Nasehat dan Ilmu

 
Yunus An-Nahawi pergi menemui gurunya Al-Kholil bin Ahmad Al-Farahidi. Ia mengeluhkan sulitnya belajar ilmu ‘Arudh (ilmu yang berhubungan dengan syair/puisi).

Al-Kholil berfikir sebentar. Ia kemudian mengetahui bahwa muridnya ini tidak cocok belajar ilmu ‘Arudh. Ia ingin menasehatinya agar meninggalkan ilmu ini dan beralih kepada ilmu yang lain.

Ia kemudian bertanya kepada muridnya mengenai ilmu ‘Arudh dengan maksud untuk menasehatinya. Ia berkata, “Apa wazan dari syair ini:

‘Jika kamu tidak mampu mengenai suatu perkara, maka tinggalkanlah
Dan beralihlah kepada apa yang kamu mampu”


Yunus kemudian memahami bahwa gurunya sedang menasehatinya melalui pertanyaan itu. Ia kemudian meninggalkan ilmu ‘Arudh dan mempelajari ilmu nahwu sampai dikenal sebagai ulama’ dalam bidang nahwu.





NB: terjemahan dari kitab silsilatul adab pada  bab “Adab dalam Memberi Nasehat ” dengan sub judul  Nasiihatun fil ‘Ilmi”

 Panceng, Gresik, 11 April 2014


0 Response to "Nasehat dan Ilmu"

Posting Komentar

Jangan lupa komen di sini ya :-)