Pentingnya Kehatia-hatian dalam Bersumpah

Sobat…

      Mugkin kita pernah mendengar ataupun melihat salah seorang teman kita yang sangat mudah mengucapkan “wallaahi”, “billaahi”, “demi Allah”, ataupun kalimat sumpah lainnya. Biasanya, ia melakukan demikian dalam rangka meyakinkan kita. 

      Jikalau nanti kita bertemu dengan seseorang yang demikian maka alangkah baiknya kita mengingatkannya untuk tidak mudah untuk bersumpah. Karena bisa jadi ia akan terperosok pada sumpah yang tidak pada tempatnya. Artinya, sebenarnya ia tidak perlu bersumpah untuk hal-hal yang sebenarnya sepele. 

        Kita juga perlu mengingatkannya apabila sumpah yang ia lakukan tidaklah dalam rangka kebenaran ataupun kemashlahatan. Atau dengan kata lain, sumpahnya sebenarnya mempunyai unsur kedzaliman dan tidak perlu dilakukan sumpah. 

        Pernah suatu ketika Rasulullah menegur sahabat yang bersumpah tidak pada tempatnya. Rasulullah mengingatkan, bahwa sumpah yang ia utarakan berlebih-lebihan dan tidak pada tempatnya, serta tidak memiliki kebaikan.  

      Kisah ini terdapat dalam kitab Silsilatul Adab pada sub judul “Qosamun Fii Ghairi Mahallihii”, “Bersumpah Tidak pada Tempatnya”. Berikut cuplikannya: 


Bersumpah Tidak pada Tempatnya

      Seorang laki-laki memiliki hutang kepada laki-laki yang lain. Maka laki-laki ini mendatangi penghutang tersebut untuk menagih hutangnya. Si penghutang ini memohon agar diberi keringanan untuk membayar separuhnya terlebih dahulu, karena uangnya belum cukup. Akan tetapi laki-laki ini menolak dan bersumpah, “Demi Allah, saya tidak mau”. 

     Rasulullah Saw mendangar hal itu lalu bersabda: “Siapa yang telah bersumpah atas nama Allah secara berlebihan dan tidak berada dalam kebaikan?” Laki-laki tersebut kemudian menjawab, “Saya wahai Rasulullah”. Laki-laki ini pun merasa bersalah dan berharap agar Rasulullah Saw tidak memarahinya. 

        Kemudian laki-laki ini bersegera mendatangi si penghutang dan berkata kepadanya, “Silahkan kamu pilih yang mana lebih kamu sukai, membayar separuh atau membayar lunas”

       Sesungguhnya laki-laki ini telah sadar atas kesalahannya dan kembali pada kebenaran. Ia kemudian meminta keridhaan saudaranya yang telah berhutang kepadanya sebagai bentuk ketaatan atas Allah dan Rasul-Nya. (Muttafaqun ‘alaih) 

      Oleh karena itu, marilah kita saling mengingatkan atas saudara kita apabila berlebihan dalam bersumpah, karena Rasulullah Saw tidak menyenangi hal tersebut. Selain itu, perbuatan tersebut mengindikasikan bahwa kita tidak memiliki adab yang baik terhadap Allah. 

    Atau jikalau kita belum bisa mengingatkan teman, setidaknya kita bisa lebih berhati-hati dalam bersumpah, agar tidak terjebak ke dalam perbuatan yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya. :-)


Ponorogo, 15 Desember 2011 


1 Response to "Pentingnya Kehatia-hatian dalam Bersumpah"

  1. mungkin seperti kalimat ini, "sumpah, demi apapun itu lebay bagnet", apakah itu termasuk bersumpah tidak pada tempatnya, kak?

    saya dulu juga anak sma 1 sumenep, tapi saya tidak bersekolah disana lagi. saya angkatan tahun 2010/2011.

    BalasHapus

Jangan lupa komen di sini ya :-)