Beliau bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia bersilaturrahim" (HR. Muttafaqun 'alaih)
Ada salah seorang sahabat Rasul yang mengamalkan perintah ini. Ia mengunjungi kerabat dekatnya. Ia hendak menyambung siaturrahim dengan mereka. Akan tetapi, mereka tidak mengunjunginya serta tidak bermuamalah dengan baik dengannya.
Ia pun marah dan menemui Rasul untuk mengadukan hal itu. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, saya memiliki kerabat dekat. Saya menyambung silaturrahim dengan mereka, tapi mereka memutusnya (yaitu tidak balik mengunjunginya), saya berbuat baik kepada mereka tapi mereka membalas dengan kejelekan, saya berlemah lembut dengan mereka tapi mereka membalas dengan sikap kasar.
Rasulullah Saw pun menasehatinya agar tetap meneruskan berkunjung dan menyambung silaturrahim dengan mereka. Dengan melakukan itu, ia akan mendapatkan pahala yang besar. Adapun mereka, yaitu kerabat dekatnya, memperoleh dosa disebabkan buruknya muamalah mereka.
Rasulullah Saw bersabda, "Kalaulah benar seperti yang kamu katakan, maka kamu bagaikan memberi mereka makanan berupa abu yang panas. Dan kamu akan terus mendapatkan ketetapan hati dan taufiq dari Allah selama kamu tetap melakukan itu". (HR. Muslim)
NB: Terjemahan dari Kitab Silsilatul Adab, Bab Qashashu adaabiz Ziyaarah sub judul Ziyaaratul Aqaaribi
Panceng, Gresik, 19 April 2013
0 Response to "Tetap Bersilaturrahim Walau Diacuhkan"
Posting Komentar
Jangan lupa komen di sini ya :-)