Ternyata Aris Makruf, Ustadzku, (katanya) Teroris

Ternyata Aris Makruf, Ustadzku, (katanya) Teroris
Betapa tersentak diriku tatkala ada pemberitaan di berbagai media, bahwa Aris Makruf alias Nizar menyerahkan diri di Temanggung pada jum'at malam tanggal 2 oktober 2009.Bukan karena "proses penyerahan dirinya" yang membuatku tersentak kaget, melainkan karena dia adalah ustadz yang mengajarku tatkala aku masih duduk di bangku SMA. 

Saat kedatangannya pertama kali di pondokku, yang lebih dikenal dengan "yayasan salsabila", pada tahun 2006 aku dan teman-teman merasa gembira karena ada ustadz baru. Waktu itu, dia mengaku bernama Nizar, bukan Aris Makruf. Dia ustadz istimewa bagi kami. Masih muda, tampan, mudah bergaul, pinter ngomong bahasa arab dan inggris lagi. Saat pertama kali berkenalan, dia langsung "cas cis cus" dengan bahasa arab. Tak ayal, motivasi kami untuk belajar semakin terlecut dengan kedatangannya.

Retorika? hmmm...

Retorika? hmmm...
      Oke kawan, kali ini saya akan mengupas tentang sebuah ilmu yang sangat penting bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia komunikasi seperti pidato, ceramah, pembawa berita, dan lain-lain. Ilmu tersebut dinamakan dengan “retorika"

Definisi dan Tujuan Retorika


      
Retorika (rethoric) biasanya disinonimkan dengan seni atau kepandaian berpidato (berbicara). Tujuan dari retorika ini adalah si pembicara bisa menyampaikan pikiran dan perasaanya kepada orang lain agar mereka mengikuti kehendaknya.


       Menurut Aristoteles, retorika membunyai 3 bagian inti, yaitu: 1.)Ethos (ethical), ialah karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi. 2.) Pathos, ialah perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan pendekatan “psikologi massa”. Dan yang terakhir adalah logos (logical), yaitu pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh pembicara.

Humas itu Apa ya...?

Humas itu Apa ya...?
        Kawan, bagi seorang pemula, istilah humas (hubungan masyarakat atau public relation) masih terasa asing. Atau, ada pula yang telah mengenalnya , namun belum sampai pada kriteria paham. Ada juga yang mungkin tahu pengertian humas berdasarkan pengalaman yang dia miliki. Apakah melalui organisasi sekolah, maupun organisasi lainnya. Yang disebut terakhir ini bisa jadi hanya kenal humas pada tataran apa yang dia kerjakan semasa dia menjabat menjadi humas. Padahal, seorang humas seharusnya paham terlebih dahulu, apa yang dimaksud dengan humas itu.

Mengerjakan Segala Sesuatu Secara Sekaligus

Mengerjakan Segala Sesuatu Secara Sekaligus

  
     Nasrudin bekerja kepada seseorang yang kaya raya. Suatu hari, majikannya memangilnya dan berkata, "Nasrudin, masuk."
   
         Nasrudin masuk dan duduk di sebuah kursi.Majikannya berkata lagi, " kamu adalah laki-laki yang sangat baik. Tapi sayang, kamu  lamban dalam melakukan pekerjaan. kamu tidak pernah melakukan pekerjaan secara sekaligus. Misalnya ketika saya menyuruhmu untuk membeli 3 telur, kamu akan pergi ke toko dan kembali dengan membawa satu telur. lalu kembali lagi ke toko untuk mengambil membeli telur yang kedua dan begitu seterusnya."