Disiapkan dalam Keadaan Terburu-buru

      Salah satu tetangga Nasrudin mengadakan pesta. Ia mengundang semua tetangganya. Namun, Nasrudin yang juga tetangganya tak mendapatkan surat undangan. Ia pun menunggu dan menunggu, tapi undangan itu tak kunjung datang. Ia merasa sangat kecewa.

    Pesta pun dimulai. Banyak tamu yang berdatangan. Nasrudin hanya bisa melihat mereka dari kejauhan. Ia berpikir mencari ide bagaimana caranya agar ia bisa ikut pesta itu. Akhirnya ia tersenyum karena mendapatkan ide cemerlang.

   Nasrudin kemudian pergi ke rumahnya mengambil kertas kosong. Kertas itu ia lipat dan ia masukkan ke amplop. Lalu ia pun pergi tempat pesta.

    Di sana ia ia mencoba tuan rumah. Ia mendekati pelayan dan berkata, "saya membawa surat penting untuk tuanmu. Bisakah saya  menemuinya?"

    Pelayan itu pun membawanya ke ruangan besar yang indah, di mana semua tamu sedang menikmati makanan yang enak. Ia meminta Nasrudin menunggu di sana, dan ia pergi menemui tuannya untuk memberitahukan tentang surat yang dituliskan kepada sang tuan rumah.  Sambil menunggu Nasrudin makan dan minum bersama para tamu undangan. Ia juga ngobrol bersama mereka.

    Tuan rumah kemudian memanggil Nasrudin. Nasrudin pun menghadap dan memberikan amplop kepada tuan rumah. Kemudian, si tuan rumah membuka amplop itu. Tapi ia kebingungan karena di sana hanya ada kertas kosong.

    Ia berkata kepada Nasrudin, "Apa kamu yakin surat ini ditujukan kepadaku?"

    "Ia tuan", jawab Nasrudin.

     "Surat ini tidak beralamat. Saya juga tidak mendapati siapa pengirim surat. Bahkan, kertas yang ada di dalam amplop kosong, tidak ada tulisannya", ikata tuan rumah. Ia menunjukkan kertas kosongh itu kepada Nasrudin.

   "Iya benar tuan. Tidak ada tulisan dio atas kertas itu, karena surat itu dibuat dalam keadaan terburu-buru", jawab Nasrudin.



       
Catatan: Tulisan ini merupakan terjemahan dari buku berjudul "Nasrudin The Clever Man"

Ponorogo, 9 Oktober 2011