Lisan vs Tulisan, Baik Mana?

   Kemarin pada tanggal 17 Mei aku menghadiri acara peringatan hari buku di kampus. Pembicaranya adalah salah satu penulis asal Surabaya dan juga pengamat media. Dia adalah ibu Syirikat Syah. Banyak hal yang dia sampaikan berkenaan dengan buku, membaca, dan menulis. Misalnya, dia menyampaikan perbedaan yang jauh antara budaya Jepang dan Indonesia. 1 orang Jepang katanya biasanya membaca 4 koran. Sementara kalau di Indonesia 1 koran bisa dibaca 40 orang. Waw, luar biasa kan perbedaannya. Tapi tunggu dulu, apa benar, di Indonesia 1 koran dibaca oleh 40 orang? Benar nggak ya….Hm…Tapi kayaknya bener deh….Bisa saja kan. Misalnya saja ada Koran yang di tempel di mading. Nah, kan banyak tuh yang baca……hehe… 

        Trus, hal lain yang dia sampaikan ialah, faktor-faktor penyebab rendahnya minat baca penduduk Indonesia. Ada empat, katanya. Tapi sayang, saya ingatnya Cuma dua (maaf ya…). Yang pertama ialah Karena kemiskinan, dan yang selanjutnya ialah karena ada TV. Karena kemiskinan???Karena kalau kaya mestinya bisa banyak beli buku. Ternyata gitu maksudnya….Trus, kenapa juga TV dipermasalahkan???Ya….bisa dicerna sendirilah….

         Selanjutnya bu Syirikat membahas dunia menulis. Nah...di pembahasan inilah ada yang mengganjal di hati saya. Gini, dia kan nyampaikan, bahwa fungsi atau manfaat menulis itu ada 6. Yaitu dalam rangka mengekspresikan diri, mengamalkan ilmu, melakukan persuasi dalam pembentukan opini publik, berdakwah, dan akan tetap “hidup” walau sudah mati.

      Yang saya persoalkan ialah, tentang berdakwah. Saya sih setuju-setuju aja ketika dia menyampaikan, bahwa menulis itu merupakan salah satu metode berdakwah. Tapi menurutnya, berdakwah dengan tulisan itu lebih baik dan efektif daripada dakwah melalui lisan. Kenapa? Dia mencontohkan, misalnya ada khotib yang berkhutbah di masjid yang dihadiri oleh 1.000 orang. Apa yang dia sampaikan cuma didengarkan oleh 1.000 orang. Namun kalau melaui tulisan, bisa saja dibaca oleh jutaan orang. Hm…sekilas saya mengangguk-angguk setuju…

          Namun setelah kupikir-pikir dan merenung (bukan melamun ya….), kayaknya ndak juga deh….Gini, kan sebaik-baik contoh adalah Rasulullah. Kalau begitu, apa yang dilakukan Rasulullah Saw kita ikuti, karena itu adalah sebaik-baik petunjuk. Rasulullah Saw setahu saya tidak pernah berdakwah melalui tulisan. Beliau selalu menggunakan lisan. Para nabi dan Rasul sebelum beliau pun menggunakan lisan, bukan tulisan. 

       Trus, kan dalam Al-Quran diterangkan, ketika kita berdakwah, ada 3 cara. Yaitu bil hikmah (dengan cara hikmah), mau’idhah hasanah (nasehat yang baik), dan mujadalah bil ahsan (bantahan yang baik). Itu kan bisa dilakukan hanya dengan lisan?

      Trus juga ada istilah qoulan kariima (perkataan yang mulia), qoulan sadiida (perkatan yang benar), dan lain-lain. Biasanya istilah-istilah itu dipakai dalam dunia dakwah. Dan, itu semua lebih menuju ke lisan kan, bukan tulisan…..
 
      Sebenarnya terus terang, saya masih bimbang, mana yang lebih baik dan efektif. Lisan atau tulisan?  

     Apa ada yang bisa bantu saya? 

16 Responses to "Lisan vs Tulisan, Baik Mana?"

  1. saya pikir disampaikan dengan lisan lebih baik bang krn tentunya kita jg bisa tahu dan menjelaskan dengan terperinci ketidaksepikiran orang yang kita berusaha transfer ilmu atau dakwah atau apa saja


    namun lisan tidak bisa didenger seluruh dunia dalam satu waktu.. karena itu menulis juga perlu mendampinginya

    ada juga manusia yg tidak piawai berbicara, jadi menulis adalah jalannya untuk menyampaikan sesuatu.. bahkan kebenaran... seperti wartawan yg mampu mempengaruhi banyak orang dgn kata2nya

    saya pikir dua2nya sama2 baik jika dilakukan untuk meraih cinta Allah

    BalasHapus
  2. saya pikir semua ada zamannya ya mas.... sekarang orang berdakwah bisa melalui sms atau telpon...
    jaman Rasulullah belum ada ponsel jadi beliau tidak menggunakan ponsel... kembali ke pendapat saya yg tadi sih...selama itu baik kenapa ngga?

