Imam Khumaini adalah tokoh yang dikenal sebagai pemimpin revolusi
Iran. Ia dipuja-puji oleh sebagian orang lantaran dianggap berhasil mendirikan “Negara
Islam” Iran serta berani menentang Amerika Serikat.
Namun, banyak yang kurang memperhatikan, bahwa selain pemimpian
spritual iran, Al-Khumaini adalah tokoh besar dalam syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah. Syiah Imamiyah itsna Asyariyah (sebagaimana syiah di Sampang,
Madura) adalah jenis syiah di mana para ulama telah menetapkan bahwa mereka
bermasalah dan menyimpang.
Prof. Dr. Ahmad bin Sa’ad Al-Ghamidi dalam bukunya “Hiwar Hadi’
Ma’a ad-Duktur al-Qazwini asy-syi’i al-Itsnai Asyari” yang kemudian diterjemahkan
dan diterbitkan di Indonesia oleh penerbit Darul Haq judulnya menjadi “ Siapa
Bilang Sunni Syiah tidak Bisa Bersatu, Debat Terkini dua Guru Besar Prof. Ahmad
al-Ghamidi dan Prof. Dr. Muhammad al-Qazwini” mengupas beberapa pernyataan
Al-Khumaini yang bermasalah dan meyimpang.
Disebutkan dalam buku tersebut, bahwa Al-Khumaini dalam bukunya Kasyf
al-Asrar misalnya, halaman 131, menyatakan,
“Andaikata masalah imamah telah ditetapkan di dalam al-Quran, maka
sesungguhnya mereka yang tidak memberikan perhatian kepada Islam dan al-Quran
selain untuk tujuan-tujuan duniawi dan kepemimpinan itu mengambil sarana dari
al-Quran untuk melaksanakan tujuan-tujuan terselubung mereka, membuang
ayat-ayat itu dari lembaran-lembarannya dan menggugurkan al-Quran dari hadapan
mata alam semesta untuk selama-lamanya”.
Dari pernyataan Al-Khumaini di atas, dapat diketahui bahwa Al-Khumaini
telah menuduh para sahabat menyembunyikan sejumlah ayat. Padahal, tidak ada
manusia yang mampu menyembunyikan sesuatu dari Al-Quran, karena Allah telah
berjanji memeliharanya.
Lebih jauh, gara-gara konsep imamah ala syiah Imamiyah, dia
kemudian menuduh Nabi Muhammad Saw tidak melaksanakan perintah Allah, sehingga menurutnya
perselisihan dan perpecahan muncul. Dalam
buku yang sama pada halaman 155, ia berkata,
“Amat jelas, bahwa andaikata Nabi Saw menyampaikan perkara imamah sesuai
dengan yang diperintahkan Allah kepadanya dan berupaya dengan segenap tenaga
dalam masalah ini, pastilah semua perselisihan ini tidak akan terjadi di
negeri-negeri Islam.”
Perintah dari Allah yang ia (dan kaum syiah) maksud yaitu, bahwasanya
yang menjadi pemimpin sepeninggal beliau adalah Ali bin Abi Thalib; bukan Abu
Bakar, Umar bin Khattab atapun Utsman bin Affan.
Lebih jauh lagi, ia memvonis bahwa seluruh Nabi, termasuk nabi
Muhammad telah gagal menancapkan kaidah keadilan di dunia.
Ia berkata, “Semua Nabi datang untuk menancapkan kaidah keadilan
di dunia, akan tetapi mereka tidak berhasil. Bahkan Nabi Muhammad, penutup para
Nabi yang datang untuk memperbaiki umat manusia, menjalankan keadilan dan
mendidik manusia juga tidak berhasil dalam hal itu”. (Nahj Khumaini, hal.
46)
Dari pernyataan-pernyataanya ini, telah menguatkan kenyataan bahwa Al-Khumaini
dan ajaran syiah Imamiyah Itsna Asyariyah yang diyakininya telah melenceng dari
Islam.
Semoga kita terhindar dari syubhat yang melanda kita di zaman
kontemprer ini, tidak memuja yang tidak layak dipuja. Semoga kita bisa
membedakan dengan jelas mana yang haq dan mana yang batil. Amiin.
Panceng, Gresik, 11 Juli 2013
0 Response to "Al-Khumaini dan Tuduhannya terhadap Rasulullah "
Posting Komentar
Jangan lupa komen di sini ya :-)