Ketika Rasa Sakit Menyapa

Sobat…..

     Apa yang akan kita lakukan ketika rasa sakit menerpa? Berdiam diri dan menunggu sampai sembuh, pergi ke rumah sakit, menemui dukun, atau apa?

Sobat….

     Dalam agama Islam, kita diperintahkan untuk berupaya dan berupaya agar kita bisa kembali sembuh. Ya, kita diperintahkan. Kita bisa pergi ke rumah sakit, atau membeli obat di toko terdekat. Semua itu adalah bentuk usaha kita.

     Namun ada satu hal yang tidak boleh lepas dari itu semua. Yaitu, kita haruslah tetap yakin bahwa sang penyembuh adalah Allah. Bukan dokter dan juga bukan obat yang menyembuhkan kita, melainkan Allah. Sekali lagi, Allahlah sang penyembuh. Dialah As-syafii, Yang Maha Menyembuhkan. Kita harus yakin itu.

Sobat….

         Selain itu, ada satu hal lain yang harus kita perhatikan ketika sakit datang menyapa. Yaitu, kita dilarang keras menemui dukun ataupun memakai jimat sebagai media penyembuh bagi rasa sakit yang menerpa. Ya, kita dilarang. Dilarang keras.

       Mungkin akan ada pertanyaan, bagaimana dengan kasus “Ponari” di sebuah daerah di Jawa Timur? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah, ya….termasuk kasus “Ponari”. Itu setali tiga uang alias sama saja dengan praktek perdukunan. Karena hanya bermodal air yang dicelupkan dengan batu, maka sudah menjadi obat yang manjur. Sungguh, cara-cara seperti ini termasuk yang dilarang (keras) dalam Islam.

Sobat…

     Ada sebuah riwayat yang menjelaskan tentang tidak bolehnya kita menggunakan praktek perdukunan dalam usaha menyembuhkan rasa sakit kita. Kita hanya diperbolehkan berobat secara Islami. Dan, yang tidak kalah penting, kita harus tetap yakin, bahwa yang menyembuhkan Adalah Allah, bukan yang lain. Di bawah ini adalah riwayat tersebut yang saya nukilkan dari Kitab Silsilatul Adab, yaitu pada bab Adab Kepada Allah pada sub judul “Allaahu As-Syaafi, Allah Yang Maha Menyembuhkan”. Semoga bermanfaat.



Allah Maha Penyebuh

       Suatu hari, Abdullah bin Mas’ud menemui istrinya. Maka ia melihat di leher istrinya terdapat kalung terbuat dari benang. Maka Abdullah bin Mas’ud pun bertanya, “Apa ini?” Istrinya menjawab, “Ini adalah benang yang akan menyembuhkanku”.

      Lalu Ibnu Ma’ud mengambil benang itu dan memutusnya. Kemudian ia berkata pada istrinya, “Keluarga Abdullah harus terbebas dari kesyirikan. Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya ruqyah (ruqyah di zaman jahiliah, bukan ruqyah syar’iyyah), tamimah dan taulah (keduanya bagian dari sihir) adalah kesyirikan’”.

      Istrinya kemudian menceritakan bahwa matanya sakit dan sering keluar air. Rasa sakit itu kemudian sembuh setelah diobati oleh orang Yahudi. Ibnu Mas’ud pun berkata, “Sesungguhnya hal itu bagian dari amalan syaitan. Ia (dukun Yahudi) mengobati dengan cara mengusap dengan tangannya, lalu mengikatkan benang (di leher). Sesungguhnya cukup bagi engkau dengan berdoa sebagaimana rasulullah sallaahu’alaihi wasallam ajarkan, “Wahai Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah penyakit yang menimpaku. Sembuhkanlah aku. Eangkaulah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan sejati kecuali yang datang dari-Mu. kesembuhan yang tidak membawa rasa sakit atau penyakit lain




Poorogo, 12 November 2011

 

0 Response to "Ketika Rasa Sakit Menyapa"

Posting Komentar

Jangan lupa komen di sini ya :-)