Tumbuhan yang Dibenci

  Tumbuhan yang Dibenci
 Dalam  perjalanan pulang dari perang khaibar, kaum muslimin melewati suatu tempat yang terdapat bawang merah dan bawang putih. Waktu itu mereka kelaparan. Maka sebagian dari mereka memakannnya sampai kenyang dan sebagian yang lain tidak. Mereka pun pergi ke masjid.

Sesampainya di masjid, para sahabat yang tidak makan bawang  dipanggil oleh Rasulullah untuk shalat bersamg makan beliau. Adapun sahabat yang makan bawang diakhirkan sampai bau bawang hilang dari mulut mereka.

Usai shalat, nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang memakan tumbuhan yang jelek (baunya tidak enak) maka jangan mendekati  kami yang ada di masjid”.

Larangan Menanyakan Barang Hilang di Masjid

Larangan  Menanyakan  Barang Hilang di Masjid
Saudaraku, pernahkah kita kehilangan barang kesayangan kita? Rasa-rasanya semua orang pernah merasakan kehilangan. Nah, dalam agama Islam yang sempurna ini, terdapat ajaran penting bagi kita selaku orang-orang yang menyatakan diri seorang muslim. Islam, dalam hal ini Rasulullah Saw, telah melarang kita untuk menanyakan barang-barang kita yang hilang tersebut di masjid. Sebaiknya kita mencari  dan menanyakannya di tempat yang lain. 
 
Kenapa? Karena dalam rangka untuk menghormati tempat ibadah kaum muslimin. Agar, orang-orang yang sedang beribadah di sana tidak terganggu.  Selain itu, sebagaimana dijelaskan Rasulullah  Saw, karena masjid dibangun bukan untuk dijadikan tempat menanyakan barang-barang yang hilang. 

Mari kita baca bersama-sama sebuah cerita singkat yang saya nukilkan dari kitab silsilatul adab pada bab adab-adab masjid:

Salah seorang  arab badui memiliki unta berwarna merah. Pada suatu hari, unta tersebut hilang. Ia pun mencarinya sepanjang malam tapi tak berhasil menemukannya.

Goresan Hikmah Part 6

Goresan Hikmah Part 6
Orang besar adalah orang yang berpikir tentang perkara-perkara besar....
Orang kerdil adalah orang yang berpikir tentang perkara-perkara sepele...


Kita adalah apa yang kita pikirkan dan kita lakukan....

 Tidak perlu takut menjadi pemula....
Semua orang hebat berawal dari seorang pemula...


Dalam diri manusia senantiasa ada masa-masa kelam dan juga masa-masa cerah...
Yang paling penting bukan berapa banyak perbandingan antara kedua masa tersebut. Akan tetapi, ketika nafas terakhir berhembus, kita ada di masa yang mana?...
Maka sikap yang terbaik adalah selalu berusaha mengakhiri masa-masa kelam yang ada, dan terus berupaya menciptakan masa-masa cerah....
Karena kita tidak tahu, saat malaikat menjemput kita berada di masa yang mana...

Menghormati Masjid

Menghormati Masjid
Pada suatu hari, Rasulullah Saw duduk bersama para sahabat di masjid untuk mengajari mereka tentang perkara agama.

Waktu itu, Abu Qatadah RA memasuki masjid. Dia melihat Rasulullah Saw bermajlis taklim dengan sahabat. Abu Qatadah kemudian pergi menemui mereka dan duduk bersama mereka. 

Nabi Saw bersabda kepada Abu Qatadah , "Apa yang menghalangimu untuk shalat dua rakaat sebelum duduk?"

Adab-adab di Masjid

Adab-adab di Masjid
Masjid adalah rumah Allah. Ia adalah sebaik-baik tempat di muka bumi. Di dalamnya terdapat rahmat dan ketenangan. Orang-orang yang beriman memakmurkannya dengan banyak beribadah. Allah berfirman, "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir" (QS. At-Taubah: 18)

Sungguh Allah telah menjanjikan para pengunjung masjid dengan pahala yang agung. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang pergi ke masjid dan kembali darinya, maka Allah menjanjikan untuknya sebuah tempat yang indah di surga setiap kali dia berangkat dan kembali" (Muttafaqun 'Alaih).

Inilah Keutamaan membaca dan Menghatamkan Al-Quran; Tidak Tertarikkah Kita?

Inilah Keutamaan membaca dan Menghatamkan Al-Quran; Tidak Tertarikkah Kita?


Saudaraku, bulan Ramadhan yang penuh berkah sudah datang menemui kita. Bagaimana perasaan kita ketika ia datang? Apakah hati kita riang dan wajah kita ceria saat ‘menatap’-nya? Ataukah kita anggap ia sebagai tamu rutin, sama dengan tamu-tamu yang lain? Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senang dalam menyambutnya. Senang karena banyak sekali janji-janji menggiurkan yang Allah persiapkan untuk kita; seperti pahala yang berlipat ganda, ampunan yang dibuka seluas-luasnya, dan sebagainya.

Saudaraku, bulan Ramadhan juga disebut-sebut sebagai bulan Al-Quran (Syahrul Quran). Mengapa? Karena ayat Al-Quran yang pertama kali turun ke bumi diturunkan pada bulan yang mulia ini. Maka tidak mengherankan jika para sahabat nabi dan ulama-ulama kita terdahulu berlomba-lomba dalam membaca Al-Quran. Bahkan, kalau kita lihat di Indonesia, banyak orang yang juga terlihat aktif melantunkan kalam ilahi ini di bulan yang suci ini. Banyak di antara mereka yang menargetkan untuk bisa menghatamkan Al-Quran sebanyak yang mereka bisa.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan kita? Apakah kita termasuk yang semangat dalam membaca Al-Quran? Apakah kita juga sudah menargetkan agar bisa hatam Al-Quran?



Saudaraku, menurut para trainer, agar kita bisa semangat dalam melakukan suatu pekerjaan maka kita hendaknya tahu apa manfaat dari pekerjaan itu. Maka dari itulah, agar kita semangat dalam membaca dan menghatamkan Al-Quran, hendaknya kita mengetahui apa saja keutamaan membaca dan  mengahatamkan Al-Quran.

Al-Khumaini dan Tuduhannya terhadap Rasulullah

Al-Khumaini dan Tuduhannya terhadap Rasulullah

Imam Khumaini adalah tokoh yang dikenal sebagai pemimpin revolusi Iran. Ia dipuja-puji oleh sebagian orang lantaran dianggap berhasil mendirikan “Negara Islam” Iran serta berani menentang Amerika Serikat.

Namun, banyak yang kurang memperhatikan, bahwa selain pemimpian spritual iran, Al-Khumaini adalah tokoh besar dalam syiah Imamiyah Itsna Asyariyah. Syiah Imamiyah itsna Asyariyah (sebagaimana syiah di Sampang, Madura) adalah jenis syiah  di mana  para ulama telah menetapkan bahwa mereka bermasalah dan menyimpang.

Prof. Dr. Ahmad bin Sa’ad Al-Ghamidi dalam bukunya “Hiwar Hadi’ Ma’a ad-Duktur al-Qazwini asy-syi’i al-Itsnai Asyari” yang kemudian diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia oleh penerbit Darul Haq judulnya menjadi “ Siapa Bilang Sunni Syiah tidak Bisa Bersatu, Debat Terkini dua Guru Besar Prof. Ahmad al-Ghamidi dan Prof. Dr. Muhammad al-Qazwini” mengupas beberapa pernyataan Al-Khumaini yang bermasalah dan meyimpang. 

Mimpi yang Baik

Mimpi yang Baik
Nabi Saw mengajari para sahabat adab-adab tidur. Beliau memberitahu mereka bahwa barangsiapa yang memiliki mimpi yang baik, hendaknya dia menceritakan hal itu kepada orang lain.

Suatu ketika, beliau tidur di rumah Ummu Haram binti Malhan. Selang beberapa lama kemudian beliau bangun dan tersenyum. Ummu Haram bertanya kepada beliau, "Mengapa engkau tersenyum wahai Rasulullah?"

Beliau menjawab, "Telah ditampakkan segolongan umatku yang berperang di jalan Allah. Mereka mengendarai kapala seperti seorang raja yang memimpin pasukannya".

Tidur di depan Manusia

Tidur di depan Manusia

Seorang raja menikahi putri raja lainnya. Putri tersebut memiliki akhlak yang baik serta wajah yang sangat cantik.


