Tulisan Abdul Munir Mulkhan yang Perlu Dikritisi

Pada hari ini, saya membaca satu buku yang menarik. Judulnya adalah "jejak pembaruan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad Dahlan". Pembicaranya adalah sosok yang cukup terkenal dalam dunia pendidikan dan pemikiran Islam di Indonesia, yaitu Abdul Munir Mulkhan. Ia adalah salah satu guru besar di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Ia juga pernah menjadi Wakil Sekjen (sekretaris) PP Muhammadiyah (2000-2005) dan anggota Majelis Dikti (Pendidikan Tinggi) PP Muhammadiyah (2005-2010).

Dari buku yang diterbitkan Kompas pada Juni 2010 ini, saya semakin mengetahui lebih dalam adanya "desas-desus" bahwa di tubuh Muhammadiyah telah ada "tanda-tanda"  pemikiran-pemikiran liberal.  Dalam catatan saya, ada beberapa ungkapan/tulisan Abdul Munir Mulkhan yang bernada liberal dan perlu dikritisi. Namun dalam tulisan ini, saya tidak (belum?) memberi jawaban yang komprehensif atas ungkapan-ungkapan tersebut. Hal ini dikarenakan, ilmu saya masih sedikit. Saya hanya 'membeberkan' ungkapan-ungkapannya tanpa memberi komentar. Namun tidak menutup kemungkinan hal ini bisa saya jawab di masa mendatang. :)

Inilah beberapa ungkapannya yang perlu dikritisi dari buku tersebut:

1. "Di masa lalu, kegiatan seperti itu (tidak menolak sekolah modern, berobat ke rumah sakit, khutbah memakai bahasa lokal, dll-red) dipandang sekuler dan  tidak islami yang hanya dikenai sebagai praktek hidup keagamaan pengikut Muhammadiyah". (hal.22)

2. "Puritanisme dan Wahabisme yang syariahistik yang saya sebut sebagai ideologisasi itu dikenal luas oleh aktivis gerakan ini, dan diterima secara taken for garanted". (hal. 24)

3. "Sekularisasi, bukan pemisahan agama dari wilayah publik, tapi fungsionalisasi nilai-nilai etika kemanusiaan dalam kerja iptek, peradaban sekuler, dan negara nasional". (hal. 24)

4. "Gagasan terpenting Kiai Ahmad Dahlan, yang sayangnya tak banyak dikenal oleh aktivis Muhammadiyah sendiri, ialah penempatan iptek modern dan pengalaman bangsa Barat sebagai pengalaman universal yang cocok dengan tafsir Al-Quran dan praksis ajaran Islam. Kiai Ahmad Dahlan berpendapat, semua orang Islam harus menjalankan dua fungsi, yaitu; murid dan


1 Response to "Tulisan Abdul Munir Mulkhan yang Perlu Dikritisi"

Jangan lupa komen di sini ya :-)