Pemilik Unta

Tatkala Rasulullah Saw dan para sahabat keluar dalam peperangan “Bathnu Luuth”, kendaraan yang mereka tumpangi tidak cukup. Mereka pun bergantian, ada yang berkendaraan dan ada yang jalan kaki. Sampai-sampai satu unta dikendarai bergantian oleh 5, 6, atau 7 orang. 
Ketika tiba giliran seorang laki-laki dari mereka untuk menaiki unta, ia mengambil alih tali kekang unta dan menderumnya serta menaikinya.  Kemudian ia berteriak agar unta tersebut berdiri. Namun, unta tersebut sama sekali tidak berdiri. Laki-laki itu membentaknya dan berkata kepada unta tersebut, “Sya’ (kata-kata ini merupakan kata-kata bentakan). Semoga Allah melaknatmu)”.

Rasulullah mendengar kabar itu dan bertanya, “Siapakah yang melaknat untanya?”

Laki-laki itu menjawab, “Saya wahai Rasulullah”. Rasulullah kemudian bersabda, “Turunlah dari itu. Janganlah engkau bersama kami selama kau menaiki yang kau laknat”.

Lalu, Rasulullah bersabda dalam tausiah yang penuh hikmah: “Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk kalian sendiri. Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk anak-anak kalian. Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk harta-harta kalian. Karena, Allah akan mengabulkan permintaan seseorang walau cuma diminta dalam waktu sejenak”. [HR. Muslim]





NB:
Tulisan di atas merupakan terjemahan dari kitab Silsilatul Adab dengan judul “ Pemilik Unta". Tulisan ini merupakan bagian ke-7 dari sub judul "Adaabu Ad-Du'aa", Adab Berdoa.  Semoga bermanfaat. :-)




Panceng, Gresik, 6 Juni 2012

3 Responses to "Pemilik Unta"

Jangan lupa komen di sini ya :-)