Pada suatu malam, sang Raja ngobrol dengan istrinya sampai larut malam hingga tertidur. Istrinya meninggalkannya dalam keadaan tidur. Ia keluar dengan hati-hati agar suaminya tidak bangun.


Ketika raja itu bangun, ia tak mendapati istrinya di sampingnya. Mengetahui itu, ia sangat marah. Ia memanggil istrinya dan berkata, "Kenapa kamu meninggalkan saya sewaktu tidur?"

Tidur di atas Unta

Tidur di atas Unta
Nabi Saw berjalan bersama sahabat beliau. Sesudah berjalan sekian lamanya, Nabi Saw berkutbah di hadapan para sahabat. Beliau juga memberi kabar gembira bahwa mereka akan shalat di tempat yang ada airnya setelah melakukan perjalanan selama sehari semalam.

Para sahabat pun mempercepat langkah mereka dan berpencar. Rasulullah Saw sendiri berjalan hingga tengah malam. Di samping beliau ada Abu Qatadah. Nabi Saw mengantuk dan badan beliau doyong dari kendaraannya (unta). Kemudian Abu Qatadah memasang badannya agar Nabi bisa bersandar sehingga  badan beliau lurus kembali.

 Nabi Saw berjalan lagi hingga berlalu sebagian malam. Tubuh beliau doyong kembali di atas kendaraannya. Maka Abu Qatadah kembali memasang badannya agar Nabi bisa bersandar.

Allah Bersamaku

Allah Bersamaku
Sahl bin Abdullah At-Tustari berkata, "Saya dan.....bangun malam. Saya melihat shalat pamanku Muhammad bin Siwar. 
Pada suatu hari ia berkata kepadaku, "Tidakkah kamu mengingat Allah yang telah menciptakanmu"? Saya bertanya, "bagaimana cara saya mengingatnya"?

Ia menjawab, "katakanlah di hatimu ketika kamu di atas kasur hendak tidur  tanpa menggerakkan lidahmu: 'Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku, Allah mengetahui apa yang aku perbuat,"

Perempuan yang Begadang

Perempuan yang Begadang
Nabi Saw memasuki kamar Aisyah RA. Di sisinya  ada seorang perempuan. Nabi bertanya kepada Aisyah tentang perempuan itu. Aisyah menjawab, "Dia adalah Haula' binti Tuwait. Dia beazzam untuk tidak tidur (yaitu menghabiskan seluruh waktu malamnya untuk shalat).

Nabi Saw sangat membenci atas keinginan itu, karena Islam adalah agama yang seimbang dan adil. Jikalau setiap manusia begadang sepanjang malam, siapa yang akan bekerja di bumi dan memakmurkannya serta menyingkap segala kebaikan yang ada di dalamnya.

Tidur yang Dibenci Allah

Tidur yang Dibenci Allah
Para sahabat Rasulullah Saw bersabda, "Masjid adalah masjid bagi setiap orang yang bertakwa". Mereka pun menghabiskan waktu-waktu mereka di masjid, hingga sebagian mereka tidur di masjid. Nabi membolehkan mereka tidur di masjid, akan tetapi harus menjaga kebersihan dan kehormatannya.
Pada waktu itu para sahabat RA beri'tikaf di majid pada bulan ramadhan.

Pada suatu hari, nabi Saw memasuki masjid. Beliau mendapati seorang laki-laki tidur di atas perutnya (tengkurap) pada salah satu sisi masjid. Maka beliau mendekatinya dan menggerak-gerakkannya menggunakan kakinya agar memperbaiki tidurnya. Beliau bersabda, "Cara tidur apa ini. Ini adalah tidur yang dibenci oleh Allah". (HR. Ibnu Majah)

NB: Terjemahan dari Kitab Silsilatul Adab, Bab Qashashu adaabin Nauum sub judul Naumatun Yukrihuhallah


Panceng Gresik, 8 Juli 2013

Kata-kata Penuh Berkah

Kata-kata Penuh Berkah

 Barra’ bin ‘Aazib menemui nabi Saw. 

Nabi Saw bersabda, “Maukah kamu saya beritahu beberapa kata yang jika kamu baca tatkala mau tidur, jika kamu mati pada malam itu maka matimu dalam keadaan fitrah dan jika masih hidup di pagi hari maka kamu mendapatkan kebaikan?"

Saya Tidak akan Pernah Tidur

Saya Tidak akan Pernah Tidur
Beberapa sahabat Rasulullah Saw dari kaum Anshar  bertanya tentang ibadah  Rasulullah Saw. Ummul Mukminin, Aisyah RA pun memberitahu bagaimana Rasulullah beribadah. Akan tetapi mereka berpikiran bahwa ibadah beliau sedikit. Mereka berkata kepada mereka sendiri, “Ini adalah Rasulullah Saw. Allah Swt telah mengampuni dosa-dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang”.

Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh saya akan qiyaamul lail dan tidak akan tidur selama hidupku”.

Orang kedua juga berkata, “Saya akan berpuasa setiap hari dan tidak akan berbuka”

Tidurlah Wahai Abu Darda’

Tidurlah Wahai Abu Darda’

Abu Darda’ RA adalah sahabat Rasul yang zuhud terhadap dunia. Dia berpuasa di siang hari dan bangun (terjaga) di malam hari (untuk beribadah)


Pada suatu hari, Salman Al-Farisi mengunjunginya. Berdasarkan informasi yang Salman peroleh dari istri Abu Darda’, Abu Darda’ berpuasa di siang hari dan bangun (terjaga) di malam hari (untuk beribadah). Dari istrinya pula, Salman mengetahui bahwa Abu Darda’ tidak menunaikan hak istrinya. 


Tatkala Abu Darda’ datang menemuinya dan menyuguhinya makanan, Salman menolak untuk makan sendirian. 

Khasiat Ayat Kursi

Khasiat Ayat Kursi
Nabi Saw memerintahkan Abu Hurairah RA untuk menjaga sedekah kurma  di tengah malam. Pada suatu malam, ia menangkap seorang pencuri. Akan tetapi, pencuri tersebut mengadu kepada Abu Hurairah bahwa dia adalah seorang fakir miskin. Dia berusaha meyakinkan Abu Hurairah  tujuannya mencuri adalah untuk memberi makan keluarganya. Abu Hurairah kemudian melepaskannya dan melaporkan hal itu kepada Rasulullah Saw.

 Rasulullah Saw bersabda," Sesungguhnya dia berbohong kepadamu. Dia akan kembali untuk mencuri lagi". Ternyata memang benar, laki-laki tersebut kembali mencuri sampai dua kali. Ketika dia mencuri lagi pada ketiga kalinya, Abu Hurairah menangkapnya dan hendak dibawa ke hadapan Rasulullah Saw.

Inilah Impian Mereka 5 Tahun Mendatang, Tolong Doakan Ya...

Inilah Impian Mereka 5 Tahun Mendatang, Tolong Doakan Ya...
Sobat.....

Pada hari selasa, 30 April 2013 saya mengajak teman-teman mahasiswa STAIL yang sedang belajar di kampus II Panceng , Gresik untuk menuliskan cita-cita/impian mereka pada 5 tahun mendatang.

Tujuan saya menampilkan di blog ini adalah, agar saya bisa  menyimpan dengan baik impian para calon pemimpin di masa mendatang ini. Sehingga, pada bulan April tahun 2018 besok (5 tahun yang akan datang), saya bisa bertanya kepada mereka, "Apa impian kamu sudah tercapai?" Maka kalau jawaban mereka adalah 'tidak' atau 'belum', saya bisa bertanya kepada mereka, "Selama 5 tahun, apa saja yang sudah kamu lakukan koq belum tercapai?" Adapun kalau impian mereka tercapai, saya bisa mengatakan, "Selamat, kamu berhasil. Tidak sia-sia usaha yang kamu lakukan selama 5 tahun".

Tujuan lainnya adalah, agar tulisan/postingan ini mampu memotivasi dan mengingatkan mereka ketika rasa malas datang menyapa. Memang, saya menganjurkan mereka agar membuka blog ini ketika buka internet. Nah, harapannya, ketika mereka buka postingan ini, mereka teringat kembali akan impian mereka dan mampu memompa semangat mereka kembali.

Adapun tujuan yang terakhir adalah, agar pembaca blog sekalian bisa mendoakan mereka. Semoga mereka benar-benar bisa meraih apa yang mereka cita-citakan pada 5 tahun mendatang.

