Seorang Muslim tidak Najis

Pada suatu hari, Abu Hurairah RA bertemu Rasulullah Saw pada salah satu jalan di Madinah. Waktu itu Abu Hurairah RA sedang junub. Karena itu, ia berusaha bersembunyi dari Rasul. ia pun mandi junub dan kemudian pergi menemui Rasul. 

Nabi Saw bertanya kepadanya, “Kamu dari mana saja wahai Abu Hurairah?”.

Abu Hurairah RA menjawab, “(Tadi) saya junub. Saya merasa sungkan duduk bersama engkau sedangkan kondisi saya tidak suci”.

Nabi Saw kemudian bersabda, “Subhanallah! Sesungguhnya seorang muslim tidaklah najis” (HR. Bukhari).

Dengan bersabda seperti itu, nabi Saw bermaksud memberikan pemahaman bahwa ada suci maknawi dan ada suci lahiriah. Yang dimaksud suci maknawi adalah iman. Seorang muslim memiliki iman, oleh karena itu dia adalah orang yang suci secara maknawi walaupun dia berada dalam kondisi junub dan belum mandi wajib atau belum berwudhu’.

Adapun orang yang tidak beriman, maka dialah orang yang najis. Sedangkan seorang mukmin – walaupun secara lahiriah dia tidak suci – sesungguhnya dia tidaklah najis.


NB: terjemahan dari kitab silsilatul adab pada  bab “Adab dalam Bersuci ” dengan sub judul  “Al-Muslimu Laa yanjasu”




Surabaya, 23 November 2016

0 Response to "Seorang Muslim tidak Najis"

Posting Komentar

Jangan lupa komen di sini ya :-)