Memberi Penghormatan dengan Berdiri

Memberi Penghormatan dengan Berdiri
Ummul Mukminin Aisyah RA bercerita,

 "Saya tidak pernah melihat seorang pun diantara manusia yang paling mirip dengan nabi baik dari segi cara berbicara, bercerita, dan cara duduk beliau daripada Fatimah RA. Jika nabi Saw melihat Fatimah datang, beliau menyambutnya, kemudian berdiri dan menciumnya. Setelah itu Rasulullah memegang tangannya dan memintanya duduk di tempat beliau.

Demikian juga, ketika nabi Saw datang menemui Fatimah, Fatimah menyambut beliau, kemudian berdiri dan mencium nabi.

Menjawab Salam

Menjawab Salam


Pada suatu hari, Utsman bin Affan RA berada di dalam masjid. Sa'ad bin Abi Waqash RA yang berlalu di sampingnya mengucapkan salam. Utsman melihat ke arah Sa'ad, tapi tidak menjawab salamnya. 

Sa'ad kemudian mengadukan hal itu kepada amirul mukminin, Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab pun mencari Utsman dan berkata kepadanya," Apa yang menghalangimu untuk tidak menjawab salam saudaramu?"

Utsman menjawab, "Saya tidak melakukan hal itu".

Salam untuk Penghuni Kubur

Salam untuk Penghuni Kubur
Pada suatu malam, nabi Saw tidur di rumah Aisyah RA. Sesudah tidur di atas kasur,  beliau berdiri dengan hati-hati dan keluar. Aisyah mengetahui hal itu. Ia pun keluar berjalan di belakang nabi sampai tiba di Baqi' (nama tempat yang merupakan kuburan orang Islam).

Nabi Saw berdiri dalam waktu yang lama.  Beliau mengangkat kedua tangannya dan berdoa sebanyak 3 kali. Setelah itu, beliau kembali ke rumah. Aisyah juga kembali ke rumahnya mendahului nabi, lalu berbaring di atas kasurnya.

Goresan Hikmah Part 5

Goresan Hikmah Part 5
Hapuslah bayang-bayang kelam masa lalu...
Injaklah langkah-langkah hitam yang tersisa sampai tak berbekas...
Ingat, hari yang sudah lewat sudah basi dan mati...
Tak perlu ditangisi dan disesali...
Tataplah hari ini dan esok dengan tatapan tajam setajam tatapan elang....
Salam Sukses :)


Sikap terbaik orang yang jatuh adalah terus berusaha naik dan naik hingga ia terus meninggi sampai puncak....

Goresan Hikmah Part 4

Goresan Hikmah  Part  4
Menyelesaikan sebuah pekerjaan akan menghasilkan kebahagiaan...
Maka selesaikanlah pekerjaan dengan sebaik-baiknnya....



Allah-lah tempat bergantung. Bukan manusia!!!


Tidak bisa dipungkiri, bahwa tidak ada manusia yang tak pernah berbuat salah....
Jadi, jangan sampai kesalahan yang menimpa diri justru menerjunkan kita pada jurang yang dalam...


Pasti bisa!!!
Hanya saja, perlu perbaikan terus-menerus...

Goresan Hikmah Part 3

Goresan Hikmah  Part 3
Internal lebih baik daripada eksternal....
Batin lebih bagus dari fisik..
Tapi, banyak yang tergoda dan tertipu oleh sisi eksternal dan fisik...

Bersyukur tidak hanya melalui lisan dan hati....
Tapi, juga melalui perbuatan....

"Mereka" tetap saudara kita, karena mereka masih bersyahadat...
Sungguh tidak layak membenci, apalagi memusuhi...
Haram bersikap seperti itu...

Sukses itu tidak hanya untuk diri-sendiri...
Tapi juga untuk orang lain...
Untuk orang banyak...
Untuk masyarakat....