Baiklah, inilah impian yang mereka tuliskan di selembar kertas.

Shalat Malam

Shalat Malam

Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan nabi Muhammad Saw untuk melaksanakan shalat tahajjud (shalat malam). Beliau pun melaksanakan perintah tersebut dengan sebaik-baiknya tanpa pernah absen selama satu tahun penuh. Hingga kemudian Allah meringankan perintah tersebut dengan memberi petunjuk beliau agar bangun untuk melaksanakan shalat malam pada suatu malam, dan tidur  pada malam lainnya.

Pada suatu hari, yaitu ba’da isya’, nabi Muhammad Saw  pergi menemui istri beliau, Maimunah binti Al-Harits. Beliau mendapati Ibnu Abbas RA-yang merupakan keponakan Maimunah- berada di sisinya. Beliau pun shalat 4 rakaat, kemudian tidur.

Berdzikir Sebelum Tidur

Berdzikir Sebelum Tidur
Fatimah RA merasa kelelahan karena banyaknya pekerjaan di rumahnya. Ia menggiling gandum dengan alat penggiling hingga terdapat bekas di tangannya. 

Karena itu, ia pergi menemui ayahnya, nabi Muhammad Saw untuk meminta kepada beliau agar diberikan seorang pembantu yang dapat meringankan pekerjaannya.  Akan tetapi nabi Saw tidak ada di rumah. Ia pun berpesan kepada istri nabi,  Aisyah RA.

Keringanan Shalat bagi Mereka yang Tertidur

Keringanan Shalat bagi Mereka yang Tertidur
Nabi Saw dan para sahabat beliau kembali dari perang khaibar. Mereka melakukan perjalanan di sepenjang malam sampai rasa kantuk menyerang mereka. 

Beliau kemudian memerintahkan Bilal agar membangunkan mereka ketika waktu shalat subuh tiba. Adapun Rasulullah Saw dan para sahabat tidur.

 Bilal kemudian berdiri menunggu waktu subuh. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ia pun bersandar pada kendaraannya dan tertidur.

Doa agar Terhindar dari Sengatan Kalajengking

Doa agar Terhindar dari Sengatan Kalajengking
Orang-orang musyrik jika ingin menginap di padang pasir, mereka meminta kepada pemimpin jin agar menjaga mereka serta menjauhkan mereka dari bahaya.

Setelah datang agama Islam, nabi Saw mengajari kaum muslimin agar hanya berlindung kepada Allah Swt. Beliau bersabda, "Jika kamu meminta tolong, mintalah sama Allah".

Pada suatu hari, seorang laki-laki dari kabilah Aslam menemui Rasul. Mereka terlihat capek dan menanggung beban berat.

Adab-adab Tidur

Adab-adab Tidur
Tidur adalah nikmat yang agung dan termasuk ayat-ayat Allah Swt yang menunjukkan kekuasaan dan kemahasucian-Nya. 

Allah Swt berfirman, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan" (QS. Ar-Rum: 23)

Tidur adalah aktifitas yang mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Dengan tidur, orang-orang akan mendapatkan ketenangan setelah sebelumnya merasa capek dan memiliki banyak beban. Mereka akan tidur menggunakan waktu yang cukup untuk mengistirahatkan tubuhnya dan memperbarui semangatnya.

Keutamaan Menjenguk Orang sakit

Keutamaan Menjenguk Orang sakit
Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA sakit. Mengetahi hal itu, Abu Musa Al-Asy'ari RA pergi menjenguknya.

Ketika ia sampai di rumah Hasan, Ali bin Abi Thalib bertanya alasan ia berkunjung. Apakah kunjungan itu dalam rangka menjenguk orang sakit atau kunjungan umum, yaitu mengunjungi semua penghuni rumah.

Abu Musa menjawab bahwa dia datang ke rumah tersebut dalam rangka menjungi orang sakit, yaitu Hasan RA.

Ziarah Kubur dan Azab Kubur

Ziarah Kubur dan Azab Kubur
Pada suatu hari, Rasulullah Saw berjalan bersama sahabat. Mereka melalui 2 kuburan yang sedang diazab.

Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabat, " Sesungguhnya mereka berdua sedang mendapatkan azab kubur. Tidaklah mereka diazab karena melakukan perkara besar. Salah satu dari mereka diazab karena tidak menjaga percikan kencing. Sedangkan yang lainnya disebabkan suka mengadu domba".

Mengunjungi Orang Baik dan Shaleh

Mengunjungi Orang Baik dan Shaleh
Nabi Saw sangat suka mengunjungi orang-orang yang baik dan shaleh. Beliau juga menganjurkan para sahabatnya agar mengunjungi mereka dan duduk bersama mereka.

Nabi Saw  sering mengunjungi Ummu Aiman RA untuk mengetahui keadaannya dan duduk bersamanya.

Tatkala nabi Saw wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berkata Umar bin Khattab RA, "Mari kita berkunjung ke Ummu Aiman sebagaimana Rasulullah Saw lakukan".

Bersenda gurau dengan Anak kecil

Bersenda gurau dengan Anak kecil
Nabi Muhammad Saw adalah  orang yang sangat tawadhu' serta sangat mencintai sahabat-sahabatnya. Beliau mengunjungi mereka serta bertanya tentang keadaan mereka.
Beliau juga suka bersenda gurau dengan anak-anak mereka sebegai bentuk rasa cinta dan kasih sayangnya. Hal itu dalam rangka semakin menyatukan hati mereka serta menyebarkan rasa cinta dan kegembiraan di antara mereka.

Salah satu sahabat yang beliau kunjungi adalah Abu Thalhah RA yang memiliki istri bernama Rumaisha' RA dan seorang puteranya, Anas bin Malik RA.

Anas memiliki adik yang bernama "Abu 'Umair". Nabi Muhammad Saw mencintainya dan suka bersenda gurau dengannya.

Mengunjungi Anak

Mengunjungi Anak
Nabi Isma'il As menikahi seorang wanita dari kabilah Jurhum. Ayahnya, nabi Ibrahim As datang mengunjunginya untuk mengetahui keadaannya. Akan tetapi, nabi Ibrahim tidak mendapati puteranya di rumah. Beliau pun bertanya tentang  keadaan mereka kepada istrinya. 

Istri nabi Ismail mengeluh kepada nabi Ibrahim terkait kesulitan hidup serta kemiskinan mereka. Beliau pun mengatakan kepada perempuan tersebut, "Jika suamimu datang, sampaikan salam saya dan katakan kepadanya agar mengganti daun pintunya".

Tatkala nabi Ismail As pulang, istrinya menyampaikan pesan tersebut. Nabi Ismail berkata, "Itu adalah ayah saya. Dia telah menyuruh saya agar menceraikanmu".

Menghibur Keluarga yang Ditimpa Musibah

Menghibur Keluarga yang Ditimpa Musibah

Nabi Saw mengutus tentara ke Mu'tah, yang berbatasan dengan negeri Syam, untuk berperang dengan tentara Romawi. Jumlah tentara Romawi lebih banyak daripada tentara kaum muslimin. Akan tetapi, kaum muslimin tidak takut menghadapi mereka.

Tatkala perang berlangsung, banyak tentara kaum muslimin yang mati syahid.  Salah satu tentara yang syahid adalah Ja'far bin Abi Thalib, sepupu Rasulullah Saw. Tatkala nabi mengetahui bahwa Ja'far telah mati syahid, beliau mengunjungi rumah Ja'far untuk menghibur istri dan anak-anaknya.

Kabar gembira untuk Si Sakit

Kabar gembira untuk Si Sakit
Nabi Saw memerintahkan para sahabat  jika mengunjungi orang-orang yang sakit hendaknya memberikan kabar gembira serta menyebutkan hal-hal yang baik agar perasaan si sakit tenang dan kembali semangat.

Pada suatu hari, salah satu sahabat Rasulullah Saw mengunjungi temannya  agar hatinya tenang.  Di tengah perjalanan, ia mendapatkan kabar bahwa temannya itu sakit. Maka ia pun mengubah niatnya menjadi mengunjungi orang sakit.

Tatkala ia bertemu dengan temannya ini, ia berkata, "Saya datang menemuimu dalam rangka bersilaturrahim, mengunjungi orang sakit, dan memberi kabar gembira".

Tetap Bersilaturrahim Walau Diacuhkan

Tetap Bersilaturrahim Walau Diacuhkan
Rasulullah Saw adalah orang yang suka bersilaturrahim. Beliau juga memerintahkan para sahabat untuk melakukan amalan mulia ini. 

