Nasehat yang Baik

       Nasrudin adalah laki-laki miskim yang tinggal di rumah yang jelek. Suatu hari istrinya meminta uang untuk membeli beras dan sayur-sayuran. Tapi ia tidak memiliki uang sama sekali. 

      Akhirnya ia mengambil satu karung yang besar dan panjang dan pergi ke pasar. Ia ingin menjadi seorang buruh. 

      Di pasar ia melihat sekolompok penjual barang-barang pecah belah (tembikar). Nasrudin mendekati salah seorang dari mereka dan menawarkan jasa untuk membawakan barang-barangnya.

       “Saya memiliki keranjang besar yang penuh dengan mangkok dan cangkir. Jika kamu membantu saya membawakannya ke rumah saya akan memberimu tiga nasehat terbaik”, kata penjual tersebut.

     Awalnya Nasrudin menolak karena ia butuh uang, bukan nasehat. Namun akhirnya ia menyetujui. Ia punya pikiran bahwa ia bisa memperoleh uang di lain waktu,  tapi bisa jadi ia tidak akan mendapatkan tiga nasehat terbaik di waktu yang lain.

   “Baiklah, saya setuju. Saya akan membawa keranjangnya dan kamu berjalan di belakangku” katanya.
     Kemudian ia mengangkat keranjang yang terasa berat dan meletakkannya di atas kepalanya. Jadi, ia tidak membutuhkan karung yang ia bawa dari rumah. Sesudah berjalan lumayan lama, Nasrudin merasa lelah dan beristirahat. Penjual  itu juga beristirahat. Ia duduk di samping Nasrudin.
   “Bagaimana jika kamu memberikan nasehatnya sekarang?” kata Nasrudin.
    “Baiklah, saya akan memberimu nasehat pertama. Sesudah berjalan cukup jauh, saya akan memberimu nasehat yang kedua”, kata penjual tersebut.
     “Baiklah, apa nasehat yang pertama”, kata Nasrudin tidak sabar.
     “Pertama, jangan percaya kepada seseorang yang mengatakan bahwa lapar adalah lebih baik dari terlalu kenyang”, kata si penjual.
     “Itu  sungguh nasehat yang bijaksana”, kata Nasrudin.
    Kemudian nasrudin membawa lagi keranjang yang tadi ia letakkan di atas tanah. Mereka berdua berjalan sampai merasa capek. Mereka berhenti di bawah pohon yang rindang.
      Nasrudin bertanya, “Apa nasehat berikutnya?”
      Penjual itu berkata, “Yang kedua, jangan percaya seseorang yang mengatakan bahwa berjalan dalam perjalanan jauh lebih baik daripada mengendarai kuda”
    “Itu adalah nasehat yang sangat bijaksana”, kata Nasrudin.
     Mereka berjalan lagi dan berhenti lagi untuk beristirahat. Nasrudin meminta si penjual untuk memberikan nasehat yang terakhir.
     Penjual itu berkata, “Jangan percaya seseorang yang berkata bahwa buruh yang lain lebih tolol daripada kamu”
     Mendengar perkataan itu, Nasrudin menjatuhkan keranjangnya. Semua mangkok dan cangkir hancur berkeping-keping. Kemudian ia berkata, “Dan jangan percaya seseorang yang mengatakan bahwa mangkok dan cangkir itu telah hancur”.




Catatan: tulisan ini merupakan terjemahan dari buku berjudul  Nasredin The Clever Man


Ponorogo, 2 November 2011




0 Response to "Nasehat yang Baik"

Posting Komentar

Jangan lupa komen di sini ya :-)