Ternyata Aris Makruf, Ustadzku, (katanya) Teroris

Betapa tersentak diriku tatkala ada pemberitaan di berbagai media, bahwa Aris Makruf alias Nizar menyerahkan diri di Temanggung pada jum'at malam tanggal 2 oktober 2009.Bukan karena "proses penyerahan dirinya" yang membuatku tersentak kaget, melainkan karena dia adalah ustadz yang mengajarku tatkala aku masih duduk di bangku SMA. 

Saat kedatangannya pertama kali di pondokku, yang lebih dikenal dengan "yayasan salsabila", pada tahun 2006 aku dan teman-teman merasa gembira karena ada ustadz baru. Waktu itu, dia mengaku bernama Nizar, bukan Aris Makruf. Dia ustadz istimewa bagi kami. Masih muda, tampan, mudah bergaul, pinter ngomong bahasa arab dan inggris lagi. Saat pertama kali berkenalan, dia langsung "cas cis cus" dengan bahasa arab. Tak ayal, motivasi kami untuk belajar semakin terlecut dengan kedatangannya.



Sungguh ku tak menyangka kalau dia (katanya) teroris. Setahuku, dia itu baik, ramah, dan tidak terlihat tanda-tanda bahwa di suka meneror orang. Ketika bergaul dengan ustadz lain, ia juga tidak mencurigakan. Ketika mengajarpun, tidak ada ajarannya mengajak kita untuk menjadi teroris. Sungguh, aku masih belum percaya, kalau dia memang teroris. 

Hanya saja, dia ternyata menjadi buronan polisi sejak tahun 2006. Dari berita yang aku baca di koran, dia menyembunyikan buronan polisi, Mustaghfirin dan Jabir. Kala itu, Mustaghfirin dan Jabir tewas di tangan polisi. sedangkan Aris alias Nizar, yang tidak lain adalah ustadzku, berhasil meloloskan diri. 

Aku tak tahu hakikat sebenarnya seperti apa. Yang jelas, setelah terkuak siapa sebenarnya ustadz Nizar (Aris Makruf)pasca "penyerahan diri"nya ke polisi, muncul berbagai masalah. Yayasan salsabila, tempat yang dia jadikan tempat mengajar dan tempat yang aku belajar di dalamnya, juga kena imbasnya. 

Pada tanggal 17 oktober 2009, sekitar 20-30 warga berdemonstrasi di depan kantor yayasan salsabila. Mereka menuntut untuk membubarkan yayasan salsabila serta menuntut Ustadz warsito, selaku ketua yayasan, turun dari jabatannya. Untung saja ada kesatuan personel polisi yang mengamankan suasana, sehingga tidak terjadi tindakan anarkis.

Sampai tulisan ini saya muat, saya belum tahu pasti bagaimana perkembangan berita selanjutnya. Semoga saja, Allah menggagalkan aksi pemburan tersebut, karena saya yakin yayasan salsabila tidak mengajarkan teologi teroris. Yang saya tahu selama belajar di sana, kami diajarkan untuk bertauhid yang benar kepada Allah, bukan untuk menjadi teroris.

Lalu, bagaimana dengan ustadz Nizar (Aris Makruf)? Apakah dia teroris? Tak tahulah. Allah yang maha tahu tentang semua ini. Tapi satu hal yang saya tahu. Ustadz Nizar sudah berjasa kepadaku dan teman-temanku atas jerih payahnya mengajari kami.

9 Responses to "Ternyata Aris Makruf, Ustadzku, (katanya) Teroris"

  1. Bicara masalah teroris..., aku berharap di Indonesia tak ada lagi teroris.. Amin.

    BalasHapus
  2. o... begitu jadi dapat kabar baru :)

    BalasHapus
  3. Wah, ironi sekali ya,,
    mudah mudahan semuanya cepat terungkap dengan jelas,

    BalasHapus
  4. Kita harus berfikir jernih menghadapi masalah yang kaya' gimian..... jangan sampai kita terkecoh di jaman yang finah subhat sudaj meraja lela........

    BalasHapus
  5. Memang orang-2 yang disangka sebagai 'teroris' seringkali 'mengejutkan' orang2 yang mengenalnya.

    BalasHapus
  6. Mendayung di tengah samudera@: betul.....jangan-jangan kita akan terseret juga

    BalasHapus
  7. seseorang itu memang terkadang terlihat baik namun kita tidak tau sisi lain dari orang tersebut dan kita jangan terkejut dengan itu karena itu memang sifat asli manusia

    BalasHapus
  8. @Semuanya:terima kasih banyak atas komentarnya..namun yang jelas, bagiku ustadz nizar adalah orang baik dan bukan teroris sebagaimana dituduhkan oleh polisi

    BalasHapus
  9. Ternyata Aris makruf dijebak. jadi sebenarnya dia bukan teroris. INi beritanya: http://metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/03/24/13514/Terdakwa-Teroris-Aris-Makruf-Mengaku-Dijebak

    BalasHapus

Jangan lupa komen di sini ya :-)