Beliau bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia bersilaturrahim" (HR. Muttafaqun 'alaih)

Ada salah seorang sahabat Rasul yang mengamalkan perintah ini. Ia mengunjungi kerabat dekatnya. Ia hendak menyambung siaturrahim dengan mereka. Akan tetapi, mereka tidak  mengunjunginya serta tidak  bermuamalah dengan baik dengannya. 

Ia pun marah dan menemui Rasul untuk mengadukan hal itu. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, saya memiliki kerabat dekat. Saya menyambung silaturrahim dengan mereka, tapi mereka memutusnya (yaitu tidak balik mengunjunginya), saya berbuat baik kepada mereka tapi mereka membalas dengan kejelekan, saya berlemah lembut dengan mereka tapi mereka membalas dengan sikap kasar.

Mengunjungi Orang-orang yang Dicintai

Mengunjungi Orang-orang yang Dicintai

Melanggengkan tali silaturrahim dan kasih sayang di antara manusia merupakan salah satu perkara yang paling penting dan agung di sisi Allah. Hal itu dikuatkan dengan banyaknya manusia yang saling bersilaturrahim satu sama lainnya. Di mana kegiatan ini akan menambah rasa cinta di antara mereka serta mendapat pahala yang agung dari Allah Swt.

Di suatu tempat terdapat laki-laki yang memiliki teman jauh dari desanya. Pada suatu hari, ia  keluar hendak mengunjungi temannya. Di tengah jalan, malaikat yang menyamar menjadi seorang laki-laki menemuinya. Ketika malaikat itu sudah dekat dengannya, ia bertanya, “Kamu mau ke mana?”

Tidak Menjadi Imam saat Berkunjung

Tidak Menjadi Imam saat Berkunjung


Nabi Saw sangat memperhatikan hak seorang muslim. Di antara hak seorang laki-laki dalam Islam adalah menjadi tuan di rumahnya. Ia penguasa tunggal dalam urusannya. Tidak  seorang pun bisa masuk ke dalam rumah tanpa izinnya. Tidak boleh seorang pun duduk di atas kasurnya kecuali dengan izinnya. Tidak boleh seorang pun shalat di rumahnya kecuali dia mengizinkan. Dan nabi Saw telah mengajarkan hal itu kepada para sahabat.

Malik bin Huwairis adalah salah satu sahabat Rasululllah Saw.

Menjamu Semampunya

Menjamu Semampunya
Nabi Saw tidak memaksa sahabatnya terhadap apa-apa yang mereka tidak mampu. Hal itu sebagai pengamalan dari firman Allah SWT, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" (Al-Baqarah: 286)

Jabir bin Abdillah RA adalah seorang laki-laki mulia lagi dermawan. Ia memuliakan setiap tamunya dan suka mengajak orang lain berkunjung ke rumahnya.

Pada suatu hari, beberapa orang berkunjung ke rumah Jabir dalam rangka silaturrahim. Pada waktu itu ia tidak mempersiapkan makanan untuk mereka, karena kunjungan itu tak disangkanya. Ia pun menyambut mereka dan mempersilahkan mereka masuk.

Tidak Berlama-lama Saat Berkunjung

Tidak Berlama-lama Saat Berkunjung
Ketika Rasulullah Saw menikahi Zainab binti Jahsyin RA beliau membuat banyak makanan saat walimahan. Beliau mengundang para sahabat untuk menikmati makanan tersebut. Maka banyak para sahabat yang mendatangi rumah beliau untuk memenuhi undangan Rasul. 

Usai makan, mereka semua pulang ke rumahnya masing-masing kecuali 3 orang laki-laki. Mereka masih duduk dan berbincang-bincang di kamar nabi. 

Tatkala nabi hendak masuk ke kamar, mereka masih ada di sana. Nabi pun keluar. Setelah beberapa lama, beliau mau masuk kembali. Tapi ternyata mereka masih ada di sana. Beliau pun kembali keluar.

Mengucapkan Salam Sebanyak 3 kali

Mengucapkan Salam Sebanyak 3 kali
Amirul Mu'minin Umar bin Khattab RA mengirim surat kepada Musa Al-Asy'ari RA agar ia datang menemuinya.

Setelah sekian waktu, Abu Musa pergi ke rumah Umar. Tatkala ia sampai di rumah Umar, dia berdiri di depan pintu rumah. Ia mengucapkan salam sebanyak 3 kali. Karena tidak ada seorang pun yang mengizinkannya masuk, ia pun kembali.

Di tengah perjalanannya saat hendak pulang, ia bertemu Abu Sa'id Al-Khudri RA yang sedang duduk-duduk bersama sebagian kaum Anshor. Ia pun ikut duduk bersama mereka.

Cara Meminta Izin

Cara Meminta Izin
Nabi Saw mengajarkan para sahabat beliau adab-adab dalam meminta izin. Hal itu merupakan pelaksaan dari perintah Allah SWT.

Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, "Kembalilah!" Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS. An-Nur: 27-28)

Adab-adab dalam Berkunjung

Adab-adab dalam Berkunjung

Berkunjung ke tempat orang lain merupakan perkara yang wajib dilakukan oleh setiap muslim,  ketika terdapat peristiwa yang menyenangkan atau menyedihkan.

Rasulullah Saw bersabda,”Permisalan orang-orang yang beriman dalam kasih sayang, saling mencintai, dan saling menaruh simpati adalah seperti tubuh. Jika salah satu anggota tubuh mengeluh, maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut merasakan” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)

Hadiah

Hadiah

Pada suatu hari, dua laki-laki pergi dari Syam menuju Madinah. Mereka berdua bertanya kepada orang-orang di mana Salman Al-Farisi RA berada. Setelah mereka bertemu dengan Salman, mereka berkata, “Kami datang menemui karena saudaramu yang ada di Syam.

Salman bertanya, “Siapa dia?”

Mereka menjawab, “Abu Darda’ RA”.

Salman berkata, “Mana hadiah yang ia kirim melalui kalian?”

Memberi Penghormatan dengan Berdiri

Memberi Penghormatan dengan Berdiri
Ummul Mukminin Aisyah RA bercerita,

 "Saya tidak pernah melihat seorang pun diantara manusia yang paling mirip dengan nabi baik dari segi cara berbicara, bercerita, dan cara duduk beliau daripada Fatimah RA. Jika nabi Saw melihat Fatimah datang, beliau menyambutnya, kemudian berdiri dan menciumnya. Setelah itu Rasulullah memegang tangannya dan memintanya duduk di tempat beliau.

Demikian juga, ketika nabi Saw datang menemui Fatimah, Fatimah menyambut beliau, kemudian berdiri dan mencium nabi.

Menjawab Salam

Menjawab Salam


Pada suatu hari, Utsman bin Affan RA berada di dalam masjid. Sa'ad bin Abi Waqash RA yang berlalu di sampingnya mengucapkan salam. Utsman melihat ke arah Sa'ad, tapi tidak menjawab salamnya. 

Sa'ad kemudian mengadukan hal itu kepada amirul mukminin, Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab pun mencari Utsman dan berkata kepadanya," Apa yang menghalangimu untuk tidak menjawab salam saudaramu?"

Utsman menjawab, "Saya tidak melakukan hal itu".

Salam untuk Penghuni Kubur

Salam untuk Penghuni Kubur
Pada suatu malam, nabi Saw tidur di rumah Aisyah RA. Sesudah tidur di atas kasur,  beliau berdiri dengan hati-hati dan keluar. Aisyah mengetahui hal itu. Ia pun keluar berjalan di belakang nabi sampai tiba di Baqi' (nama tempat yang merupakan kuburan orang Islam).

Nabi Saw berdiri dalam waktu yang lama.  Beliau mengangkat kedua tangannya dan berdoa sebanyak 3 kali. Setelah itu, beliau kembali ke rumah. Aisyah juga kembali ke rumahnya mendahului nabi, lalu berbaring di atas kasurnya.

Goresan Hikmah Part 5

Goresan Hikmah Part 5
Hapuslah bayang-bayang kelam masa lalu...
Injaklah langkah-langkah hitam yang tersisa sampai tak berbekas...
Ingat, hari yang sudah lewat sudah basi dan mati...
Tak perlu ditangisi dan disesali...
Tataplah hari ini dan esok dengan tatapan tajam setajam tatapan elang....
Salam Sukses :)


Sikap terbaik orang yang jatuh adalah terus berusaha naik dan naik hingga ia terus meninggi sampai puncak....

