Menjamu Semampunya

Nabi Saw tidak memaksa sahabatnya terhadap apa-apa yang mereka tidak mampu. Hal itu sebagai pengamalan dari firman Allah SWT, "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" (Al-Baqarah: 286)

Jabir bin Abdillah RA adalah seorang laki-laki mulia lagi dermawan. Ia memuliakan setiap tamunya dan suka mengajak orang lain berkunjung ke rumahnya.

Pada suatu hari, beberapa orang berkunjung ke rumah Jabir dalam rangka silaturrahim. Pada waktu itu ia tidak mempersiapkan makanan untuk mereka, karena kunjungan itu tak disangkanya. Ia pun menyambut mereka dan mempersilahkan mereka masuk.


Jabir masuk ke dalam rumahnya utnuk mencari makanan sebagai bentuk penghormatan terhadap teman-temannya. Akan tetapi dia tidak menemukan makanan apapun makanan di rumahnya selain roti dan cuka. Ia pun menghidangkan roti dan cuka tersebut di hadapan mereka. 

Ia berkata kepada mereka,"Sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah bersabda,' Lauk (sesuatu yang dimakan bersama roti) yang paling nikmat adalah cuka. Sungguh celakalah  bagi seseorang yang kedatangan rombongan dari saudara-saudaranya kemudian ia menganggap remeh apa yang ada di rumahnya untuk disuguhkan kepada mereka. Demikian juga celakalah bagi satu kaum yang meremehkan sesuatu yang disuguhkan kepada mereka.” (HR. Hakim dan Abu Ya'la)
NB: Terjemahan dari Kitab Silsilatul Adab, Bab Qashashu adaabiz Ziyaarah sub judul Isthithoo'atul Mazuuri


Panceng, Gresik, 8 April  2013

0 Response to "Menjamu Semampunya"

Posting Komentar

Jangan lupa komen di sini ya :-)