Salam dan Kemuliaan

Salam dan Kemuliaan

Nabi Saw pergi mengunjungi Sa'ad bin 'Ubadah RA di rumahnya. Beliau berdiri di depan pintu rumahnya dan bersabda:"Assalamu'alaikum Warahmatullah". Pada waktu itu, Sa'ad dan anaknya, Qais berada di dalam rumah. Sa'ad menjawab Rasul Saw dengan suara yang rendah, sehingga Rasul Saw tidak mendengar suaranya. 

Qais berkata kepada ayahnya: "Apakah engkau tidak mengizinkan Rasulullah?" Sa'ad menjawab:"Saya melakukan ini agar Rasulullah memperbanyak salam kepada kita".

Salam yang Abadi

Salam yang Abadi
As-salam adalah salah satu dari nama-nama Allah Swt. Allah mejadikannya tanda kasih sayang dan rahmat. Allah telah meridhainya sebagai penghormatan bagi kaum mukminin. Ketika orang-orang saling bertemu, maka mereka mengawalinya dengan salam. 

Tatkala  menciptakan Adam As, Allah Swt berfirman kepadanya: "Pergilah, dan ucapkanlah salam kepada mereka yang ada di sana. Lalu dengarkanlah salam penghormatan dari mereka. Sesungguhnya salam penghormatanmu adalah salam penghormatan bagi keturunanmu".

Salam di Surga

Salam di Surga
Di surga terdapat banyak kenikmatan. Allah memberikan keselamatan dan kenikmatan yang agung kepada hamba-Nya. 

Diceritakan bahwa tatkala penduduk surga memasuk surga, terdapat cahaya yang bersinar terang. Mereka kemudian menngangkat kepala mereka untuk melihat sinar itu. 

Tatkala Allah berada di atas mereka dan melihat mereka, Dia berfirman:"Keselamatan atas kalian wahai penduduk surga".

Salam sebelum Minta Izin

Salam sebelum Minta Izin
 Salah seorang sahabat mengunjungi Nabi Saw  di rumah beliau. Ia adalah laki-laki dari bani 'Aamir. Ia ingin masuk ke dalam rumah nabi. Tatkala  berdiri di depan pintu, ia berkata: "Apakah saya boleh masuk?"

Nabi Saw pun berkata kepada pembantunya: "keluarlah dan ajarkan dia tentang cara minta izin, dan katakan kepadanya;" katakan: 'Assalamu'alaikum', 'Apakah saya boleh masuk?

Salam dan Shalawat

Salam dan Shalawat

Pada suatu hari, sebagian kaum muslimin berkumpul di sahabat mulia Sa'ad bin 'Ubadah RA. Nabi Saw pun hadir di tengah-tengah mereka. Mereka senang akan hal itu.

Basyir bin Sa'ad bin 'Ubadah RA berkata: "Wahai Rasulullah, Allah memerintahkan kita agar bershalawat kepada engkau. Bagaimana cara kami bershalawat?"

Nabi Saw diam dalam waktu yang lama. Sampai-sampai, para sahabat berandai-andai basyir tidak menanyakan hal itu".

Salam Penghormatan dalam Surat

Salam Penghormatan dalam Surat

Allah Swt mengutus  nabi Muhammad Saw sebagai petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam.

Sesudah Fathu Mekkah, syariat Islam ditegakkan di Mekah dan Madinah, serta negeri-negeri tetangga.

Nabi Muhammad Saw memberi perhatian yang besar dalam mendakwahkan kepada para raja dan pemimpin agar masuk Islam. 

Beliau juga mengirim surat kepada Kisra, raja Persia. Beliau bersabda dalam surat tersebut:

You Must READ, Sukses adalah Kepastian

You Must READ, Sukses adalah Kepastian
COBA KITA ambil sebuah bolpen. Kita pegang ujungnya dan kita lepaskan. Pasti, bolpen itu akan jatuh bebas ke tanah.

Kalau kita ambil lagi bolpen itu, lalu kita jatuhkan, pasti ia akan jatuh kembali. Begitu seterusnya. Berapa kalipun kita jatuhkan, bolpen itu pasti jatuh.