Goresan Hikmah Part 4

Goresan Hikmah  Part  4
Menyelesaikan sebuah pekerjaan akan menghasilkan kebahagiaan...
Maka selesaikanlah pekerjaan dengan sebaik-baiknnya....



Allah-lah tempat bergantung. Bukan manusia!!!


Tidak bisa dipungkiri, bahwa tidak ada manusia yang tak pernah berbuat salah....
Jadi, jangan sampai kesalahan yang menimpa diri justru menerjunkan kita pada jurang yang dalam...


Pasti bisa!!!
Hanya saja, perlu perbaikan terus-menerus...

Goresan Hikmah Part 3

Goresan Hikmah  Part 3
Internal lebih baik daripada eksternal....
Batin lebih bagus dari fisik..
Tapi, banyak yang tergoda dan tertipu oleh sisi eksternal dan fisik...

Bersyukur tidak hanya melalui lisan dan hati....
Tapi, juga melalui perbuatan....

"Mereka" tetap saudara kita, karena mereka masih bersyahadat...
Sungguh tidak layak membenci, apalagi memusuhi...
Haram bersikap seperti itu...

Sukses itu tidak hanya untuk diri-sendiri...
Tapi juga untuk orang lain...
Untuk orang banyak...
Untuk masyarakat....

Salam dan Kemuliaan

Salam dan Kemuliaan

Nabi Saw pergi mengunjungi Sa'ad bin 'Ubadah RA di rumahnya. Beliau berdiri di depan pintu rumahnya dan bersabda:"Assalamu'alaikum Warahmatullah". Pada waktu itu, Sa'ad dan anaknya, Qais berada di dalam rumah. Sa'ad menjawab Rasul Saw dengan suara yang rendah, sehingga Rasul Saw tidak mendengar suaranya. 

Qais berkata kepada ayahnya: "Apakah engkau tidak mengizinkan Rasulullah?" Sa'ad menjawab:"Saya melakukan ini agar Rasulullah memperbanyak salam kepada kita".

Salam yang Abadi

Salam yang Abadi
As-salam adalah salah satu dari nama-nama Allah Swt. Allah mejadikannya tanda kasih sayang dan rahmat. Allah telah meridhainya sebagai penghormatan bagi kaum mukminin. Ketika orang-orang saling bertemu, maka mereka mengawalinya dengan salam. 

Tatkala  menciptakan Adam As, Allah Swt berfirman kepadanya: "Pergilah, dan ucapkanlah salam kepada mereka yang ada di sana. Lalu dengarkanlah salam penghormatan dari mereka. Sesungguhnya salam penghormatanmu adalah salam penghormatan bagi keturunanmu".

Salam di Surga

Salam di Surga
Di surga terdapat banyak kenikmatan. Allah memberikan keselamatan dan kenikmatan yang agung kepada hamba-Nya. 

Diceritakan bahwa tatkala penduduk surga memasuk surga, terdapat cahaya yang bersinar terang. Mereka kemudian menngangkat kepala mereka untuk melihat sinar itu. 

Tatkala Allah berada di atas mereka dan melihat mereka, Dia berfirman:"Keselamatan atas kalian wahai penduduk surga".

Salam sebelum Minta Izin

Salam sebelum Minta Izin
 Salah seorang sahabat mengunjungi Nabi Saw  di rumah beliau. Ia adalah laki-laki dari bani 'Aamir. Ia ingin masuk ke dalam rumah nabi. Tatkala  berdiri di depan pintu, ia berkata: "Apakah saya boleh masuk?"

Nabi Saw pun berkata kepada pembantunya: "keluarlah dan ajarkan dia tentang cara minta izin, dan katakan kepadanya;" katakan: 'Assalamu'alaikum', 'Apakah saya boleh masuk?

Salam dan Shalawat

Salam dan Shalawat

Pada suatu hari, sebagian kaum muslimin berkumpul di sahabat mulia Sa'ad bin 'Ubadah RA. Nabi Saw pun hadir di tengah-tengah mereka. Mereka senang akan hal itu.

Basyir bin Sa'ad bin 'Ubadah RA berkata: "Wahai Rasulullah, Allah memerintahkan kita agar bershalawat kepada engkau. Bagaimana cara kami bershalawat?"

Nabi Saw diam dalam waktu yang lama. Sampai-sampai, para sahabat berandai-andai basyir tidak menanyakan hal itu".

Salam Penghormatan dalam Surat

Salam Penghormatan dalam Surat

Allah Swt mengutus  nabi Muhammad Saw sebagai petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam.

Sesudah Fathu Mekkah, syariat Islam ditegakkan di Mekah dan Madinah, serta negeri-negeri tetangga.

Nabi Muhammad Saw memberi perhatian yang besar dalam mendakwahkan kepada para raja dan pemimpin agar masuk Islam. 

Beliau juga mengirim surat kepada Kisra, raja Persia. Beliau bersabda dalam surat tersebut:

You Must READ, Sukses adalah Kepastian

You Must READ, Sukses adalah Kepastian
COBA KITA ambil sebuah bolpen. Kita pegang ujungnya dan kita lepaskan. Pasti, bolpen itu akan jatuh bebas ke tanah.

Kalau kita ambil lagi bolpen itu, lalu kita jatuhkan, pasti ia akan jatuh kembali. Begitu seterusnya. Berapa kalipun kita jatuhkan, bolpen itu pasti jatuh.

Kata yang digunakan adalah pasti, bukan insyaAllah. Karena jatuh adalah kepastian. Dan jatuhnya adalah kehendak Tuhan, kecuali Tuhan berkehendak lain.

Begitu juga dengan kesuksesan. Kesuksesan adalah kepastian. Siapapun kita, pasti akan sukses. Ini adalah hukum alam.  Masalahnya hanyalah, seberapa lama kita meraih kesuksesan.

Salam yang Memperdaya

Salam yang Memperdaya

Pada suatu hari, segerombolan orang Yahudi mendatangi nabi Saw. Waktu itu, Aisyah RA ikut menemani beliau.

Orang-orang Yahudi itu berkata:"Assaamu 'alaikum", "Kematian dan kehancuran atasmu".

Nabi Saw menjawab salam mereka: "Wa'alaikum", "Dan atas kalian juga". Beliau tidak menambah, melainkan hanya dengan jawaban seperti itu.

Berlomba Mengucapkan Salam

Berlomba Mengucapkan Salam
Ada salah seorang sahabat yang bernama Al-Agharru bin Yasar Al-Mazni RA.

Pada suatu hari, nabi Saw memerintahkan salah seorang laki-laki dari kaum Anshor untuk memberikan Al-Agharru sejumlah kurma yang beliau miliki.

Akan tetapi, laki-laki Anshor itu menunda-nunda waktu untuk memberikan kurma tersebut kepada Al-Agharru. Al-Agharru pun mengadu kepada Rasulullah Saw. Rasul bersabda: "Wahai Abu Bakar, pergilah! Ambilah kurmanya!"

Mengucapkan Salam di Pasar

Mengucapkan Salam di Pasar

Dua  sahabat rasul yang mulia, Abdullah bin Umar dan Ath-Thufail bin Ka'ab RA saling berteman dengan akrab. Satu dengan lainnya saling mencintai.

Abdullah mengajak Ath-Thufail menemaninya ke pasar. Ath-Thufail merasa heran atas apa yang dilakukan Abdullah, karena ia ke pasar tidak membeli atau menjual apapun. Ia hanya mengucapkan salam kepada setiap orang Islam yang ia temui; baik yang kecil ataupun yang tua, baik yang kaya atau miskin.

Pahala Salam

Pahala Salam
Pada suatu hari, nabi Saw duduk bersama para sahabat beliau. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berkata: "Assalamu'alaikum"(dia tidak menyempurnakan salamnya). Maka Rasul Saw menjawab salamnya. Laki-laki itu pun duduk. Rasul Saw bersabda kepada para sahabat beliau: "Sepuluh" (maksudnya adalah, pahala dari alam yang tidak lengkap ini adalah 10 kebaikan).

