Goresan Hikmah Part 11


Barangsiapa mampu menaklukkan waktu...
Maka dia akan menjadi orang sukses...

Umur bukan penentu kedewasaan dan kesuksesan...
Kemauan yang kuat dan usaha nyata adalah di antara penentunya...

Sabar itu mutlak diperlukan...
Bagi pendamba kesuksesan dan kebahagiaan...

Barangsiapa mampu menaklukkan waktunya...
Siapapun yang bisa mengatur dirinya untuk hanya melakukan yang semestinya dilakukan...
Maka cepat atau lambat dia akan menjadi orang yang sukses dan bahagia...

Komitmen atas apa yang diucapkan dan dijanjikan adalah mutiara yang berkilauan...
Barangsiapa mampu melakukannya, maka dia mendapatkan prestasi luat biasa...

Sikap bangga diri dan memuji diri-sendiri bersifat halus...
Kita harus ekstra hati-hati terhadap keduanya...

Kalau diniatkan karena Allah, segala sesuatu akan terasa ringan...

Aduhai betapa meruginya jika umur terus bertambah, sementara ilmu dan karya tak ada penambahan sedikitpun atau malah berkurang...

Mengikuti aturan, hidup akan teratur...
Menyelisihi aturan, hidup akan kacau...

Ada yang merasakan dosa adalah gunung tinggi yang akan runtuh mengenai dirinya...
Ada yang menganggap dosa adalah makanan lezat yang harus dimakan setiap hari...
Kalau kita termasuk yang mana???
Jawaban jujur kita menentukan kualitas keimanan yang kita miliki...

Sukses tidak sukses, bisa tidak bisa, dan mencapai target atau tidak mencapai target ditentukan oleh besar kecilnya semangat yang ada di dalam dada...

10 tahun ke depan harus lebih baik dari 10 tahun kemarin...
5 tahun ke depan harus lebih baik dari 5 tahun kemarin...
Tahun depan harus lebih baik dari tahun ini...
Tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin...
Bulan ini harus lebih baik dari tahun bulan kemarin...
Pekan ini haris lebih baik dari pekan kemarin..
Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin...
Harus...

Harus terus semangat walau diri sering terkalahkan oleh diri sendiri. Ketika kembali berbuat kesalahan, berarti telah menemukan cara agar diri ini hancur. Sehingga, tindakan itu tidak perlu diulangi lagi.

Semakin bertambahnya waktu, godaan dalam belajar semakin besar hingga membuat kita tidak sadar. Kita pun akan lupa dengan tujuan awal kita, yaitu menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Maka dari itu, kita harus ekstra sabar dalam menghadapi semua godaan yang ada.

Keburukan apapun yang menimpa, itu akibat perbuatan kita. Jika kebaikan yang datang, itu karena karunia Allah, bukan karena kita.

Barangsiapa mampu mensyukuri, menerima, dan tidak mengeluh atas segala yang ada, maka kebahagiaan akan selalu terbit di hatinya.

Mewujudkan apa yang diinginkan bukanlah sebuah kemustahilan.

Bahagia adalah tidak mengeluh atas apa yang Allah berikan.

Sahabat sejati adalah mereka yang tak hanya suka memuji kita, namun juga mau mengoreksi kesalahan yang kita lakukan.

Seorang muslim tak layak mengutuk dirinya sendiri. Tak pantas baginya bermuram durja lantaran merasa dirinya adalah seekor semut hitam di atas batu hitam pada tengah malam yang pekat. Padahal, dia adalah berlian yang kemilaunya berpendar ke seluruh alam.

Pembelajar sejati adalah pencari dan penuntut ilmu, bukan pencari dan penuntut nilai.

Juara yang benar-benar juara adalah mereka yang paling bersih dan paling jujur dalam proses mencapai hasil.

Godaan untuk tidak berbuat jujur itu teramat banyak. Tapi pilihan terbaik adalah berusaha untuk tetap jujur. Sungguh beruntung orang yang mampu berbuat jujur dalam kondisi apapun.

Jaim (jaga image) dan caper (cari perhatian) semestinya ditujukan kepada Sang Kuasa, bukan kepada manusia yang tak punya daya dan penuh alpa.

"Kalau kalian ingin agar ilmu kalian semakin berkembang, mengajarlah. Karena dengan mengajar justru banyak hal baru yang didapatkan"
*Pesan inspiratif dari Syeikh Abu Jalil, Ulama dari Timur Tengah

"Apabila seseorang merasa bertambah pandai ketika belajar, berarti ada yang salah dalam belajarnya. Belajar yang benar adalah ketika semakin lama belajar dia justru merasa semakin bodoh, karena ternyata masih banyak hal yang tidak diketahui"
"Pesan inspiratif dari Dr. Nafik, dosen UINSA Surabaya

"Kalau merasa malas, jenuh, sumpek, dan terpuruk saya mengingat kembali tujuan penciptaan kita di dunia. Hal itu membuat saya lebih semangat dan optimis melakukan kebaikan-kebaikan dalam Islam. Semua hal yang dilakukan akan bernilai pahala jika dilakukan karena Allah"
*Pesan inspiratif dari seseorang

Teman sejati adalah mereka yang tetap mau mengingatkan temannya ketika menurutnya ada yang kurang benar dan perlu diperbaiki, walau hal itu terasa berat dan pahit baginya.