Kata yang digunakan adalah pasti, bukan insyaAllah. Karena jatuh adalah kepastian. Dan jatuhnya adalah kehendak Tuhan, kecuali Tuhan berkehendak lain.

Begitu juga dengan kesuksesan. Kesuksesan adalah kepastian. Siapapun kita, pasti akan sukses. Ini adalah hukum alam.  Masalahnya hanyalah, seberapa lama kita meraih kesuksesan.

Salam yang Memperdaya

Salam yang Memperdaya

Pada suatu hari, segerombolan orang Yahudi mendatangi nabi Saw. Waktu itu, Aisyah RA ikut menemani beliau.

Orang-orang Yahudi itu berkata:"Assaamu 'alaikum", "Kematian dan kehancuran atasmu".

Nabi Saw menjawab salam mereka: "Wa'alaikum", "Dan atas kalian juga". Beliau tidak menambah, melainkan hanya dengan jawaban seperti itu.

Berlomba Mengucapkan Salam

Berlomba Mengucapkan Salam
Ada salah seorang sahabat yang bernama Al-Agharru bin Yasar Al-Mazni RA.

Pada suatu hari, nabi Saw memerintahkan salah seorang laki-laki dari kaum Anshor untuk memberikan Al-Agharru sejumlah kurma yang beliau miliki.

Akan tetapi, laki-laki Anshor itu menunda-nunda waktu untuk memberikan kurma tersebut kepada Al-Agharru. Al-Agharru pun mengadu kepada Rasulullah Saw. Rasul bersabda: "Wahai Abu Bakar, pergilah! Ambilah kurmanya!"

Mengucapkan Salam di Pasar

Mengucapkan Salam di Pasar

Dua  sahabat rasul yang mulia, Abdullah bin Umar dan Ath-Thufail bin Ka'ab RA saling berteman dengan akrab. Satu dengan lainnya saling mencintai.

Abdullah mengajak Ath-Thufail menemaninya ke pasar. Ath-Thufail merasa heran atas apa yang dilakukan Abdullah, karena ia ke pasar tidak membeli atau menjual apapun. Ia hanya mengucapkan salam kepada setiap orang Islam yang ia temui; baik yang kecil ataupun yang tua, baik yang kaya atau miskin.

Pahala Salam

Pahala Salam
Pada suatu hari, nabi Saw duduk bersama para sahabat beliau. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berkata: "Assalamu'alaikum"(dia tidak menyempurnakan salamnya). Maka Rasul Saw menjawab salamnya. Laki-laki itu pun duduk. Rasul Saw bersabda kepada para sahabat beliau: "Sepuluh" (maksudnya adalah, pahala dari alam yang tidak lengkap ini adalah 10 kebaikan).

Abdul Qadir Jailani: Antara Akidah dan Karamahnya

Abdul Qadir Jailani: Antara Akidah dan Karamahnya
Oleh: Luqman Hakim

SIAPA tak kenal Syeikh Abdul Qadir Jailani? Di Indonesia, nama ini bukanlah nama yang asing. Hampir semua muslim Indonesia mengenalnya. Bahkan tidak hanya di Indonesia, ia dikenal baik di seluruh belahan dunia muslim.  Namun sayang, tidak sedikit orang yang telah salah kaprah dalam menilai sosoknya. Dalam bahasa lain, mereka mengkultuskannya di atas manusia pada umumnya, hingga nyaris mensejajarkannya dengan nabi, bahkan lebih tinggi dari beliau (Nabi).


