Mengenali Seluk Beluk Liberalisasi Pemikiran Islam

Oleh: Luqman Hakim

                                             
Judul : Liberalisasi Pemikiran Islam (Gerakan bersama 
Missionaris, Orientalis, dan Kolonialis)

Penulis : Dr. Hamid Fahmy Zarkasy

Penerbit : CIOS-ISID-Gontor

Cetakan : Pertama Agutus 2008

ISBN : 970-16650-3-6

Tebal : x + 316 halaman


        Akhir-akhir ini umat Islam di Indonesia dikejutkan dengan berbagai lontaran gagasan para pengusung paham sepilis (sekularisme, pluralism, dan liberalisme) yang terasa asing di telinga. Sebutlah misalnya, gagasan yang menyatakan bahwa lesbian dan homoseksual merupakan fitrah; dan oleh karenanya tidak benar kalau keduanya dikatakan perilaku menyimpang. 

       Gagasan lain yang seringkali mereka lontarkan adalah, semua agama yang ada di dunia sama saja. Tuhannya pun sama, hanya namanya saja yang berbeda. Lebih jauh lagi, mereka punya anggapan (bahkan keyakinan) bahwa di surga nanti akan ada umat Islam, umat Kristen, umat Hindu, dan para penganut agama yang lain. Mereka semua hidup bahagia di surga. Dan masih banyak gagasan-gagasan “aneh” lain yang tak pernah ada sebelumnya.

      Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, mengapa gagasan-gagasan tersebut bisa muncul? Dan, kenapa paham-paham yang merusak sendi-sendi agama Islam tersebut bisa masuk ke dalam pemikiran Umat Islam?

     Dalam buku berjudul “Liberalisasi Pemikiran Islam” yang ditulis oleh Dr. Hamid Fahmi Zarkasy, diungkap dengan rinci mengapa paham-paham yang merusak akidah umat tersebut bisa masuk ke dunia Islam dan siapa yang “mengekspornya”.

Dr. Hamid memaparkan bahwa Liberalisasi dalam berbagai bidang-termasuk liberalisasi pemikiran keagamaan Islam- merupakan salah satu program westernisasi (baca: pem”baratan”). Adapun pelaksana program westernisasi atau liberalisasi ini merupakan gabungan dari tiga agen utama yaitu kolonoalis, missionaris, dan orientalis.

      Namun karena ketiga agen tersebut telah cukup lama melaksanakan programnya di dunia Islam, mereka berhasil merubah cara berpikir para cendikiawan Muslim. Dengan begitu, pelaksana program liberalisasi tidak lagi terbatas pada orang-orang Barat, namun telah dibantu oleh sejumlah cendikiawan muslim. Di tangan cendikiawan Muslim inilah program liberalisasi kemudian diklaim sebagai “pembaharuan pemikiran Islam”. 

     Pada bab pertama, penulis yang juga direktur Institut of Islamic Thought (INSIST) ini memaparkan tentang hakekat peradaban Barat. Ia menjelaskan, Sejarah Barat tidak lepas dari peradaban Yunani Kuno yang dikawinkan degan peradaban Romawi. Ia kemudian membagi Barat menjadi dua bagian, yaitu Barat modern dan Barat postmodern. Barat modern memiliki asas peradaban rasionalisme, sekularisme, empirisme (posivitisme), dualisme atau dichotomy dan humanisme. Sedangkan Barat Posmodern memiki asas peradaban nihilisme, relativisme, anti-otoritas, pluralisme, multikulturalisme, persamaan/equality, feminisme/gender, dan liberalisme. Selain itu, dalam bab ini juga dijelaskan tentang para tokoh dan teolog Barat yang memiliki peran penting dalam melahirkan paham-paham ini.

      Pada bab kedua, dijelaskan perbedaan antara Barat dam Islam. Intisari dalam bab ini adalah, terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Barat dan Islam. Jika dalam Islam agama menjadi asas seluruh elemen peradaban, maka dalam Barat agama hanya salah satu elemen dari seluruh elemen peradaban.

     Di bab ketiga sampai bab keenam, pak Hamid banyak berbicara tentang seluk beluk liberalisme. Apa pengertian liberalisme? Bagaimana sejarah kelahirannya? Siapa saja agen-agennya? Bagaimana dampaknya di Indonesia?

     Lalu pada bab ketujuh, penulis yang juga kolumnis di hidayatullah.com ini menjelaskan tentang bagaimana penerapan liberalisasi pemikiran Islam yang terjadi di dunia Islam. Hal itu meliputi penyebaran doktrin relativisme, melakukan kritik terhadap Al-Quran, penyebaran paham pluralisme agama, mendekontruksi syariah, dan penyebaran paham feminisme dan gender.

      Dalam buku ini kita akan menemukan data-data penting yang mungkin tidak banyak ditemukan di buku lainnya. Salah satunya adalah tulisan tentang masukan dari Cheryl Bernard kepada pemerintah Amerika Serikat dalam menyikapi kelompok-kelompok dalam Islam yang kemudian dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah AS. 

      Ketika menyikapi kelompok modernis (termasuk mereka yang menamakan diri “Islam Liberal), misalnya, istri dari asisten khusus Presiden George W. Bush ini menyarankan agar mereka harus didukung dengan cara menyebarkan karya mereka, mendorong mereka untuk menulis, memberikan mereka ruang publik, mendorong program-program mereka, dan lain-lain (hal.76). Selain itu, mereka juga harus dididik (hal.69). Dalam menanggapi hal ini, Dr. hamid menyatakan bahwa apa yang dilakukan Cheryl Bernard ini merupakan bukti adanya upaya Pembaratan secara sitematis.

     Membaca doktor lulusan ISTAC (International Institute of Islamic Thought and Civilization) Malaysia ini, kita akan disuguhi pemaparan yang –bisa dikatakan-lengkap terkait seluk-beluk liberalisasi pemikiran Islam. Maka penting kiranya kita membaca buku ini sebagai upaya kita dalam menyelamatkan diri serta orang-orang disekitar kita dari serangan pemikiran liberal.

 


Ponorogo, 14 November 2011






2 Responses to "Mengenali Seluk Beluk Liberalisasi Pemikiran Islam"

  1. "Akhir-akhir ini umat Islam di Indonesia dikejutkan dengan berbagai lontaran gagasan para pengusung paham sepilis (sekularisme, pluralism, dan liberalisme) yang terasa asing di telinga."

    Sudah lama akhiy.... lama banget bahkan
    Tapi karena ke"kurang pedulian" umat Islam dan betapa besarnya lontaran-lontaran (sebenarnya gencaran) yang datang dari berbagai penjuru itu, sehingga umat seperti dinina bobokkan.

    keep recencing wae lah ....
    (tulisan inggrisnya bener ndak ya???)

    BalasHapus
  2. Iya, sebenarnya lumayan lama. Tapi maksud akhir-akhir ini ya,,,pada abad 21 gitu akhi. Artinya, di abad ini. D tahun-tahun terkahir. tapi, syukron atas masukannya..

    Doakan ya, moga istiqomah. Aku punya rencana untuk sering buat resensi ke depan. semoga bisa. O ya, setahu saya resensi bahasa inggrisnya review. Syukron ya, dah berkunjung

    BalasHapus

Jangan lupa komen di sini ya :-)