: “Ya Allah, jika saya masuk surga,
saya meminta kepada Engkau istana putih yang berada di sini kanan surga”. Abdullah
pun berkata, “Wahai anakku, berdoalah
kepada Allah agar dimasukkan ke surga dan diselamatkan dari siksa api neraka”.
Sa’ad bin Abi Waqash juga mendengar anaknya berdoa,
“Ya Allah, sesungguhnya saya meminta
kepada-Mu surge dengan kenikmatan-kenikmatan di dalamnya serta kain sutera yang
tebal dan yang semisalnya. Dan saya berlindung kepada Engkau dari siksa neraka beserta
rantai dan belenggu yang ada di dalamnya”
Sa’ad pun berkata kepadanya, “Sungguh kamu telah meminta kepada Allah sesuatu yang paling baik. Akan
tetapi, kamu kemudian meminta perlindungan kepada-Nya sesuatu yang lebih jelek.
Sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Sesungguhnya akan
tiba suatu kaum yang ketika berdoa melampaui batas. Kemudian beliau membaca
ayat ini: ‘Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan rasa pengharapan yang besar dan
rasa takut tidak diterima. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas’. Cukup bagi kamu berdoa, ‘wahai Allah, sesungguhnya saya meminta
kepada-Mu surga dan apa yang dekat dengannya baik dari perkataan maupun
perbuatan. Dan saya berlindung kepada-Mu dari siksa api neraka dan apa-apa yang
dekat dengannya, baik dari perkataan maupun perbuatan”. (HR. Abu Daud dan
Ahmad).
Gresik, 31 Mei 2012
0 Response to "Istana Putih"
Posting Komentar
Jangan lupa komen di sini ya :-)