Sebagai contoh, dalam karya Dr. Sa’id bin Musfir Al-Qahthani, As-Syeikh Abdul Al-Jailani wa Arauhu Al-I’tiqadiyah wa Ash-Shufiyah, diceritakan bahwa guru penulis (Al-Qahthani) pernah masuk ke kota Baghdad, Iraq. Ia masuk sekolah Al-Qadariyah. Di dinding qubahnya ditulis sebagian bait-bait syair dengan bahasa Persi. Adapun terjemahannya adalah:


Penguasa dua dunia Syeikh Abdul Qadir Jailani
Pemimpin keturunan anak Adam
Syeikh Abdul Qadir Jailani
Matahari, bulan,
Arsy, Kursi dan Pena
Berada di bawah Syeikh Abdul Qadir Jailani

Lantas, siapa Abdul Qadir Jailani sebenarnya? Bagaimana pemahamannya dalam masalah akidah? Lantas, bagaimana dengan berbagai karamah yang dinisbatkan kepadanya sehingga ia dikultuskan?

Adab Memberi Penghormatan

Adab Memberi Penghormatan

Islam adalah agama yang sangat menganjurkan untuk saling menyebarkan cinta dan kasih sayang antara sesama manusia, sehingga mereka hidup dalam persaudaraan persahabatan.

Dan salam itu adalah penghormatan para malaikat dan nabi  Allah. Ia adalah undangan rahmat, barokah, dan kebaikan.

Salam juga merupakan tanda adanya cinta di hati, menguatkan ikatan persaudaraan, dan menghidupkan cinta di antara manusia.

Seorang muslim hendaklah memberi penghormatan kepada setiap muslim, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Hendaklah  yang muda  memberi salam kepada yang tua, yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan, dan yang sedikit kepada yang banyak.

Gaji Pekerja

Gaji Pekerja
Pada zaman dahulu kala, seoramg laki-laki menyewa beberapa pekerja untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah pekerjaannya  selesai, satu-persatu dari para pekerja itu mengambil gajinya. Akan tetapi, ada 1 orang dari pekerja itu yang tidak mengambil gajinya dan pergi begitu saja.

Orang yang mempekerjakan (menyewa) mereka kemudian mengembangkan gaji pekerja itu hingga menghasilkan banyak sapi dan kambing.

Sesudah berapa lama, si pemilik gaji itu kembali untuk meminta gajjinya. Laki-laki itu pun memberikan seluruh sapi dan kambing yang diperoleh dari gajinya yang dikembangkan. Si pemilik gaji itu mengira bahwa laki-laki itu mengejeknya.

Pemilik Kebun

Pemilik Kebun

Nabi Saw menceritakan kepada para sahabatnya tentang seorang laki-laki yang berjalan di padang pasir. Laki-laki itu mendengar suara di atas awan, "Siramlah kebun fulan".

Awan itu kemudian bergerak menuju kebun itu. Awan itu pun menuangkan seluruh  airnya di jalan yang ia lewati. Laki-laki itu mengikuti gerakan air itu yang menuj sebuah kebun. Ternyata di kebun itu ada seseorang yang bekerja memindahkan air untuk menyirami tanamannya.

Pembatas di antara 2 Gunung

Pembatas di antara 2 Gunung
Dzulkarnain adalah raja yang adil. Allah menganugerahkan kepadanya kerajaan yang besar.

Pada suatu hari, ia keluar dan berjalan-jalan di kerajaannya. Ia merasa tenang melihat kondisi rakyatnya. Ia kemudian melewati kaumnya yang tinggal di belakang 2 gunung. 

Tatkala melihat Dzulkarnain, mereka memintanya membuat pembatas antara mereka dengan Ya'juj dan Ma'juj. Karena, mereka (kaum Ya'juj dan Ma'juj) suka berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka menawarkan imbalan, tapi Dzulkarnain menolak.

Pemahaman yang Salah

Pemahaman yang Salah

Seseorang yang shalih pergi ke sebuah tempat untuk memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi, ia tidak menemukan petugas khusus di sana. Ia bertanya kepada seseorang tentang keberadaannya. ia menjawab bahwa petugas khusus tersebut sedang mempersiapkan diri untuk shalat.

Pada waktu itu waktu adzan shalat dzuhur masih 1 jam lebih lagi.

