Para sahabat berjalan
bersama nabi Saw. Di sebuah jalan, mereka duduk untuk istirahat. Salah satu
sahabat tertidur. Temannya mengambil tali miliknya lalu disembunyikan. Tatkala
bangun, ia kaget dan merasa cemas karena mengira talinya sudah hilang.
Nabi Saw kemudian
memberi tahu para sahabat bahwa bercanda dan bermain-main dengan cara seperti
ini tidak diperbolehkan. Karena menyebabkan orang lain takut, cemas, dan
khawatir. Nabi kemudian bersabda, “Tidak dihalalkan seorang muslim membuat
muslim lainnya merasa takut” (HR. Abu Daud).
Dari kisah ini kita
mengambil ibrah bahwa bercanda diperbolehkan jika tidak membahayakan orang
lain. Muslim hakiki adalah muslim yang imannya tidak akan sempurna kecuali jika
muslim yang lain selamat dari lisan dan tangannya. Tidak mencaci dan
menghinanya. Tidak menyakiti dengan tangannya.
Seyogyanya seorang muslim menampakkan
kebaikan-kebaikan kepada muslim lainnya. Agar orang lain merasa tentram hidup
bersamanya, mencintainya, dan saling tolong-menolong. Karena Islam adalah agama
yang mengajarkan kasih sayang, toleransi, persaudaraan, dan kemanusiaan.
NB: terjemahan dari
kitab silsilatul adab pada bab
“Adab dalam Bermain dan Bersenda gurau ” dengan sub judul “Al-Hablu”
Surabaya, 17 Agustus
2014
0 Response to "Tali"
Posting Komentar
Jangan lupa komen di sini ya :-)