Abdul Qadir Jailani: Antara Akidah dan Karamahnya

Abdul Qadir Jailani: Antara Akidah dan Karamahnya
Oleh: Luqman Hakim

SIAPA tak kenal Syeikh Abdul Qadir Jailani? Di Indonesia, nama ini bukanlah nama yang asing. Hampir semua muslim Indonesia mengenalnya. Bahkan tidak hanya di Indonesia, ia dikenal baik di seluruh belahan dunia muslim.  Namun sayang, tidak sedikit orang yang telah salah kaprah dalam menilai sosoknya. Dalam bahasa lain, mereka mengkultuskannya di atas manusia pada umumnya, hingga nyaris mensejajarkannya dengan nabi, bahkan lebih tinggi dari beliau (Nabi).


Sebagai contoh, dalam karya Dr. Sa’id bin Musfir Al-Qahthani, As-Syeikh Abdul Al-Jailani wa Arauhu Al-I’tiqadiyah wa Ash-Shufiyah, diceritakan bahwa guru penulis (Al-Qahthani) pernah masuk ke kota Baghdad, Iraq. Ia masuk sekolah Al-Qadariyah. Di dinding qubahnya ditulis sebagian bait-bait syair dengan bahasa Persi. Adapun terjemahannya adalah:


Penguasa dua dunia Syeikh Abdul Qadir Jailani
Pemimpin keturunan anak Adam
Syeikh Abdul Qadir Jailani
Matahari, bulan,
Arsy, Kursi dan Pena
Berada di bawah Syeikh Abdul Qadir Jailani

Lantas, siapa Abdul Qadir Jailani sebenarnya? Bagaimana pemahamannya dalam masalah akidah? Lantas, bagaimana dengan berbagai karamah yang dinisbatkan kepadanya sehingga ia dikultuskan?

Adab Memberi Penghormatan

Adab Memberi Penghormatan

Islam adalah agama yang sangat menganjurkan untuk saling menyebarkan cinta dan kasih sayang antara sesama manusia, sehingga mereka hidup dalam persaudaraan persahabatan.

Dan salam itu adalah penghormatan para malaikat dan nabi  Allah. Ia adalah undangan rahmat, barokah, dan kebaikan.

Salam juga merupakan tanda adanya cinta di hati, menguatkan ikatan persaudaraan, dan menghidupkan cinta di antara manusia.

Seorang muslim hendaklah memberi penghormatan kepada setiap muslim, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Hendaklah  yang muda  memberi salam kepada yang tua, yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan, dan yang sedikit kepada yang banyak.

Gaji Pekerja

Gaji Pekerja
Pada zaman dahulu kala, seoramg laki-laki menyewa beberapa pekerja untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah pekerjaannya  selesai, satu-persatu dari para pekerja itu mengambil gajinya. Akan tetapi, ada 1 orang dari pekerja itu yang tidak mengambil gajinya dan pergi begitu saja.

Orang yang mempekerjakan (menyewa) mereka kemudian mengembangkan gaji pekerja itu hingga menghasilkan banyak sapi dan kambing.

Sesudah berapa lama, si pemilik gaji itu kembali untuk meminta gajjinya. Laki-laki itu pun memberikan seluruh sapi dan kambing yang diperoleh dari gajinya yang dikembangkan. Si pemilik gaji itu mengira bahwa laki-laki itu mengejeknya.

Pemilik Kebun

Pemilik Kebun

Nabi Saw menceritakan kepada para sahabatnya tentang seorang laki-laki yang berjalan di padang pasir. Laki-laki itu mendengar suara di atas awan, "Siramlah kebun fulan".

Awan itu kemudian bergerak menuju kebun itu. Awan itu pun menuangkan seluruh  airnya di jalan yang ia lewati. Laki-laki itu mengikuti gerakan air itu yang menuj sebuah kebun. Ternyata di kebun itu ada seseorang yang bekerja memindahkan air untuk menyirami tanamannya.

Pembatas di antara 2 Gunung

Pembatas di antara 2 Gunung
Dzulkarnain adalah raja yang adil. Allah menganugerahkan kepadanya kerajaan yang besar.

Pada suatu hari, ia keluar dan berjalan-jalan di kerajaannya. Ia merasa tenang melihat kondisi rakyatnya. Ia kemudian melewati kaumnya yang tinggal di belakang 2 gunung. 

Tatkala melihat Dzulkarnain, mereka memintanya membuat pembatas antara mereka dengan Ya'juj dan Ma'juj. Karena, mereka (kaum Ya'juj dan Ma'juj) suka berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka menawarkan imbalan, tapi Dzulkarnain menolak.

Pemahaman yang Salah

Pemahaman yang Salah

Seseorang yang shalih pergi ke sebuah tempat untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi, ia tidak menemukan petugas khusus di sana. Ia bertanya kepada seseorang tentang keberadaannya. ia menjawab bahwa petugas khusus tersebut sedang mempersiapkan diri untuk shalat.

Pada waktu itu waktu adzan shalat dzuhur masih 1 jam lebih lagi.

Laki-laki itu kemudian bertanya kepada orang-orang tempat petugas khusus tersebut. Mereka menunjukkannya. Setelah laki-laki itu menemukahuin petugas khusus itu, ia meminta tolong kepada petugas tersebut agar memenuhi kebutuhannya. Petugas itu berkata dengan nada marah:"Tidakkah kamu mngetahui bahwa shalat adalah kewajiban bagi setiap muslim?

Laki-laki shalih itu berkata:" Pekerjaannmu ini juga merupakan ibadah"

Memerdekakan Budak

Memerdekakan Budak
Pada suatu hari, nabi Saw berjalan di salah satu jalan di Madinah. Beliau melihat Abu Mas'ud Al-Badary RA memukul budaknya menggunakan cambuk dengan cambukan yang sangat keras. Nabi mendatanginya dari belakangnya dan berseru: "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud!" Akan tetapi,  Abu Mas'ud tidak mengetahui suara beliau karena sangat marah. 

Tatkala nabi Saw mendekat, Abu Mas'ud mengetahuinya. Beliau bersabda:" Ketahuilah wahai Abu Mas'ud, sesungguhnya Allah lebih mampu darimu atas pemuda ini".

Jalan Menuju Pasar

Jalan Menuju Pasar

Di Madinah Munawwarah, nabi Saw mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshor. Abdurrahman bin ‘Auf dari muhajirin dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rubay’i dari Anshor.

Sa’ad menawarkan separuh dari hartanya kepada Abdurrahman. Akan tetapi, Abdurrahman bin ‘Auf menolak dan tidak mengambil apapun. Ia lebih mengutamakan mendapatkan harta dengan tangannya sendiri. Ia berkata kepada Sa’ad: “ Semoga Allah memberkatimu dan juga keluargamu”. Ia pun minta ditunjukkan jalan menuju pasar. Sa’ad pun menunjukkannya.

Pemilik Kapak

Pemilik Kapak


Pada suatu hari, salah seorang fakir miskin meminta uang kepada Rasulullah Saw. Akan tetapi, Rasul tidak memberinya. Beliau bertanya kepada si fakir harta apa yang ia miliki. Ia menjawab bahwa ia memiliki kain dan bejana. Rasul kemudian memerintahkannya untuk menghadirkan harta miliknya itu ke hadapan beliau.

Setelah laki-laki fakir itu menyerahkannya kepada  Rasulullah Saw, beliau kemudian menjualnya hingga memperoleh uang sejumlah 2 dirham. Beliau menyerahkan uang itu kepada si peminta-minta tersebut. Beliau memerintahkan kepadanya agar membeli makan untuk keluarganya dan sisanya dibelikan kapak.

Laki-laki itu melaksanakan apa yang Rasul perintahkan. Ia pun kembali ke hadapan Rasul dengan membawa kapak. Rasulullah Saw bersabda: “Pergilah mencari kayu bakar. Dan saya tidak mau melihatmu sampai 15 hari sampai kamu membawa uang”.

Rizki Allah

Rizki Allah
Pada suatu hari, Rasulullah Saw shalat fajar bersama sahabat beliau di masjid. Usai shalat, beliau beliau pergi ke rumah putrinya, Fatimah RA. Beliau mendapatinya masih tidur. Beliau kemudian membangunkannya dan memberitahukan tentang keutamaan waktu pagi, di mana terdapat kebaikan dan barakah di dalamnya. 
Beliau bersabda: "Wahai putriku, bangunlah dan lihatlah rizki Tuhanmu. Janganlah menjadi orang yang lalai. Sesungguhnya Allah membagi-bagi  rizki manusia  di antara terbitnya fajar dan terbitnya matahari. (HR. Baihaqi)

Usaha yang Baik

Usaha yang Baik
Pada suatu ketika di pagi hari, para sahabat duduk bersama nabi Saw. Mereka melihat laki-laki yang kuat, cepat jalannya, cekatan dalam bekerja.