Laki-laki itu kemudian bertanya kepada orang-orang tempat petugas khusus tersebut. Mereka menunjukkannya. Setelah laki-laki itu menemukahuin petugas khusus itu, ia meminta tolong kepada petugas tersebut agar memenuhi kebutuhannya. Petugas itu berkata dengan nada marah:"Tidakkah kamu mngetahui bahwa shalat adalah kewajiban bagi setiap muslim?

Laki-laki shalih itu berkata:" Pekerjaannmu ini juga merupakan ibadah"

Memerdekakan Budak

Memerdekakan Budak
Pada suatu hari, nabi Saw berjalan di salah satu jalan di Madinah. Beliau melihat Abu Mas'ud Al-Badary RA memukul budaknya menggunakan cambuk dengan cambukan yang sangat keras. Nabi mendatanginya dari belakangnya dan berseru: "Ketahuilah wahai Abu Mas'ud!" Akan tetapi,  Abu Mas'ud tidak mengetahui suara beliau karena sangat marah. 

Tatkala nabi Saw mendekat, Abu Mas'ud mengetahuinya. Beliau bersabda:" Ketahuilah wahai Abu Mas'ud, sesungguhnya Allah lebih mampu darimu atas pemuda ini".

Jalan Menuju Pasar

Jalan Menuju Pasar

Di Madinah Munawwarah, nabi Saw mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshor. Abdurrahman bin ‘Auf dari muhajirin dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rubay’i dari Anshor.

Sa’ad menawarkan separuh dari hartanya kepada Abdurrahman. Akan tetapi, Abdurrahman bin ‘Auf menolak dan tidak mengambil apapun. Ia lebih mengutamakan mendapatkan harta dengan tangannya sendiri. Ia berkata kepada Sa’ad: “ Semoga Allah memberkatimu dan juga keluargamu”. Ia pun minta ditunjukkan jalan menuju pasar. Sa’ad pun menunjukkannya.

Pemilik Kapak

Pemilik Kapak


Pada suatu hari, salah seorang fakir miskin meminta uang kepada Rasulullah Saw. Akan tetapi, Rasul tidak memberinya. Beliau bertanya kepada si fakir harta apa yang ia miliki. Ia menjawab bahwa ia memiliki kain dan bejana. Rasul kemudian memerintahkannya untuk menghadirkan harta miliknya itu ke hadapan beliau.

Setelah laki-laki fakir itu menyerahkannya kepada  Rasulullah Saw, beliau kemudian menjualnya hingga memperoleh uang sejumlah 2 dirham. Beliau menyerahkan uang itu kepada si peminta-minta tersebut. Beliau memerintahkan kepadanya agar membeli makan untuk keluarganya dan sisanya dibelikan kapak.

Laki-laki itu melaksanakan apa yang Rasul perintahkan. Ia pun kembali ke hadapan Rasul dengan membawa kapak. Rasulullah Saw bersabda: “Pergilah mencari kayu bakar. Dan saya tidak mau melihatmu sampai 15 hari sampai kamu membawa uang”.

Rizki Allah

Rizki Allah
Pada suatu hari, Rasulullah Saw shalat fajar bersama sahabat beliau di masjid. Usai shalat, beliau beliau pergi ke rumah putrinya, Fatimah RA. Beliau mendapatinya masih tidur. Beliau kemudian membangunkannya dan memberitahukan tentang keutamaan waktu pagi, di mana terdapat kebaikan dan barakah di dalamnya. 
Beliau bersabda: "Wahai putriku, bangunlah dan lihatlah rizki Tuhanmu. Janganlah menjadi orang yang lalai. Sesungguhnya Allah membagi-bagi  rizki manusia  di antara terbitnya fajar dan terbitnya matahari. (HR. Baihaqi)

Usaha yang Baik

Usaha yang Baik
Pada suatu ketika di pagi hari, para sahabat duduk bersama nabi Saw. Mereka melihat laki-laki yang kuat, cepat jalannya, cekatan dalam bekerja.