    BalasHapus
  3. kalo menurut saya yang masih pingin terus belajar, tentang baik mana antara Lisan dan Tulisan.... kita hendaknya tidak lupa teori SIKONTOLPANJANG...eh jangan ngeres dulu. maksudnya ialah SItuasi KOndisi TOleransi PAntauan dan JANGkauan.
    Ketika hendak berdakwah,hendaknya Da'i tahu betul kondisi Mad'u yang hendak dituju. Maka disitu dia dapat melihat metode mana yang paling baik, tepat dan jitu untuk diaplikasikan.
    Lisan & Tulisan masing-masing punya kelebihan dan kekurangan dalam menyampaikan pesan dakwah, oleh karenanya dua hal tersebut jangan sampai terpisahkan. Dai yang pandai dalam berbicara, jangan sampai mengabaikan menulis meski sesekali. begitupun da'i yang pinter nulis dia juga harus mampu dan lihai ketika harus bicara didepan di ats podium.
    Jangan lupa Rasulullah pernah memerintahkan para shahabat menulis dan pernah juga memerintahkan anak-anak kaum muslimin untuk belajar tulis menulis. wallahu'alam

    BalasHapus
  4. menurut ane baik tulisan sob,thnx infonyA

    BalasHapus
  5. Ninda@:makasih ninda ya, atas jawabannya. Jadi kesimpulannya lebih baik dengan lisan ya...karena kita bisa tahu dan menjelaskan lebih terperinci...trus, tulisan itu juga penting. Ia bisa digunakan dalam rangka mendampingi lisan.hm....tapi terkadang, ada orang yang lebih mampu menjelaskan dengan terperinci melalui tulisan nin...oke, terima kasih ya, atas jawabannya

    BalasHapus
  6. Nashrul@:Jadi intinya, relatif gitu sob ya....tidak ada yang lebih baik. Tergantung situasi dan kondisi. Bisa sewaktu-waktu tulisan yang lebih baik, namun bisa jadi juga, lisan yang lebih baik. Syukron sob atas jawabannya. Tapi ada yang sedikit mengganjal. kan tadi ente bilang, dua-duanya tidak bisa dipisahkan. Kalau saya bahasakan, ibarat 2 sisi mata koin lah.gitu ya...Bagaimana dengan orang yang tidak bisa menulis...kan tidak bisa tuh dimasukkan dalam kategori ini..

    BalasHapus
  7. keduanya baik mas.. asal diolah dengan tepat, karena jalan dakwah tak mengenal batas apapun, bisa melalui media apa saja.. :)

    salam :D

    BalasHapus
  8. keduanya baik mas asal diolah dengan baik & tepat,
    karena setiap orang berbeda daya tangkapnya, ada yg suka membaca & terkadang bagi orang buta huruf dakwah dengan kisanlah yg paling efektif :)
    salam :D

    BalasHapus
  9. yang mana ja.... terserah, yang penting ikhlas..............

    BalasHapus
  10. All: Terima kasih teman-teman...sedikit ralat..sebenarnya tanggal 17 mei adalah hari buku juga, tapi khusus untuk Indonesia, tapi kalau yang tanggal 23 April adalah hari buku secara internasional....jadi peringatan kemarin sudah betul, bukan molor....

    BalasHapus
  11. wah klau analisis ane, mnulis lebih dianjurkan dan membaca sbelum mnulis lebih diwajibkan karena surah yg pertama kali turun surah al-Alaq dan surah2 awal lainya yaitu al-qolam yg ayat pertama ttg mnulis,, slanjutnya lisan dan tulisan itu saling menguatkan info yg kita sampaikan,,
    apalagi di era skrg lisan dan tulisan sangat mempengaruhi mindset seseorg

    BalasHapus
  12. Maaf... sepertinya aku tadi sudah nulis komen... tidak masuk atau memang dimoderasi ya?

    BalasHapus
  13. saya pernah dengar dari ustadz, bahwa jihad itu bisa dilakukan dengan lisan, bisa pula dengan tulisan, selain dengan perang dan lainnya.
    menurut saya pula, keduanya sama saja, yang penting ikhlas lillahita'alaa, tidak mencari popularitas atau sejenisnya. percuma bila menulis hanya isinya "curhat", percuma bila bicara tapi hati berkata lain..

    yang saya tahu juga, dunia ini dimulai dengan tulisan. Rasulullah tidak menulis karna ingatannya kuat sekali dan beliau tidak bisa membaca dan menulis..

    pejuang berpedang pena, pendakwah berlisan pena.. Insya ALLAH..

    "Demi pena dan apa yang dituliskannya" (Al-Qalam:1)

    BalasHapus
  14. Mungkin semua ada jaman nya mas, tapi memang seharusnya prioritas pertama adalah Lisan. Tulisan.... jaman sekarang juga tidak bisa dianggap remeh, karena dengan tulisan sangup merubah opini. Mungkin seharusnya memang jaman sekarang jihad juga harus dilakukan beriringan antara lisan dan tulisan.


    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    BalasHapus
  15. baik semua... he he he

    g penting banget komentarnya ya

    BalasHapus
  16. lisan dan tulisan, masing2 memiliki kelebihan dan kekurangan. intinya pada tata cara penyampaiannya, pilihan bahasanya, dan etikanya. kduanya bisa sama baiknya bila disampaikan dengan bahasa yang santun, hormat, dsb...
    namun, kduanya jg bisa sama buruknya, bila pemilihan katanya salah dan tekhnik pnyampaiannya tdk tpat (kurang sopan), alih2 dimengerti malah mnimbulkan salah faham.

    klo sy sndiri, trmsuk tipe yang lbh mnyukai tulisan. ktika hrus brkomunikasi lgsg dgn sseorang, rasanya tdk smua apa yang hrusnya saya katakan itu kluar dari lisan saya. tapi ketika itu saya tuangkan dalam bentuk tulisan, maka rsanya lbh bisa "mengalir" dengan bebas, dan karna tulisan itu spacenya tidak terbatas, jadi sy bisa mnuliskan apapun yg sy ingin smpaikan, tnpa hrus mrasa sungkan/segan untuk mlihat wjah lwan bicara. hehe..

    tpi, stiap orang mmliki karakter dan kesukaan masing2...

    salam ikhuwah ^___^

    BalasHapus

Jangan lupa komen di sini ya :-)