Para sahabat kagum akan kekuatan dan ketekunan laki-laki itu. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, seandainya laki-laki ini berada di jalan Allah. (Maksudnya adalah, seandainya kekuatan yang ia miliki digunakan untuk berjihad di jalan Allah. maka hal itu akan lebih baik baginya)

Kera dan Dompet

Kera dan Dompet

Pada zaman dahulu, ada seorang laki-laki yang sibuk dalam perdagangan. Akan tetapi, ia terbiasa menipu manusia, baik dalam penjualan maupun dalam timbangan.


Suatu hari, ia menjual barang-barang dagangannya. Ia menaiki perahu untuk kembali ke negeri asalnya. Ia bersama seekor kera yang selalu menemaninya kemanapun ia pergi.


Di perahu itu, ia sembunyikan dompetnya yang penuh dengan uang. Setelah itu, ia tidur. Tatkala bangun, ia tak mendapati kera yang biasanya selalu bersamanya.

Kurma Mahal

Kurma Mahal
Pada musim dingin, Ali bin Abi Thalib RA kembali ke rumahnya. Ia sangat lapar, akann tetapi di rumahnya tidak ada makanan. Ia kemudian mengambil jubahnya yang terbuat dari kulit untuk mengusir dingin. Ia keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan sehingga dia makan pada hari itu.


Ali melewati kebun seorang Yahudi. Ia mengintip dari celah yang terdapat di pagar kebun. Ia mendapati orang Yahudi itu mengairi tanamannya menggunakan ember.

Mahar untuk Seorang Pemudi

Mahar untuk Seorang Pemudi
Ayah dari dua pemudi itu mendengar cerita mereka berdua tentang nabi Musa yang telah membantu memberikan minum untuk kambing-kambing mereka  (baca juga...). 

Ia kemudian menyuruh  salah satu dari putrinya itu untuk mengundang nabi Musa sebagai rasa terimakasih. Putrinya itu pun pergi menemui nabi Musa dan berkata,  "Sesungguhnya ayahku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami"(Al-Qashas: 25).

Adab 2 Pemudi

Adab 2 Pemudi
Ada seorang lelaki tua yang hanya memiliki 2 anak perempuan. Ketika lelaki itu sudah lemah, tidak lagi mampu bekerja,  2 anak perempuannyalah yang kemudian  bekerja menggembalakan kambing ayahnya. Siang hari mereka berdua berangkat dan menjelang maghrib pulang, yaitu setelah kambing-kambing mereka sudah kenyang dengan rumput dan air. 

Pada suatu hari, kedua pemudi itu pulang lebih cepat dari biasanya. Ayah mereka bertanya penyebabnya. 

Keduanya menjawab, bahwa, ketika mereka seperti biasa  menunggu dari kejauhan para pengembala lain yang mengambil air dari sumur untuk minuman kambing, tiba-tiba ada seorang lelaki mendekati keduanya dan bertanya tentang urusan mereka berdua.

Kepayahan dalam Bekerja

Kepayahan dalam Bekerja
Ali bin Abi Thalib RA menikahi Fatimah binti Rasulullah Saw. Dalam kesehariannya, Fatimah menggiling tepung dengan alat penggiling di rumah suaminya sampai  kelelahan.

Ali kemudian menyuruhnya menghadap Rasulullah Saw untuk meminta seorang pembantu yang akan membantu meringankan pekerjaan rumahnya. 

Fatimah pun pergi menemui Rasulullah Saw. Akan tetapi ia malu meminta-minta kepada beliau (Rasulullah Saw). Fatimah akhirnya kembali ke rumah.

Setelah itu, Fatimah kembali kepada Rasulullah Saw kedua kalinya. Kali ini, ia ditemani Ali, suaminya. Mereka berdua mengadu kepada Rasul akan banyaknya pekerjaan mereka serta rasa capek yang luar biasa. mereka berdua meminta kepada Rasul agar memberi mereka pembantu.

Adab-adab dalam Bekerja

Adab-adab dalam Bekerja
Amal Shaleh dan usaha yang baik adalah ibadah yang akan dibalas oleh Allah Swt dengan pahala yang agung. Allah Swt telah memerintahkan orang-orang beriman untuk berusaha di dunia dengan sungguh-sungguh serta dalam kebaikan. Dengan begitu, Allah akan memberikan balasan yang setimpal.

Allah Swt berfirman, "Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan". (QS, Al-Mulk, 15)

Ketika seorang muslim menjawab seruan Allah ini, ia akan bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh menggunakan kedua tangannya. Sungguh ia merasakan lezatnya ketaatan dan pahala ibadah. Ia juga mendapatkan kelapangan rizki bagi dirinya ataupun untuk keluarganya.

Tiga Jenis Orang dalam menyikapi Ilmu

Tiga Jenis Orang dalam menyikapi Ilmu
Pada suatu hari, Nabi Saw sedang mengisi majelis ilmu di masjid bersama para sahabat beliau. Saat majelis ilmu berlangsung, ada 3 orang yang masuk melewati pintu masjid.

Orang pertama melihat-lihat tempat yang kosong di tengah-tengah halaqah yang menjadi tempat duduk para sahabat. Ketika menemukan tempat yang kosong, ia duduk di sana. Ia mendengarkan penjelasan Rasulullah Saw dengan sungguh-sungguh.

Adapun orang kedua duduk di halaqah paling belakang.

Pemahaman yang Jelas

Pemahaman yang Jelas
Siti Aisyah RA, istri Rasulullah Saw adalah orang yang sangat mencintai ilmu. Jika ia tidak mengetahui sesuatu, ia akan bertanya. Jika belum paham, ia akan terus bertanya hingga apa yang ditanyakannya menjadi jelas.

Suatu ketika, dia mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang dihisab, maka akan disiksa"

Sikap Berani dalam Belajar

Sikap Berani dalam Belajar
Pada suatu hari, Rasulullah Saw duduk bersama para sahabat. Beliau bertanya kepada mereka, "Sesungguhnya ada sebuah pohon yang daunnya tidak akan jatuh. Pohon ini adalah permisalan bagi seorang muslim. Pohon apa yang saya maksud?"

Para sahabat yang hadir mencari jawaban atas pertanyaan Rasulullah Saw, tapi tidak ada yang mengetahuinya. Pada waktu iyu, Abdullah bin Umar juga hadir. Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Pohon itu adalah pohon kurma". Akan tetapi dia malu menjawab pertanyaan Rasulullah Saw karena majlis ilmu tersebut dihadiri oleh para sahabat yang lebih tua darinya".

Ilmu dan Taqwa

Ilmu dan Taqwa
Imam Syafi'i adalah seorang yang sangat cerdas dan kuat hafalannya. Diceritakan bahwa, ketika ia membaca kitab, ia menutup halaman berikutnya dengan tangannya, hingga hafalan yang kanan dan halaman yang kiri tidak bercampur baur. Hal itu disebabkan kecepatan hafalan dan kekuatan ingatannya.

Pada suatu hari, Imam Syafi'i pergi menemui gurunya, Waki'. Ia mengadu kepada gurunya itu akan kelemahan hafalannya  yang tidak seperti biasanya.

Rihlah Ilmiah

Rihlah Ilmiah
Sahabat mulia Jabir bin Abdillah RA sangat bersemangat dalam mengumpulkan hadits nabi sesudah beliau Saw wafat.

Pada suatu kesempatan, Jabir mendapatkan informasi bahwa ada sahabat nabi yang tinggal di Syam memiliki hadits. Jabir pun membeli unta dan melakukan perjalanan ke negeri Syam.

Tatkala Jabir sampai di rumah sahabat tersebut, ia berkata kepada pembantunya, "Katakan kepadanya bahwa Jabir sekarang menunggu di depan pintu".

Tak ada Kesulitan dalam Belajar

Tak ada Kesulitan dalam Belajar
Para Sahabiyat (sahabat nabi dari kalangan wanita) RA biasa pergi menemui Rasulullah Saw untuk menanyakan perkara dunia dan akhirat kepada beliau. 

Banyak dari mereka yang malu untuk bertanya kepada Rasul Saw. Rasa malu menghalangi mereka untuk mengetahui perkara yang ingin mereka ketahui. 