Para sahabat kagum akan kekuatan dan ketekunan laki-laki itu. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, seandainya laki-laki ini berada di jalan Allah. (Maksudnya adalah, seandainya kekuatan yang ia miliki digunakan untuk berjihad di jalan Allah. maka hal itu akan lebih baik baginya)

Kera dan Dompet

Kera dan Dompet

Pada zaman dahulu, ada seorang laki-laki yang sibuk dalam perdagangan. Akan tetapi, ia terbiasa menipu manusia, baik dalam penjualan maupun dalam timbangan.


Suatu hari, ia menjual barang-barang dagangannya. Ia menaiki perahu untuk kembali ke negeri asalnya. Ia bersama seekor kera yang selalu menemaninya kemanapun ia pergi.


Di perahu itu, ia sembunyikan dompetnya yang penuh dengan uang. Setelah itu, ia tidur. Tatkala bangun, ia tak mendapati kera yang biasanya selalu bersamanya.

Kurma Mahal

Kurma Mahal
Pada musim dingin, Ali bin Abi Thalib RA kembali ke rumahnya. Ia sangat lapar, akann tetapi di rumahnya tidak ada makanan. Ia kemudian mengambil jubahnya yang terbuat dari kulit untuk mengusir dingin. Ia keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan sehingga dia makan pada hari itu.


Ali melewati kebun seorang Yahudi. Ia mengintip dari celah yang terdapat di pagar kebun. Ia mendapati orang Yahudi itu mengairi tanamannya menggunakan ember.

Mahar untuk Seorang Pemudi

Mahar untuk Seorang Pemudi
Ayah dari dua pemudi itu mendengar cerita mereka berdua tentang nabi Musa yang telah membantu memberikan minum untuk kambing-kambing mereka  (baca juga...). 

Ia kemudian menyuruh  salah satu dari putrinya itu untuk mengundang nabi Musa sebagai rasa terimakasih. Putrinya itu pun pergi menemui nabi Musa dan berkata,  "Sesungguhnya ayahku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami"(Al-Qashas: 25).

Adab 2 Pemudi

Adab 2 Pemudi
Ada seorang lelaki tua yang hanya memiliki 2 anak perempuan. Ketika lelaki itu sudah lemah, tidak lagi mampu bekerja,  2 anak perempuannyalah yang kemudian  bekerja menggembalakan kambing ayahnya. Siang hari mereka berdua berangkat dan menjelang maghrib pulang, yaitu setelah kambing-kambing mereka sudah kenyang dengan rumput dan air. 

Pada suatu hari, kedua pemudi itu pulang lebih cepat dari biasanya. Ayah mereka bertanya penyebabnya. 

Keduanya menjawab, bahwa, ketika mereka seperti biasa  menunggu dari kejauhan para pengembala lain yang mengambil air dari sumur untuk minuman kambing, tiba-tiba ada seorang lelaki mendekati keduanya dan bertanya tentang urusan mereka berdua.

Kepayahan dalam Bekerja

Kepayahan dalam Bekerja
Ali bin Abi Thalib RA menikahi Fatimah binti Rasulullah Saw. Dalam kesehariannya, Fatimah menggiling tepung dengan alat penggiling di rumah suaminya sampai  kelelahan.

Ali kemudian menyuruhnya menghadap Rasulullah Saw untuk meminta seorang pembantu yang akan membantu meringankan pekerjaan rumahnya. 

Fatimah pun pergi menemui Rasulullah Saw. Akan tetapi ia malu meminta-minta kepada beliau (Rasulullah Saw). Fatimah akhirnya kembali ke rumah.

Setelah itu, Fatimah kembali kepada Rasulullah Saw kedua kalinya. Kali ini, ia ditemani Ali, suaminya. Mereka berdua mengadu kepada Rasul akan banyaknya pekerjaan mereka serta rasa capek yang luar biasa. mereka berdua meminta kepada Rasul agar memberi mereka pembantu.