"Semakin sering seorang wanita memajang fotonya di hadapan miliaran manusia (selfie), semakin berkurang kemuliaan dirinya sebagai seorang wanita"
*Pesan penting dari salah seorang ustadz

"Tidak semua hal harus ditanggapi, dan tak perlu dimasukkan ke dalam hati agar tidak mendapatkan kesusahan di kemudian hari"
*Pesan inspiratif dari teman

Perbuatan/tindakan salah tak perlu disesali secara mendalam. Dengan melakukan kesalahan kita tetap mendapatkan ilmu baru, yaitu cara agar tidak berhasil. Sehingga di waktu yang lain kita tidak lagi mengulangi kesalahan tersebut.

Kita adalah kita. Kita bukanlah orang lain. Tak perlu memaksa diri menjadi orang lain jika memang tidak bisa. Kita memiliki keistimewaan, kekhasan, dan keunikan sendiri yang orang lain tidak punya.

Jangan mengkambing hitamkan kesibukan yang seolah menumpuk. Tapi salahkanlah kebiasaan menyia-nyiakan tumpukan waktu kosong dan longgar.

Dua orang yang seharusnya kita iri (iri positif) kepada mereka: orang yang punya banyak harta lalu disedekahkan dan orang yang memiliki banyak ilmu lalu diamalkan dan diajarkan.
*Inspirasi dari wisdom nabi Muhammad Saw

Tujuan utama belajar bukanlah untuk menumpuk angka di atas selembar kertas, melainkan untuk memperdalam pemahaman dan memetik manfaat dari ilmu yang dipelajari.

Mengikuti tuntunan ilmu akan menghasilkan ketentraman dan kebahagiaan hakiki. Menuruti rayuan gombal hawa nafsu akan mendapatkan kepuasan sekejap dan tertimpa kesengsaraan berkepanjangan.
Tindak tanduk kita dituntun dan dipandu oleh ilmu dan hawa nafsu. Kalau dituntun oleh ilmu, kita akan selamat. Namun jika dipandu oleh hawa nafsu, celakalah kita.

Rasa malas harus dibunuh. Rasa putus asa harus diperangi. Harus dan harus. Karena keduanya adalah penyebab terbesar kegagalan dan kehancuran kita.

Mengharap perhatian manusia akan mendapatkan kekecewaan atau kesenangan semu...
Mengharap perhatian Sang Pencipta bakal memperoleh kebahagiaan dan ketenangan...

Hidayah itu diminta, dicari, dan diperjuangkan...
Bukan ditunggu sambil duduk manis...

Kita tidak perlu merasa wah dan hebat ketika dinilai baik oleh orang lain...
Karena pada hakikatnya mereka tidak tahu apa-apa tentang diri kita...
Hanya Dia Yang Paling Tahu siapa diri kita sebenarnya...

"Jangan sekali-kali memandang sinis pelaku dosa, sebab ia bukan setan yang tidak ada kemungkinan menjadi baik. Jika ia bertobat dan terus menerus menambah ilmu dan ibadahnya, bisa jadi ia melampaui keilmuan dan kesalehan Anda."
*Prof. Dr. Ali Aziz dalam artikel beliau yang berjudul "Hidup Masih Koma Belum Titik".

Orang cerdas adalah orang yang gemar melakukan kebaikan sebagai persiapan untuk kehidupan setelah mati..
Orang yang tidak cerdas adalah orang yang selalu menuruti keinginan Hawa nafsunya...
*Inspirasi dari khatib Jum'at

Apa yang ada jarang disyukuri..
Apa yang tiada sering dirisaukan...
Itulah kita...

Di antara ciri kebodohan adalah mengulang kesalahan yang sama. Maka jika kita sering melakukan kesalahan dan dosa yang sama, berarti kita termasuk orang yang bodoh atau teramat bodoh.

Bahasa amal (action) adalah bahasa yang paling mudah dipahami.
*Inspirasi dari salah seorang ustadz

Kita tak perlu membenci diri-sendiri ketika membuat kesalahan. Karena orang baik bukanlah orang yang tak pernah berbuat salah. Orang baik adalah mereka yang ketika melakukan kesalahan kemudian sadar, menyesal, dan berusaha keras untuk tidak mengulangi.

Berfikir dan berusaha pada hari ini akan berdampak pada masa depan kita. Tapi kalau hanya memikirkan masa depan maka tak akan memiliki dampak apa-apa pada hari ini. Jadi fokuslah pada hari ini.
*Inspirasi dari salah seorang ustadz

Menjaga hijab tidak harus kaku. Namun sensitivitas hijab jangan sampai hilang.
Penataan niat dalam belajar harus terus-menerus dipersegar. Kalau tidak, niat tersebut akan rusak dan akhirnya proses dan hasil yang didapat akan hancur.

