Akhlaq Seorang Atlet

Para sahabat nabi mengetahui bahwa perlombaan lari kuda dan unta akan segera diadakan. Mereka pun berlatih dengan kuda dan unta yang dimiliki di sebuah tanah lapang yang dijadikan tempat perlombaan.

Nabi Saw sendiri memiliki seekor unta yang tak pernah terkalahkan. Namanya Al-‘Adhba’. Tiba-tiba datang seorang arab badui mengajak tanding nabi. Mereka berdua pun bertanding dan ternyata Al-‘Adhba’  mampu dikalahkan. 

Melihat hal itu, para sahabat merasa sedih. Mereka berkata keheranan, “Hah, Al-‘Adhba’ dikalahkan”.

Kontan Rasul Saw bersabda, “Merupakan hak bagi Allah meninggikan sesuatu, kemudian suatu hari pasti merendahkannya” (Muttafaqun ‘Alaih)

Seperti inilah kehidupan dunia. Segala sesuatu yang hidup tumbuh dan berlalu dalam beberapa tahapan. Masa muda adalah tahapan yang penuh dengan kekuatan dan ketekunan sehingga mudah memperoleh kemenangan. Kemudian datang tahapan berikutnya yaitu masa tua, tahapan yang penuh dengan kelemahan sehingga sering mengalami kekalahan.

Maka dari itu, seseorang yang masih dalam masa muda hendaknya tidak tertipu dengan kekuatan yang sedang dimiliki. Hendaknya dia meyakini bahwa setelah masa muda akan datang masa tua yang penuh dengan kelemahan, di mana ia tidak akan mampu mengerjakan pekerjaan sebagaimana masih muda.



NB: terjemahan dari kitab silsilatul adab pada  bab “Adab dalam Bermain dan Bersenda gurau ” dengan sub judul  “Akhlaaqul Mutasaabiq”

Surabaya, 1 September 2014


0 Response to "Akhlaq Seorang Atlet"

Posting Komentar

Jangan lupa komen di sini ya :-)