 Pada suatu hari, Ummu Sulaim pergi menemui Rasulullah Saw untuk bertanya perkara agama. Ia berkata, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Allah tidak malu tentang suatu yang haq. Apakah seorang perempuan wajib mandi jika ia mimpi?

Menunggu

Menunggu

Abdullah bin Abbas adalah orang paling "rakus" dalam mencari ilmu dan banyak orang-orang yang belajar kepadanya.

Suatu ketika, Ibnu Abbas pergi ke rumah salah satu temannya untuk bertanya tentang hadits yang ia dengar dari sahabat Rasulullah Saw. Waktu itu adalah waktu istirahat. Oleh karena itulah Ibnu Abbas tidak mengetuk pintu rumahnya. Dia lebih memilih untuk menunggu di depan pintu sampai temannya itu keluar. Sambil menunggu, ia membentangkan jubahnya dan tidur di atasnya. Padahal, pada waktu itu angin sangat kencang.

Berupaya Keras dalam Mencari Ilmu

Berupaya Keras dalam Mencari Ilmu

Pada suatu hari, Abdullah bin Abbas berkata kepada temannya dari kaum Anshar, "Ayo kita bertanya (tentang ilmu) kepada sahabat Rasulullah Saw. Pada saat ini mereka masih banyak yang hidup".

Namun temannya itu tidak mengikuti ajakannya. Ia merasa takjub atas keinginannya mendapatkan ilmu dari para sahabat. Ia berkata, "Sungguh menakjubkan! Apakah kamu melihat orang-orang membutuhkanmu? Di antara para sahabat rasulullah Saw, siapa orang yang akan didatangi?

Memuliakan Ahli Ilmu

Memuliakan Ahli Ilmu
Para sahabat Rasulullah Saw adalah orang-orang yang sangat "rakus"dalam memahami urusan agama mereka. Maka tidak mengherankan jika mereka dikenal tekun dan istiqomah dalam menuntut ilmu serta rajin hadir dalam majelis ilmu.


Salah satu ilmu yang Rasulullah Saw ajarkan kepada mereka adalah tentang wajibnya setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk  memuliakn ahli ilmu atau ulama'. 

Mencintai Ilmu

Mencintai Ilmu


Dikisahkan ada beberapa anak yang meminta salah satu temannya untuk bermain. Akan tetapi, anak tersebut menolak untuk bermain bersama mereka. Mereka pun terus mendesaknya dan memaksa agar ia ikut bermain. Anak itu pun menangis.

Pada waktu itu ada laki-laki tua yang melihat kejadian itu. Ia kemudian mendekati mereka. Dari sana dia pun mengetahui bahwa anak tersebut menangis dan menolak ajakan teman-temannya bermain karena ingin mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk belajar Al-Quran.

Ramah dalam Mengajar

Ramah dalam Mengajar
Pada suatu hari Rasulullah Saw shalat bersama para sahabat. Tiba-tiba salah seorang sahabat bersin. Mu'awiyah bin Hikam RA berkata: "Yaarhamukallah". Sebagian sahabat pun memandang kepadanya sebagai isyarat agar dia diam. 

Mu'awiyah berkata kepada mereka, "Kenapa kalian melihatku seperti itu?"

Pencari Ilmu

Pencari Ilmu
Qabiishah bin Mukhaariq adalah laki-laki  yang sudah tua. Akan tetapi, tuanya umur tidak menghalanginya untut menuntut ilmu.

Pada suatu hari, ia pergi menemui Rasulullah Saw. Tatkala Rasulullah Saw melihatnya, beliau bertanya, “Apa yang menyebabkan kamu datang ke sini?”

Qabiishah menjawab: “Umurku sudah tua, tulangku sudah keropos. Maka saya mendatangi engkau agar engkau mengajariku hal-hal yang Allah akan memberikan banyak manfaat kepadaku.

Goresan Hikmah Part 2

Goresan Hikmah  Part 2
Tetap semangat untuk bisa menjadi pemenang itu perlu...
Walau, di "lapangan" masih menderita kekalahan.......


Untuk bisa memenangkan persaingan...
Harus ada upaya dan doa yang "lebih" dari 'lawan'....


Kalau "mereka" bisa.........
Kenapa kita tidak........????!!!!
Bukankah waktu yang dimiliki sama, yaitu 24 jam......


Bersaing itu penting.....
Berlomba dalam kebaikan itu perlu....
Barangsiapa berani bersaing, maka dia CALON PEMENANG...
barangsiapa takut berlomba, maka dia KALAH sebelum bertanding....
Sekarang keputusan ada di tangan kita. Pilih yang mana?????

Tulisan Abdul Munir Mulkhan yang Perlu Dikritisi

Tulisan Abdul Munir Mulkhan yang Perlu Dikritisi
Pada hari ini, saya membaca satu buku yang menarik. Judulnya adalah "jejak pembaruan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan". Pembicaranya adalah sosok yang cukup terkenal dalam dunia pendidikan dan pemikiran Islam di Indonesia, yaitu Abdul Munir Mulkhan. Ia adalah salah satu guru besar di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Ia juga pernah menjadi Wakil Sekjen (sekretaris) PP Muhammadiyah (2000-2005) dan anggota Majelis Dikti (Pendidikan Tinggi) PP Muhammadiyah (2005-2010).

Dari buku yang diterbitkan Kompas pada Juni 2010 ini, saya semakin mengetahui lebih dalam adanya "desas-desus" bahwa di tubuh Muhammadiyah telah ada "tanda-tanda"  pemikiran-pemikiran liberal.  Dalam catatan saya, ada beberapa ungkapan/tulisan Abdul Munir Mulkhan yang bernada liberal dan perlu dikritisi. Namun dalam tulisan ini, saya tidak (belum?) memberi jawaban yang komprehensif atas ungkapan-ungkapan tersebut. Hal ini dikarenakan, ilmu saya masih sedikit. Saya hanya 'membeberkan' ungkapan-ungkapannya tanpa memberi komentar. Namun tidak menutup kemungkinan hal ini bisa saya jawab di masa mendatang. :)

Inilah beberapa ungkapannya yang perlu dikritisi dari buku tersebut:

1. "Di masa lalu, kegiatan seperti itu (tidak menolak sekolah modern, berobat ke rumah sakit, khutbah memakai bahasa lokal, dll-red) dipandang sekuler dan  tidak islami yang hanya dikenai sebagai praktek hidup keagamaan pengikut Muhammadiyah". (hal.22)

2. "Puritanisme dan Wahabisme yang syariahistik yang saya sebut sebagai ideologisasi itu dikenal luas oleh aktivis gerakan ini, dan diterima secara taken for garanted". (hal. 24)

3. "Sekularisasi, bukan pemisahan agama dari wilayah publik, tapi fungsionalisasi nilai-nilai etika kemanusiaan dalam kerja iptek, peradaban sekuler, dan negara nasional". (hal. 24)

4. "Gagasan terpenting Kiai Ahmad Dahlan, yang sayangnya tak banyak dikenal oleh aktivis Muhammadiyah sendiri, ialah penempatan iptek modern dan pengalaman bangsa Barat sebagai pengalaman universal yang cocok dengan tafsir Al-Quran dan praksis ajaran Islam. Kiai Ahmad Dahlan berpendapat, semua orang Islam harus menjalankan dua fungsi, yaitu; murid dan


Pahala Ilmu

Pahala Ilmu

Pada suatu hari, Rasulullah Saw masuk ke dalam masjid. Beliau mengajak berbicara dengan para sahabat yang berada dii masjid. Beliau bersabda: “Maukah kalian pergi menuju Buthan atau ‘Aqiq (nama tempat), kemudian kalian diberi dua unta yang sangat bagus, tidak cacat lagi subur”.

Para sahabat merasa takjub atas tawaran Rasul ini. Mereka menjawab: “Wahai Rasulullah, setiap kita tentu menyukai hal itu”.

Rasulullah Saw bersabda: “Hendaklah kalian pergi ke masjid lalu mengajar atau membaca dua ayat dari kitabullah yang lebih bak dari dua unta. Tiga ayat lebih baik dari tiga unta. Empat ayat lebih baik dari empat unta. Dan seterusnya.  (HR. Muslim)



NB: Terjemahan dari Kitab Silsilatul Adab, Bab Qashashu adaabi Thalabil 'Ilmi, sub judul At-Tawaddhu'


Surabaya, 27 Januari  2013