Sudahkah kita mencintai kebaikan? Sudahkah kita membenci kejelekan? Marilah kita jwb pertanyaan ini dengan tindakan, bukan dg ucapan yg menawan dan berkilauan.

Jika dosa sudah dianggap makanan sehari-hari dan ancaman neraka dipandang sebagai gertakan sambal, jangan-jangan hati kita sedang sakit parah dan harus segera dioperasi.

Coba sesekali kita berpikir, kita sering merasa diperhatikan manusia atau sering merasa diawasi oleh Zat Yang Maha Melihat? Lebih sering yang mana?

Merasa lebih baik dari orang lain adalah kotoran berpenyakit yang setiap hari harus dibuang ke tempat sampah.

Walau bagaimanapun, berbaik sangka kepada seseorang tetap lebih baik dan hendaknya menjadi pilihan utama.

Ilmu itu seperti air, mengalir ke tempat yang lebih rendah...
Maka kalau mau menjadi lautan ilmu, kita hendaknya meniru lautan yang selalu memposisikan diri lebih rendah dari yang lain...

Terkadang kita perlu dicambuk agar motivasi semakin melejit, sebagaimana kuda akan berlari kencang ketika terkena cambukan.

Orang besar adalah mereka yang ikut memikirkan nasib orang banyak...
Orang kecil adalah orang yang hanya memikirkan nasib dirinya sendiri...

Nilai seseorang bukan diukur dari apa yang tampak dari luar, melainkan dilihat dari berkas cahaya yang memancar dari dalam dirinya.

Kita tidak bisa baik dan sukses sendirian. Kita butuh masukan, penilaian, dan kritikan dari orang lain. Jadi kalau ada yang memberi masukan, penilaian, dan kritikan kita tak perlu marah. Justru kita mesti berterima kasih padanya.

Cukup dengan merubah diri-sendiri, kita sudah bisa merubah orang lain.

Nasib apapun yang menimpa kita, yakinlah, itu adalah yang terbaik dari-Nya. Hanya saja terkadang kita belum mampu memahami.

Komitmen adalah berlian paling berharga di dunia...
Kalau mampu memilikinya, sungguh kita akan menjadi manusia paling sukses dan beruntung...


Menolong orang lain= menolong diri sendiri
Mengajar orang lain = mengajar diri sendiri
Bersedekah kepada orang lain = bersedekah kepada diri sendiri
Mengingatkan orang lain = mengingatkan diri sendiri

Mimpi + Tekad + Tindakan = Kenyataan
*Inspirasi dari sahabat

Teman sejati adalah mereka yang mau mengingatkan temannya ketika berbuat salah sekalipun berada di tempat yang berjauhan.

Kalau hidup ini dipandang sebagai beban, maka yang dirasakan adalah beban hidup...
Tapi kalau hidup ini dianggap sebagai karunia, yang ada adalah rasa nikmat...

Bersedekah tidak harus dengan uang atau makanan. Bersedekah juga bisa dengan membagikan kata-kata positif melalui media sosial. Jadi cukup bermodal facebook, twitter, atau BBM kita sudah bisa bersedekah sebanyak-banyaknya
*Inspirasi dari wisdom nabi

Sungguh, bahagia akan mudah didapatkan jika kita gampang memaafkan.

Fokus adalah kekuatan. Barangsiapa mau sukses maka dia harus belajar dan berlatih untuk fokus.

Seorang pembelajar harus terus menerus mengingat, apa tujuan awal dia belajar? Mengapa dia belajar? Apa yang seharusnya dia lakukan? Dengan begitu ia akan selamat dari godaan-godaan yang akan menghancurkan dirinya.


Emas tetap bernilai tinggi walau berada di tumpukan sampah. Maka jadilah generasi emas agar memiliki nilai tinggi di hadapan Allah di manapun berada.
*Motivasi dari ust. Kholiq, pimpinan STAIL Hidayatullah Surabaya


Kalau kita menjadikan tugas, kewajiban, pekerjaan dan amanah sebagai "beban" maka hidup akan penuh dengan tekanan. Tapi jika kita menjadikannya sebagai "kebutuhan, tantangan, hobi, dan ibadah" maka hidup akan terasa menyenangkan dan penuh gairah.

Barangsiapa yang haus pujian, berarti ia telah menipu dirinya sendiri. Ia tertipu, karena merasa pantas mendapatkan pujian. Padahal, yang layak hanyalah Dia Sang Maha Terpuji. Adapun manusia, secuilpun tak layak mencicipinya.

NB: Goresan hikmah part 11 ini merupakan gabungan dari coretan sederhana saya di buku diary selama bulan Januari sampai bulan Agustus 2015 dan status FB saya periode Januari sampaiAgustus 2015. Semoga bermanfaat. J


Surabaya, 23 Agustus 2015

0 Response to "Goresan Hikmah Part 11"

Posting Komentar

Jangan lupa komen di sini ya :-)