Adab-adab dalam Bekerja

Adab-adab dalam Bekerja
Amal Shaleh dan usaha yang baik adalah ibadah yang akan dibalas oleh Allah Swt dengan pahala yang agung. Allah Swt telah memerintahkan orang-orang beriman untuk berusaha di dunia dengan sungguh-sungguh serta dalam kebaikan. Dengan begitu, Allah akan memberikan balasan yang setimpal.

Allah Swt berfirman, "Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan". (QS, Al-Mulk, 15)

Ketika seorang muslim menjawab seruan Allah ini, ia akan bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh menggunakan kedua tangannya. Sungguh ia merasakan lezatnya ketaatan dan pahala ibadah. Ia juga mendapatkan kelapangan rizki bagi dirinya ataupun untuk keluarganya.

Tiga Jenis Orang dalam menyikapi Ilmu

Tiga Jenis Orang dalam menyikapi Ilmu
Pada suatu hari, Nabi Saw sedang mengisi majelis ilmu di masjid bersama para sahabat beliau. Saat majelis ilmu berlangsung, ada 3 orang yang masuk melewati pintu masjid.

Orang pertama melihat-lihat tempat yang kosong di tengah-tengah halaqah yang menjadi tempat duduk para sahabat. Ketika menemukan tempat yang kosong, ia duduk di sana. Ia mendengarkan penjelasan Rasulullah Saw dengan sungguh-sungguh.

Adapun orang kedua duduk di halaqah paling belakang.

Pemahaman yang Jelas

Pemahaman yang Jelas
Siti Aisyah RA, istri Rasulullah Saw adalah orang yang sangat mencintai ilmu. Jika ia tidak mengetahui sesuatu, ia akan bertanya. Jika belum paham, ia akan terus bertanya hingga apa yang ditanyakannya menjadi jelas.

Suatu ketika, dia mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang dihisab, maka akan disiksa"

Sikap Berani dalam Belajar

Sikap Berani dalam Belajar
Pada suatu hari, Rasulullah Saw duduk bersama para sahabat. Beliau bertanya kepada mereka, "Sesungguhnya ada sebuah pohon yang daunnya tidak akan jatuh. Pohon ini adalah permisalan bagi seorang muslim. Pohon apa yang saya maksud?"

Para sahabat yang hadir mencari jawaban atas pertanyaan Rasulullah Saw, tapi tidak ada yang mengetahuinya. Pada waktu iyu, Abdullah bin Umar juga hadir. Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Pohon itu adalah pohon kurma". Akan tetapi dia malu menjawab pertanyaan Rasulullah Saw karena majlis ilmu tersebut dihadiri oleh para sahabat yang lebih tua darinya".

Ilmu dan Taqwa

Ilmu dan Taqwa
Imam Syafi'i adalah seorang yang sangat cerdas dan kuat hafalannya. Diceritakan bahwa, ketika ia membaca kitab, ia menutup halaman berikutnya dengan tangannya, hingga hafalan yang kanan dan halaman yang kiri tidak bercampur baur. Hal itu disebabkan kecepatan hafalan dan kekuatan ingatannya.

Pada suatu hari, Imam Syafi'i pergi menemui gurunya, Waki'. Ia mengadu kepada gurunya itu akan kelemahan hafalannya  yang tidak seperti biasanya.

Rihlah Ilmiah

Rihlah Ilmiah
Sahabat mulia Jabir bin Abdillah RA sangat bersemangat dalam mengumpulkan hadits nabi sesudah beliau Saw wafat.

Pada suatu kesempatan, Jabir mendapatkan informasi bahwa ada sahabat nabi yang tinggal di Syam memiliki hadits. Jabir pun membeli unta dan melakukan perjalanan ke negeri Syam.

Tatkala Jabir sampai di rumah sahabat tersebut, ia berkata kepada pembantunya, "Katakan kepadanya bahwa Jabir sekarang menunggu di depan pintu".