Pada
suatu hari, seorang laki-laki meminta izin untuk menemui khalifah Abbasiyah,
Al-Makmun. Ketika diberi izin, ia pun masuk ke kediaman sang khalifah. Ia pun
memberi salam hormat dan memberitahu maksud kedatangannya yang tidak lain
adalah untuk memberi nasehat kepada sang khalifah. Laki-laki ini kemudian
menyampaikan nasehat dengan keras dan tajam.
Al-Makmun
merasa heran dengan cara menyampaikan nasehat laki-laki ini yang jauh dari
kelemahlembutan, halus, dan penuh hikmah. Sang khalifah pun berkata kepadanya, “Wahai laki-laki, sampaikanlah
dengan lemah lembut. Sungguh Allah telah mengutus orang yang lebih baik darimu
kepada orang yang lebih jelek dariku, dan dia menyampaikan dengan lemah
lembut”.
Laki-laki
ini merasa heran dan bertanya-tanya siapakah orang yang Allah utus untuk
memberi nasehat tersebut dan siapa juga juga orang yang dia beri nasehat.
Ketika
Al-Makmun melihat laki-laki tersebut heran dan tercengang, ia pun berkata,
“Allah mengutus nabi Musa AS dan saudaranya Harun AS kepada fir’aun. Allah
berfirman kepada keduanya, “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun)
dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut” (QS.
Thaha: 44)
NB:
terjemahan dari kitab silsilatul adab pada bab “Adab dalam Memberi Nasehat ” dengan sub
judul “As-Naashihu wal Khaliifatu”
Panceng, Gresik, 13
Maret 2014
0 Response to " Pemberi Nasehat dan Khalifah"
Posting Komentar
Jangan lupa komen di sini ya :-)