Hak Pembantu

Ada 3 orang laki-laki yang berada dalam perjalanan. Ketika langit sudah gelap, mereka masuk ke dalam gua untuk istirahat di sana. Tiba-tiba batu besar yang ada di atas gunung jatuh dan berhenti tepat di pintu gua. Mereka pun tidak bisa keluar dari gua itu. Maka mereka berdoa kepada Allah dengan perantaraan amal sholeh mereka.

Orang pertama dan orang kedua berdoa. Berkat doa mereka berdua, tergeserlah batu itu hingga langit terlihat. Akan tetapi, mereka belum bisa keluar.

Orang ketiga pun berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau lebih mengetahui bahwa saya dulu pernah mengupah seorang pembantu. Tatkala selesai pekerjaannya dan saya mau memberikan haknya (upah) ia mengabaikan dan tidak mengambilnya. Ia pergi dan meninggalkanku.

Lalu upahnya aku belikan sapi beserta pengembalanya. Aku kembangbiakkan sapi-sapi itu hingga menjadi banyak. Setelah sekian lama, ia menemuiku dan berkata, "Takutlah kepada Allah dan berikanlah upah kepadaku. Janganlah engkau mendzalimi aku". 

Aku pun berkata, "Pergilah ke sapi-sapi itu dan pengembalan ya, dan ambillah". Ia berkata, "Takutlah kepada Allah, janganlah engkau mengolok-olok aku". Aku pun berkata, "Sungguh saya tidak mengolok-olokmu". Laki-laki itu kemudian pergi menemui sapi-sapi itu dan menggiringnya.

Ya Allah, sungguh Engkau lebih tahu, bahwa aku melakukan hal itu karena mencari ridha-Mu serta karena takut kepada Engkau. Maka keluarkanlah kami dari sini.

Batu itu pun bergeser sehingga mereka bisa keluar dan meneruskan perjalanan. (Muttafaqun Alaih)


NB:
Tulisan di atas merupakan terjemahan dari kitab Silsilatul Adab dengan judul “ haqqul Ajiiri, Hak Pembantu". Tulisan ini merupakan bagian ke-12 dari sub judul "Adaabu Ad-Du'aa", Adab Berdoa.  Semoga bermanfaat. :-)



Panceng, Gresik, 2 November 2012

0 Response to "Hak Pembantu"

Posting Komentar

Jangan lupa komen di sini ya :-)